Bertahun-tahun, Warga Sumpur Kudus Bertaruh Nyawa di Bukik Lantiak

Tak hanya badan jalan yang amblas, sisi tebing di sepanjang jalur Bukik Lantiak, semakin "menyempurnakan" ancaman keselamatan, bahkan nyawa warga yang setiap hari memanfaatkan jalur penghubung Sijunjung dan Tanah Datar itu.

SIJUNJUNG, CMCZONE.COM— Ruas jalan yang menghubungkan Nagari Sumpur Kudus, Kec. Sumpur Kudus Kab. Sijunjung dengan Nagari Atar Kec. Padang Gantiang Kab. Tanah Datar, tepatnya di Bukik Lantiak Nagari Sumpur Kudus, sangat memprihatinkan. Lima titik badan jalan yang amblas di sepanjang tepi jurang berkedalaman 50 hingga 100 meter itu, hingga kini tak kunjung mendapat perhatian. Nyawa masyarakatpun sebenar dipertaruhkan.

Dari pantauan media ini, lebih dari separuh badan jalan terlihat amblas di masing-masing titik longsor. Kondisi itu semakin diperparah dengan ukuran jalan yang hanya layak untuk dilalui satu kendaraan berukuran kecil saja. Belum lagi fisik jalan yang sudah mengalami kerusakan berat akibat termakan usia, yang dihiasi banyak lobang-lobang menganga.

Dasrul, salah seorang warga Jorong Tombang Sumpur Kudus mengatakan, kondisi ini sudah berlangsung sejak 8 tahun lalu. Selama itu pula, warga yang setiap hari memanfaatkan jalur itu untuk menjalani aktivitas keseharian mereka, harus berjuang keras menantang bahaya yang setiap saat mengancam keselamatan, bahkan nyawa mereka.

Baca Juga :   Kapolres Kampar bersama Perwakilan Forkopimda Kunjungi Masyarakat Koto Aman
Separuh badan jalan yang amblas, disertai material lumpur dan tanah menghiasi sepanjang badan jalan, sangat mengancam keselamatan warga yang melintas di ruas jalan itu.

“Dulu katanya sudah akan diperbaiki di tahun anggaran 2017-2018. Namun sampai saat ini masih belum terlihat adanya tanda-tanda ke arah sana. Camat tahu, seluruh perangkat Nagari juga tahu, saya yakin Bupati juga sudah tahu kondisi ini. Tapi entah kenapa sampai saat belum ada tindakan,” kata Dasrul yang juga tokoh muda Sumpur Kudus dan bergiat di Pemuda Muslim Sijunjung itu, Jumat (10/4).

Dikatakan, meski saat ini sedang dilakukan pengerjaan pembangunan jalan dalam rangka pengalihan jalur dengan meningkatkan kualitas jalan baru di Sumpur Kudus Selatan, namun faktanya masyarakat dari dan ke Jorong Sipua Sumpur Kudus, tetap memilih menggunakan jalur itu untuk berbagai aktivitas keseharian. Baik anak-anak sekolah, aktivitas pertanian dan pemasaran hasil perkebunan, serta lalulintas angkutan umum.

Baca Juga :   Apel Pasukan Ops Lilin '2021: Ansar Ahmad Sampaikan Amanat Kapolri

“Rencananya memang akan dialihkan, seiring dengan pembukaan jalur baru di Tamparungo Sumpur Kudus Selatan. Namun sebagian besar warga sudah menyatakan penolakan. Karena ketika jalur ini (Bukik Lantiak) dimatikan, banyak kampung-kampung padat penduduk yang akan terisolasi, khususnya di Jorong Sipua,” kata Dasrul.

Ben, warga Sumpur Kudus lainnya mengatakan, tidak hanya badan jalan yang amblas dan berlubang, genangan air disertai material tanah dan lumpur, juga sudah menjadi langganan setiap musim penghujan seperti sekarang ini. Warga yang memang tidak ada pilihan terang Ben, tetap menggunakan jalan itu walau harus bertaruh nyawa sekalipun.

Sedikitnya, terdapat lima titik lokasi jalan amblas di sepanjang ruas jalan yang menghubungkan Nagari Sumpur Kudus Kab. Sijunjung dengan Nagari Atar Kab. Tanah Datar. Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun, tanpa ada sentuhan dari pihak terkait.

“Sudah delapan tahun berlalu, apakah pemerintah tidak peduli dengan kondisi ini. Apakah pemerintah abai dengan keselamatan dan nyawa warganya. Yang pasti, ratusan orang setiap hari melintas di jalur ini. Apakah itu petani, peladang, anak sekolah, bahkan angkutan umum yang memobilisasi warga dari dan ke Sumpur Kudus,” keluh Ben.

Baca Juga :   POLDA KEPRI PEDULI MEMBERIKAN BANTUAN KEPADA KORBAN KEBAKARAN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-JABAR BENGKONG(BATAM)

Dia menambahkan, warga melalui pemerintah nagari telah beberapa kali mengajukan usulan perbaikan jalan kepada Pemkab Sijunjung melalui pihak kecamatan. Namun, harapan segera ada perbaikan jalan, sejauh ini tak kunjung terealisasi. ”Jalan itu sudah sangat lama rusak, warga bersama-sama pemerintah nagari sudah mengajukan usulan pembangunan. Namun hingga kini tidak ada respons. Apa harus menunggu sampai korban berjatuhan dulu,” tandas Ben.

Camat Sumpur Kudus, Roni Satria yang dihubungi terpisah mengaku, rencana rehab jalan tersebut sudah dianggarkan di tahun 2020 ini. “Semoga tidak batal karena wabah corona. Untuk info lengkap, silakan menghubungi PUPR dan BPBD,” ujarnya singkat. RYAN SYAIR