Ulakan,Ribuan Pengunjung Padati Acara Basapa *Safar* Makam Syeh Burhanuddin

Pariaman,(cMczone.com) – Indonesia memiliki beragam tradisi budaya yang tersebar di seluruh Tanah Air. Satu di antaranya adalah Basapa, yang acap digelar warga Padang Pariaman, Sumatra Barat. Pada peringatan ritual yang diselenggarakan pada Rabu (23/10/2019 malam hingga Kamis (24/10/2019) dini hari atau bertepatan dengan pekan ketiga bulan Syafar tahun Hijriyah, tampak puluhan ribu umat Islam menghadiri upacara ziarah ke Makam Syekh Burhanuddin mualai dari banten dan aceh, di kawasan Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman Sumbar.

Hujan yang turun di Pariaman tak menyurutkan minat para peziarah mengikuti acara yang hanya dilakukan sekali setahun itu. Saat Basapa dimulai disamping tempat berziarah ke makam syeh Burhanuddin,juga sebagai ajang kunjungan wisata,karena memang posisi nya berdekatan dengan pantai.

Keramaian di Ulakan yang berlangsung setiap tahun, membuat Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman menjadikan Basapa sebagai wisata ziarah. Dari pantauan cMczone.com dilapangan setiap tahunnya tak kurang dari 500 ribu peziarah yang datang ketika Basapa digelar. Sayangnya, lantaran lokasi makam yang sempit membuat banyak pengunjung tak tertampung.

Berdasarkan informasi yang dihimpun cMczone.com, nama Syekh Burhanuddin yang lahir pada 1021 sudah dikenal lama sebagai seorang ulama besar.wafat pada 20 Juni 1704. Sebagai bagian dari sistem matrilineal–yang berlaku buat suku Padang–Burhanuddin yang dilahirkan dengan nama Pono,Lelaki ini mulai mendalami dunia Islam sejak usia tujuh tahun.Dia berguru ke Syekh Abdur Rauf Singkel, seorang ulama asal Aceh. Abdur Rauf pula yang belakangan mengubah nama Pono menjadi Burhanuddin, yang berarti bukti nyata sifat yang religi.

Baca Juga :   Bantah Tak Ada Masalah, Kades Bukit Ranah Malah Sibuk Perbaiki Drainase Yang Dilaporkan ?

Beberapa tahun kemudian, Burhanuddin hadir di Ulakan dan Dia juga berhasil menyebarkan ajaran Islam ke sejumlah wilayah di Pulau Sumatera. Ajaran Shattariah kemudian diikuti sejumlah tarekat seperti Naksyabandiah, Samaniah, dan Kadiriah. Di Ulakan itu pula, pendidikan agama Islam dikenal luas. Satu di antaranya yang menimba ilmu di sana adalah pahlawan nasional, Tuanku Imam Bonjol.

Corak Ulakan kemudian menyebar dan mempengaruhi perkembangan substansi Islam di Tanah Minangkabau, sejak periode abad ke-17. Misalnya, sejak itu pula budaya bangunan surau mulai merebak. Termasuk di antaranya menggelar tradisi Basapa, yang acap dilakukan pengikut Tarekat Shattariah dan Nakshabandiah sebagai Basapa Gadang alias Bulan Safar Besar dan Basapa Ketek atau Bulan Safar Kecil.(BG 7 ON/Rian)