Presiden Jokowi resmikan Tol Bakauheni Lampung

Lampung,(cMczone.com) – Presiden Joko Widodo resmikan jalan Tol Trans Sumatera pada Minggu (21/1). Adapun ruas yang akan diresmikan adalah ruas Bakauheni-Terbanggi Besar seksi I dari Pelabuhan Bakauheni ke Simpang Susun Bakauheni dan seksi V dari Lematang ke Kota Baru Lampung.

Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) I Gusti Ngurah Putra mengatakan pihaknya telah menyelesaikan pembangunan ruas Tol Trans Sumatera Seksi I yang panjangnya 8,90 km dan Seksi 5 sepanjang 5,64 km.

“Seksi 1 merupakan bagian pengerjaan paket 1 Bakauheni-Sidomulyo, sedang seksi 5 merupakan bagian paket 2 Sidomulyo-Kota Baru,” ujar Putra seperti dikutip Antara, Jakarta, Sabtu (20/1).

Pengerjaan jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar dilakukan melalui sinergi BUMN, yakni antara Hutama Karya dengan 4 BUMN konstruksi lainnya, yaitu PP, WIKA, Waskita Karya, dan Adhi Karya.

Baca Juga :   Pemuda Pangkul Sukaraja Ciptakan Bank Sampah

Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,938 km terbagi dalam empat paket. PT PP (Persero) Tbk mengerjakan paket 1 dari Bakauheni ke Sidomulyo sepanjang 39,40 km, PT Waskita Karya (Persero) Tbk membangun paket 2 dari Sidomulyo ke Kotabaru sepanjang 40,6 km.

Sementara itu, PT AdhiKarya (Persero) Tbk menggarap Paket 3 dari Kotabaru ke Metro sepanjang 29 km dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mengerjakan paket 4 dari Metro ke Terbanggi Besar sepanjang 31,93 km.

Putra meyakini dalam mengerjakan keseluruhan paket pembangunan ruas jalan tol tersebut, pihaknya optimis dapat menyelesaikan sesuai target. Pengadaan tanah hingga kini, sudah 95,02 persen dan pengerjaan konstruksinya telah mencapai 65,65 persen.

“Melalui sinergi BUMN yang sudah terjalin sejak awal, kami optimis bisa menyelesaikan semuanya tepat waktu,” jelasnya.

Baca Juga :   Proyek peningkatan jalan Pelabuhan Peranggas - Sungai Kayu Ara dituding

Biaya pembangunan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar mencapai Rp 16,8 triliun, dan porsi modal atau ekuitasnya sudah tercapai 52 persen, yakni melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2015/2016 sebesar Rp 2,2 triliun, serta melalui penerbitan obligasi Hutama Karya secara bertahap sebesar Rp 6,5 triliun.

“Sementara sisanya sebesar 48 persen dipenuhi melalui skema pinjaman investasi dari 7 bank dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero),” jelasnya.

Pada 27 Desember 2017, Hutama Karya menerima pinjaman dari tujuh sindikasi perbankan yakni Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BCA, Bank CIMB Niaga, Bank Maybank Indonesia, Bank ICBC Indonesia, dan Bank Permata sebesar sekitar Rp 8 triliun.

“PT Sarana Multi Infrastruktur akan menyediakan stand-by loan untuk membantu perusahaan dalam melaksanakan kewajibannya apabila terjadi defisit cash flow selama masa operasi tol,” jelas Putra.(merdeka.com)