Drama Penggerebekan Kamar 606, LMP dan PP Sumbar Desak Polisi Tangkap Pria Pengguna Jasa NN

PADANG, CMCZONE.COM– Dua ormas besar di Sumbar, meminta pihak kepolisian untuk segera menyikap tabir di balik drama pengerebekan di kamar 606 Hotel Kyriad Bumi Minang, Minggu (26/1) lalu. Mereka juga mendesak agar polisi segera menangkap “pemakai” (pengguna jasa) NN, PSK yang diamankan dalam kasus prostitusi daring itu.

Desakan itu datang dari Markas Daerah Laskar Merah Putih (LMP) Sumbar dan MPW Pemuda Pancasila (PP) Sumbar.

“Tidak hanya mucikari, polisi juga harus menangkap pria yang disebutkan NN sempat menikmati tubuhnya sebelum penggerebekan. Pria yang memakai jasa NN, harus bertanggungjawab dan jika perlu menikahi wanita itu,” kata Ketua Biro Humas MADA LMP Sumbar, Jhoni Baktiar dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/2).

Hal senada juga dikatakan Dankoti MPW PP Sumbar, Firman Okta. Dia meminta penegak hukum dan pihak terkait supaya menangkap pelaku pengguna jasa layanan seksual melalui transaksi online tersebut. Polisi sebutnya, juga harus transparan dalam mengungkap kasus tersebut.

“Bertepuk tentu tidak sebelah tangan. Jadi, kepada penegak hukum diminta untuk segera menangkap pria pengguna jasa NN. Pria itu harus ikut bertanggungjawab, jika perlu menikahinya,” ujar Firman.

Sementara Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Mariana Amiruddin periode 2014-2019 menilai NN dijadikan objek seksual untuk menunjukkan kegagahan moralitas seseorang.

Penilaian tersebut diutarakan Mariana terkait keterlibatan anggota DPR RI dari partai Gerindra Andre Rosiade dalam skenario pengerebekan prostitusi daring di Kota Padang, Sumatera Barat. Andre diduga menjebak seorang pekerja seks komersial (PSK) dengan menyuruh orang lain untuk melakukan transaksi prostitusi secara online di sebuah hotel berbintang Kota Padang beberapa waktu lalu.

Kegiatan prostitusi itu pun digrebek oleh Tim Cyber Ditreskrimsus Polda Sumbar pada Minggu (26/1). Polisi menyebut pengerebakan itu berdasarkan laporan Andre Rosiade. Perempuan berinisial NN sebagai PSK yang dibooking oleh pria suruhan Andre ditangkap, kekinian ditahan di Polda Sumbar.

Ia juga menilai bahwa, dalam hal ini Andre sebagai polisi moral demi pencitraan politik. “Karena dengan cara mengorbankan PSK maka secara otomatis seseorang citranya seolah-olah jadi lebih baik,” kata Mariana dikutip covesia.com, Selasa (4/2).

Dia menyatakan, penangkapan terhadap NN dengan tujuan untuk pembuktian politik demi pencitraan, merupakan tindakan kekerasan. “Tujuannya bukan sungguh-sungguh mengatasi persoalan prostitusi sebetulnya, tapi lebih banyak untuk pencitraan seseorang,” ujar dia.

Sementara itu, Komisioner Komnas HAM periode 2020-2024, Siti Aminah Tardi menyatakan, NN tidak bisa ditahan dalam kasus prostitusi ini. Sebab berdasarkan pasal 298 KUHP yang mengatur tentang prostitusi hanya menyasar mucikari sebagai pihak yang mempergadangkan orang untuk mencari keuntungan. Sedangkan PSK dalam hal ini sebagai korban.

Baca Juga :   Diancam Somasi Andre Rosiade, GM Kyriad: Enggak Apa-apa, Kita Buka Satu Persatu

“Menjadi aneh NN ditangkap dengan tuduhan prostitusi. Setahu saya PSK nggak ada pidananya, pasal 298 KUHP itu ditujukan kepada orang yang menjadikan prostitusi untuk mencari keuntungan, pasal ini menyasar germo nya,” kata dia.

Oleh karena itu, lanjut dia, NN harus dibebaskan dari tuduhan pidana. Ia juga meminta Polda Sumbar agar transparan dalam menangani perkara ini.

