Fokus Petahana Terpecah, Penanganan Covid-19 Jadi Penentu

PADANG, CMCZONE.COM– Penundaan Pilkada 2020 akan mempengaruhi peluang keterpilihan para bakal calon yang akan mengikuti kontestasi pilkada serentak di Sumbar tahun ini. Penundaan pilkada akibat virus corona, diyakini juga akan berdampak pada kesiapan bakal pasangan calon (bapaslon), baik petahana maupun penantang.

“Sudah ditentukan 9 Desember waktu penundaannya, seberapa panjang waktu penundaannya itu juga akan mempengaruhi peluang keterpilihan masing-masing calon. Apakah dia petahana atau apakah dia ini penantang,” ujar Founder Cantigi Institute Sumbar, Yusri Latif, S.HI di Padang, Kamis (16/4).

Ia mengatakan, beberapa partai politik sudah menerbitkan rekomendasi kader yang akan dicalonkan ikut Pilkada 2020. Menurut dia, kemungkinan partai juga akan mengevaluasi rekomendasi tersebut, karena adanya potensi perubahan peta politik lokal beberapa bulan ke depan.

Baca Juga :   Kapolres Merangin Berikan Bantuan Sosial Dan Anak Pemulung Di Kabupaten Merangin

Bagi partai yang belum menentukan rekomendasi kadernya untuk maju pilkada serentak, maka kemungkinan proses seleksi internal akan dihentikan sementara. Latif mengatakan, sebagian besar partai memilih kadernya berdasarkan hasil survei, sedangkan kegiatan survei sangat terbatas di tengah wabah virus corona yang hampir menjangkiti seluruh daerah di Sumbar.

“Yang jelas, fokus kepala daerah yang akan mencalonkan diri kembali di Pilkada 2020, akan terbelah. Mereka harus fokus menangani penanggulangan Covid-19 di daerahnya, sekaligus juga harus mempersiapkan kontestasi pemilihan seperti kampanye dan mobilisasi pemilih,” ujar pengusaha muda yang bergerak di sektor pariwisata itu.

Politisi PPP Kota Padang itu mengatakan, peluang keterpilihan calon petahana akan diuntungkan atau dirugikan yang dihubungkan dengan kinerjanya dalam menangani pandemi virus corona. Sementara penantang akan diuntungkan karena bertambahnya waktu mobilisasi pemilih atau dirugikan ketika partisipasi pemilih terancam rendah.

Baca Juga :   Ke Natuna Bersama Menkominfo, Ansar Ahmad Dukung Digital Nation

“Kondisi terburuknya itu, ya berkaitan dengan rendahnya partisipasi pemilih. Rendah partisipasi untuk mengikuti kampanye, rendah partisipasi untuk mencoblos, dan juga kekhawatiran kandidat untuk melakukan kampanye,” kata Latif.

Sebagai sebuah wadah, sekaligus ruang kreasi kaum muda Sumatra Barat dalam menyikapi berbagai persoalan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, Cantigi Institute sendiri sejak awal didirikan pada 2018 lalu terang Latif, juga konsen dalam mengawal dinamika politik lokasl dan nasional, serta melakukan edukasi politik kepada masyarakat.

Diberitakan sebelumnya, kesepakatan politik telah dibuat Komisi II DPR RI yang menyetujui pemerintah soal pemungutan suara Pilkada 2020. Pilkada serentak di 270 daerah ini ditunda dari jadwal semula pada 23 September 2020 menjadi 9 Desember 2020, akibat wabah virus corona di Indonesia maupun dunia. RYAN SYAIR