GENPPARI Menapaki Jejak Sejarah Kota Budapest, Lahirkan Konsep Wisata Sejarah Indonesia

Hunngaria (cMczone.com ) Perjalanan tim dari GENPPARI berikutnya adalah Budapest, ibukota negara Hungaria. Hari pertama banyak diisi dengan istirahat terlebih dahulu untuk meluruskan pinggang setelah perjalanan panjang yang cukup melelahkan.

Dede Farhan Aulawi selaku Ketua Umum Gerakan Nasional Pecinta Pariwisata Indonesia (GENPPARI) ketika dihubungi melalui sambungan seluler, Minggu (8/12) menyatakan bahwa Budapest merupakan salah satu negara tercantik di Eropa Timur. Daya pikatnya bisa meluruhkan setiap mata yang memandangnya. Ada banyak destinasi wisata menarik yang layak dikunjungi selama di Budapest.

Selanjutnya Dede juga menambahkan bahwa salah satu lokasi yang menarik untuk dikunjungi adalah Hosok Tere atau Heroes Square. Tempat ini merupakan monumen megah yang selesai dibangun tahun 1900 dengan maksud untuk memperingati seribu tahun lahirnya bangsa Hungaria yang ditandai dengan kedatangan tujuh suku atau tribes pada abad ke-9. Tujuh suku yang diyakini berasal dari Asia Tengah tersebut merupakan nenek-moyang bangsa Hungaria.

Baca Juga :   Sertijab Dan Pelantikan Jabatan Jajaran Polres Merangin

Bentuk monumen adalah tugu yang diapit oleh patung tujuh raja terkenal Hungaria di sebelah kiri dan tujuh figur terkemuka wakil dari masing-masing suku. Monumen tersebut tidak hanya terlihat gagah namun juga indah dan artistik. Monumen tersebut bertambah indah karena diapit oleh dua bangunan dengan arsitektur nan megah yaitu Museum of Fine Arts dan Palace of Arts.

Selain Heroes Square, ada juga Andrassy Avenue, yang merupakan jalan utama dengan berbagai bangunan kuno yang cantik dan megah di kanan-kirinya. Jalan ini ditetapkan UNESCO sebagai World Heritage site atau cagar budaya dunia. Di Andessy Avenue ini, bisa terlihat Budapest Opera House yang terkenal itu. Di ujung jalan tersebut, dengan mudah dapat menemukan Basilika St. Stephen, gereja terbesar di Hungaria dan sinagoga terbesar kedua di dunia. Semua bangunan terlihat indah dan megah berhiaskan ornamen – ornamen keindahan dan kejayaan masa lalu.

Baca Juga :   Ansar Ahmad Tinjau Vaksinasi Massal di SMAN 4 Tanjungpinang

Selain itu, ada juga benteng kuno bernama Citadella yang terletak di perbukitan barat daya kota Budapest.

” Di lokasi ini, kita bisa menikmati kemegahan benteng dari atas bukit dan menyaksikan panorama kota Budapest dari ketinggian. Meskipun di bulan Desember ini masuk musim dingin dan cuaca mendung, tetapi Budapest tetap terlihat cantik dengan dominasi gedung klasik dan aliran Sungai Danube yang terkenal “, ujar Dede.

Budapest sebenarnya merupakan gabungan dua kota yaitu Buda – yang berada di sisi barat sungai Danube – dan Pest yang berada di sisi timur. Sebagian menganggap bahwa yang tinggal di daerah Budha adalah orang kaya, sementara di daerah Pest ditinggali orang bawah.

” Sungai Danube merupakan sungai terpanjang kedua di Eropa, setelah sungai Volga dengan panjang 2.872 kilometer dan melintasi sepuluh negara. Sungai Danube mengalir dari Jerman dan bermuara di Laut Hitam “, jelas Dede.

Baca Juga :   Tak Kunjung Terima Insentif, Guru TPQ/ MDA di Padang Terpekik

Seiring waktu yang terus berjalan, tak terasa waktu menunjukkan jam 3 sore, dan hari mulai gelap, serta udara terasa semakin dingin. Hidung mulai meler, dan mata mulai merasakan agak pedih. Tepat pukul 4 sore, hari mulai gelap dan lampu-lampu mulai menyala, sehingga keindahan gedung – gedung tampak semakin indah. Budapest tidak hanya menyuguhkan kemegahan masa lalu tapi juga rasa percaya diri bangsa Hungaria yang selama hampir setengah abad terpuruk di bawah cengkeraman rejim komunis. Sekarang mereka kembali mencoba bangkit dan kejayaan di masa lalu kembali ditampilkan untuk menambah rasa percaya diri. Sebagai anggota Uni Eropa, Hungaria kini duduk di deretan yang sama dengan negara-negara maju lainnya. Ungkap Dede mengakhiri cerita indah akan pesona kecantikan sang gadis jelita, bernama Budapest.