“Jadi dia harus dibebaskan. Sangkaannya apa? Polisi harus transparan, dia ditangkap dengan tuduhan apa harus jelas dulu,” ujarnya.

Menanggapi pernyataan Andre Rosiade yang menyebut jika warga Padang tak mau ada gempa dan tsunami maka prostitusi harus dibasmi, Siti Aminah menilai hal itu tidak tepat. Menurutnya bencana alam tak ada hubungannya dengan kegiatan pristitusi.

“Kalau penggerebekan ini untuk membuktikan supaya tak terjadi gempa dan tsunami, ini cara berpikir yang salah. Yang harus diperbaiki adalah cara berpikir kita, bahwa bencana itu tak ada hubungannya dengan moralitas. Bencana itu terjadi karena kerusakan alam, ekololigi dan sebagainya. Bukan menyalahkan perempuan sebagai penyebab bencana alam,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, sudah lebih dari sepekan, perempuan berusia 26 tahun berinisial NN meringkuk di sel tahanan Polda Sumbar. NN ditangkap saat penggerebekan di salah satu hotel berbintang Kota Padang terkait kasus prostitusi online.

Namun operasi pengerebekan itu masih menyisakan pertanyaan tentang siapa lelaki yang berada di Ruang 606 bersama NN. Kenapa NN ditahan, sedangkan pria hidung belang yang booking lepas begitu saja.

Berbeda dengan AS (24), pria diduga muncikari yang ditangkap di Lantai 1 di hotel itu—ketika digerebek, NN berada di dalam Ruang 606 bersama seorang pria.

Saat dihubungi pada hari kejadian, Minggu (26/1), Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto menyatakan, penggerebekan itu dilakukan berkat informasi anggota DPR RI Andre Rosiade.

Andre Rosiade, kata Stefanus, ingin membuktikan di Kota Padang banyak terjadi prostitusi daring.

Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar itu, kata Stefanus pula, ingin ‘membuka mata’ Pemerintah Kota Padang dan DPRD Sumbar agar tidak membiarkan polisi bekerja sendiri, melainkan harus bisa bekerja sama.

“Andre ini ingin ikut serta memberantas maksiat tersebut. Ia memancing dan memesan pekerja seks komersial dengan masuk ke aplikasi MiChat melalui akun temannya. Iapun melakukan transaksi dan disepakati harga Rp 800.000 di salah satu hotel di Kota Padang,” kata Bayu, Selasa (4/2).

Baca Juga :   Dugaan Prostitusi Online Artis, PA Digerebek Saat Berhubungan Badan

Setelah itu, beredar informasi pria bersama NN adalah “orang suruhan” Andre Rosiade. Orang tersebut diduga dibayar Andre untuk menjebak NN, dengan tujuan membuktikan prostitusi daring nyata di Kota Padang.

Untuk mengonfirmasi hal tersebut, covesia.com mencoba menemui NN secara langsung. Berkat bantuan Kombes Stefanus, wawancara bisa dilakukan di Mapolda Sumbar, Senin (3/2) siang.

Saat wawancara, NN menggunakan baju kaos didominasi warna hitam dengan rambut dikuncir ke belakang.

Iapun sempat menitikkan air mata ketika mengungkapkan kronologi penggerebekan itu. Dalam  wawancara itu, NN mengakui digerebek setelah “dipakai” oleh pria yang merupakan kliennya.

Berdasarkan keterangan pers yang diterima dari Stefanus, Andre Rosiade “memancing dan memesan” PSK dengan masuk MiChat melalui akun temannya atas nama Rio.

Meski demikian, kata NN pula, dia tidak kenal siapa pelanggannya itu sebelumnya. Dia juga tidak pernah bertanya kepada AS sang mucikari. Urusannya di ruangan dan menerima bayaran.

Jadi, pada hari kejadian itu, AS mengantar NN hingga ke depan pintu kamar 606 sekitar pukul 14.00 WIB. “AS hanya sampai depan pintu kamar. Hanya menunjukkan ini nomor kamarnya,” ujar NN.

Ketika NN masuk ke dalam, pelanggan sudah menunggunya.

“Pertama kali masuk, dia bertanya tentang harga. Lalu aku bilang tadi bukannya sudah deal di chat (dengan AS)? Ya, berapa (tanyanya)? Aku bilang delapan ratus ribu kan! (Dia jawab) lima ratus ribu bagaimana, tiga ratus ribu lagi ditransfer. Kebetulan aku punya e-bangking. Oh ya sudah boleh, aku bilang. Kan sama.”

