Resensi Buku Filsafat Ilmu | Mohammad Muslih

Resensi Buku : Filsafat Ilmu (Kajian Asumsi Dasar, Paradigma Dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan)

Identitas Buku

Judul Buku : Filsafat Ilmu (Kajian Asumsi Dasar, Paradigma Dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan)
Pengarang : Mohammad Muslih
Penerbit : L E S F I Jl.Solo Km. 8,Nayan 108A,Maguwoharjo Yogyakarta; Email: [email protected]
Cetakan dan Tahun Terbit : April 2016
Jumlah Halaman : 303 Halaman

Buku filsafat ilmu yang ditulis oleh Mohammad Muslih menerangkan tentang Filsafat ilmu dalam kajian asumsi dasar, paradigma dan kerangka-kerangka teori ilmu pengetahuan, agar para pembaca dapat memahami apa-apa saja yang dimaksud dengan filsafat ilmu.Dalam buku ini bukan saja menjelasakan tentang sejarah,dan bagaimana perkembangan filsafat dari zaman yunani kuno sampai zaman modern,melaikan lebih menjelaskan tentang dasar filsafat ilmu dan teori ilmu pengetahuan.sebagiamana yang diungkapkan oleh Mc.Graw-Hill(1974)”The study natural sciences and the application of this knowledge for practical purposes”.

Buku Filsafat Ilmu ini sangat relavan bagi kajian paradigma dan kerangka teori ilmu pengetahuan, terutama dalam hubungannya dengan pengembangan Islamic Sciencies. Hal ini berdasarkan substansi yang dibahas dalam buku ini tidak terjebak pada grandnarative positivisme logis, sebagaimana kebanyakan filsafat ilmu lainnya. Pembahasan filsafat ilmu dalam buku ini tidak hanya membuka cakrawala keilmuan yang bersifat positivistik dan kuantitatif, melainkan secara heuristis membuka paradigma dan kerangka teori ilmu secara kualitatif. Dengan demikian buku ini dapat membawa pembaca untuk memahami dan mengkaji filsafat ilmu secara komprehensif. Berbeda dengan ilmu logika, filsafat ilmu menawarkan banyak pola pikir dengan memperhatikan kondisi objek dan subjek ilmu, bahkan pola pikir logika sebagai bagian di dalamnya. Lebih jauh, filsafat ilmu tidak hanya sebagai sarana (instrument) atau kerangka dalam proses penggalian ilmu, tetapi juga memberikan kerangka pada taraf pra dan post kegiatan keilmuan. Karena itulah, sebagai disiplin, filsafat ilmu memberikan perspektif untuk melihat hakikat ilmu sekaligus menjelaskan landasan filosofis yang mengarahkannya.

Baca Juga :   Operasi Ketupat Seligi 2020 Dimulai, Polres Tanjungpinang Siapkan 7 Posko

Pada pendahuluan dijelaskan begitu jelas dan terperinci apa yang dimaksud dengan filsafat,dan setiap paraghrafnya pun berkesinambungan karena pembahasannya satu sama lain saling terikat,ketika masuk ke pembahasannya pembaca dapat memahami dengan mudah dan nyaman.

Isi Buku
Dalam buku ini terdiri dari tujuh bagian,yang dimana setiap baian tersebut memiliki beberapa cabang pembahasan.dengan tanpa meninggalkan problema ‘klasik’ filsafat ilmu, buku ini lebih difokuskan pembahasannya pada tema-tema yang berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial dan keislaman. Dengan mempertimbangkan sejarah, tema, dan tokoh-tokoh serta kerangka filsafat ilmu, buku ini disusun dalam beberapa bab. Bagian pertama, merupakan bagian pendahuluan sebagai pengantar memahami “seluk-beluk” filsafat ilmu,dari pola pikir hingga pola hidup,dari epistimologi ke filsafat ilmu, Antara Filsafat Ilmu dan Sejarah Ilmu, Antara Filsafat Ilmu dan Sosiologi Ilmu,serta Problematika Filsafat Ilmu, serta penjelasan Filsafat Ilmu dapat dipahami dari dua sisi, yaitu sebagai disiplin ilmu dan sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan. Sebagai sebuah disiplin ilmu, filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang membicarakan objek khusus, yaitu ilmu pengetahuan. Karenanya filsafat ilmu bisa juga disebut sebagai bidang yang unik, sebab yang dipelajari adalah dirinya sendiri. Sementara sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan, ia tak lain adalah kerangka dasar dari proses keilmuan itu sendiri.