“Ternyata, (pria itu mengaku bahwa) e-bangking-nya tidak bisa digunakan. (Dia menawarkan) bagaimana kalau nanti setelah ‘main’, sisanya dia ke bawah, aku pegang handphone-nya. Aku jawab tidak bisa. Kalau mau, abang turun saja dulu. Ambil uangnya. Lanjut, dia lalu bilang gimana Rp 750.000, ini aku ada nih, ini uang jajanku enggak ada lagi ni. Dia akhirnya mengeluarkan uang Rp 750.000 yang kemarin jadi barang bukti,” kata NN menceritakan kronologi.

Setelah menyepakati soal tarif, NN  dan pria tersebut melakukan hubungan badan di kamar mandi hotel tersebut.

Nah, beberapa saat setelah itu, dia mendengar ada yang memencet bel pintu. NN sempat bertanya kepada pria yang bersamanya tentang siapa orang yang telah memencet bel pintu.

Baca Juga :   Ketua KPU Kepulauan Selayar Sebut, Sampai Hari, Ini Belum Ada Bakal Calon

Pria itu menjawab bahwa yang memencet bel mungkin petugas kebersihan kamar hotel. Padahal menurut NN, kamarnya masih rapi. Pria itu lalu keluar dari kamar mandi dan mengambil bajunya yang dilepaskan sebelumnya.

“Karena panik, aku ngikutin dia dari belakang. Dia membuka pintu, aku di belakang dia. Aku nyari handuk tidak ada di situ. Biasanya semua hotel, handuk ada. Kalau ini enggak ada. Ini kok kayak direncanain gitu. Maksudnya, kalau memang mau menggerebek aku. Begitu ketuk pintu, wartawan ada, aku juga kan enggak bisa lari. Aku juga enggak bisa bohong. Bukti ada, aku enggak bisa bohong,” jelas NN.

Namun, dari penggerebakan yang direncakan itu, ada hal yang mengganjal bagi NN, ialah mengapa dirinya ‘dipakai’ terlebih dahulu baru digerebek. “Mengapa harus ‘pakai’ aku dulu,” ujarnya dengan suara terbata-bata.

Ketika pria yang telah menggunakan jasanya itu membuka pintu, NN tidak tahu lagi pria itu ke mana, alias hilang tanpa jejak. Soalnya, banyak orang yang masuk lewat pintu itu. NN awalnya terjepit di belakang pintu.

Melihat orang-orang membawa kamera, dalam keadaan masih bugil, NN lalu lari bersembunyi ke kamar mandi. “Aku bilang, aku tidak mau keluar jika tidak ada yang ngambil baju,” ujarnya.

Untung saja, saat itu, ada seorang wanita yang yang membantunya mengambilkan pakaian yang tergeletak di salah satu  pojok sudut kasur. Setelah memasang pakaian, NN baru keluar. “Kejadian penggerebekan itu terjadi sekitar 14.30 WIB,” ujarnya.

NN menegaskan, dia tidak kenal siapa pelanggan yang bersamanya. Dia juga tidak tahu yang memesannya kepada AS itu atas nama Rio adalah Andre Rosiade. Dia bahkan tidak tahu Andre Rosiade itu siapa.

NN berharap dia bisa dibebaskan. Untuk saat ini, anaknya sedang dititipkan kepada tetangganya. Saat NN minta dia dibebaskan, Kabid Humas Polda Sumbar Stefanus yang duduk di sebelah saat wawancara tersebut mengungkapkan “Jalani dulu prosesnya.”

Sementara itu, saat ditanya via telepon apakah pria yang bersama NN di dalam Ruang 606 Hotel (Kyriad) Bumi Minang adalah orang bayarannya sendiri, Andre menjawab, “Itu domain pihak kepolisian. Silakan tanya ke pihak kepolisian. Bukan urusan saya,” jawab Andre.

Bertolak belakang dengan pernyataan Polda Sumbar, Andre Rosiade membantah bahwa dirinya yang memesan PSK melalui akun temannya. “Saya pribadi tidak pernah memesan (PSK),” ujarnya. RYN/IFZ