Baca Juga :   Berisik di Berita, Lengang di Realita

Bab kedua, membicarakan hakekat ilmu pengetahuan.Pada pembahasan ini,pembaca akan diajak untuk melihat pemikiran Archie J. Bahm dalam artikelnya : “What is Science”, yang menggambarkan ‘bahan’ bangunan atau struktur fundamental ilmu.
Selanjutnya pada bab ketiga akan dibahas asumsi dasar dari proses keilmuan. Tentang hal ini, ada banyak aliran kefilsafatan yang menyumbangkan pemikirannya, empat aliran di antaranya menjadi fokus pembahasan ini, yakni rasionalisme, empirisisme, kritisisme, intuisionisme. Beberapa aliran kefilsafatan ini biasa dikenal dengan pemikiran mengenai sumber (origin) pengetahuan. Meski demikian, pemikiran tentang sumber pengetahuan itu juga berkonsekuensi epistemologis, bahkan metodologis. Dua aliran pertama memiliki perbedaan yang cukup ekstrim, yang ketiga adalah aliran yang berupaya mendamaikan kedua aliran sebelumnya. Sedang aliran keempat adalah aliran yang sampai saat ini sedang mencari dukungan epistemologis dan juga metodologis untuk suatu pengetahuan yang bersumber dari pengalaman-batini.
Bab keempat, berisi pembahasan ringkas tentang paradigma keilmuan, yang meliputi: Positivisme, Postpositivisme, Constructivism, dan Critical Theory.
Sedang bab kelima, membicarakan perkembangan dan variasi teori-teori keilmuan, yang masing-masing menawarkan metodologi tertentu.

Kajian tentang kerangka teori ini dilanjutkan pada bab keenam, yang secara khusus mendiskusikan metodologi baru bagi ilmu-ilmu sosial.

Khusus bab ketujuh, diberi title: “Berkenalan dengan Epistemologi Islam.” Bab ini akan diawali dengan pembahasan tentang rekonstruksi Al-Jabiri mengenai tipologi “epistemologi Islam”, yaitu bayani, “irfani dan burhani”. Pemikiran al-Jabiri ini dituangkan secara luas dalam bukunya: Bunyah al-‘Aql al‘Arabi, (Beirut, al-Markaz al-Tsaqafi al-‘Arabi, 1993) sebagai bagian dari agenda besarnya, yaitu naqd al-‘aql al-‘araby (kritik nalar Arab). Pemikiran al-Jabiri ini kemudian banyak memberikan inspirasi bagi pemikir Muslim kontemporer lainnya, untuk melihat kembali struktur bangunan epistemologi Islam, sebagai dasar bagi bangunan ilmu-ilmu keislaman. Bab ini akan diakhiri dengan pembahasan tentang “logika illuminasi,” suatu ‘warisan’ dari syaikh al-isyraq al-Suhrawardi, yang bisa dikatakan satu model pemikiran epistemologi Islam.

Baca Juga :   Struktur FPII Korwil Kabupaten Buol Rampung Disusun

Kelebihan dan Kekurangan Dalam Buku ini

Kelebihan :
Didalam buku ini setiap pembahasan tentang filsafat ilmu dari setiap bagian mempunyai kesimpulan dan mencangkupkan beberapa referensinya,dan cara penyusunan ini sangat baik. Buku Filsafat Ilmu ini sangat relavan bagi kajian paradigma dan kerangka teori ilmu pengetahuan, terutama dalam hubungannya dengan pengembangan Islamic Sciencies. Hal ini berdasarkan substansi yang dibahas dalam buku ini tidak terjebak pada grandnarative positivisme logis, sebagaimana kebanyakan filsafat ilmu lainnya. Pembahasan filsafat ilmu dalam buku ini tidak hanya membuka cakrawala keilmuan yang bersifat positivistik dan kuantitatif, melainkan secara heuristis membuka paradigma dan kerangka teori ilmu secara kualitatif. Dengan demikian buku ini dapat membawa pembaca untuk memahami dan mengkaji filsafat ilmu secara komprehensif.

Kekurangan :
Kekurangan dari buku ini adalah kurangnya penjelasan yang lebih detail dari beberapa penjelasan yang ada,dan setiap cabang/bagian ada beberapa bagian yang tidak diberikan kesimpulan(catatan kecil dan rangkuman),serta ada beberapa bahasa yang terlalu ilmiah sehingga sulit mengetahui makna dari kata tersebut,terlebih untuk pemula.

Nama : Muhammad ridwan
Prodi : Pendidikan Bahasa Arab,Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Riau