Ketika BLT Jadi Primadona,Isu Covid19 Terkalahkan

Oleh: wali nagari batang barus pessel

DERITA WALINAGARI MEMASUKI BABAK BARU

cMczone.com-BLT telah menjadi tranding topik hingga kepelosok negeri di republik ini, bantuan itu telah membuat gelap mata sebagian warga, termasuk di Ranah Minang. Isu bantuan telah menenggelamkan Akan bahaya Covid19 yang tengah mengintai. Salah satu kantor walinagari menjadi sasaran amukan warga. Walinagari terbelenggu dalam ketidak berdayaan menghadapi warganya sendiri.

Secara pribadi sebagai walinagari kami cukup menyayangkan dengan kejadian tersebut. Kantor yang selama ini adalah tempat pelayanan utama bagi masyarakat, gedung tak berdosa itu menjadi tempat pelampiasan kemarahan warga di salah satu nagari di pesisir selatan. Sejatinya ini tak perlu terjadi ditengah keterbatasan kebijakan kebijakan seorang walinagari. BLT telah merobah cara bertindak warga di tengah ganasnya dampak covid19. Walinagari ibaratkan sebujur bangkai yang tak lagi bisa bergerak di tengah kecaman. Atas bawah menekan.

Semoga walinagari tersebut selalu diberikan ketabahan, keshatan serta ketegaran melawati kejadian ini, diantara ketidak berdayaan dalam membela rakyatnya. Kejadian ini menjadi sebuah catatan kelam bagi walinagari yang tak memiliki jangkuan tangan yang panjang membantu rakyat. sudah jatuh tanggapun menimpa, ketika luka asampun disiramkan. Hidup bagikan diatas bara api yang menyala.

Derita walinagari memasuki babak baru, selain menjadi tempat pelampiasan warga, walinagaripun setiap waktu dituntut menuntaskan kerja pemerintahan. Mulai dari asministarsi yang kian dibuat berbelit, proses panjang pencairan dana diantara himpitan regulasi yag terus menelan waktu.

Kami merasakan apa yang saudaraku walinagari alami, tanpa lelah bersama aparatur melengkapi seluruh persyaratan yang dituntut oleh pemerintah pusat, demi percepatan perjuangan untuk masyarakat tak lagi mengenaal waktu, tak jarang di bulan Ramadhan melaksanakan tugas tugas lembur dalam memperjuangkan rakyatnya, namun apa yang dibalas oleh warga, tak lain cacian, hinaan,, pengrusakan disaat tak ada lagi daya untuk memberikan penjelasan ke warga.

Baca Juga :   Demam MUALIM sudah merambah ke kampung-kampung

Kepercayaan kepada pemerintah terendah terus memudar. Mulai dari rakyat termasuk pemerintah yang lebih tinggi. Regulasi regulasi yang dilahirkan yang tak lagi mengkaji kondisi ril di tengah masyarakat telah menambah kobaran amarah rakyat. Ibarat api yang membara tak lagi disiram air, melainkan bensin yang selalu ditumpahkan. Nasibmu Walinagari, Semoga pengabdian baikmu selalu dalam lindungan Allah, SWT,, Amiin ya Rabbal Alamin.

Secara jujur bila ketersediaan dana dan aturan mengatur jelas para walinagari bersedia menyerahkan seluruh dana yang ada untuk membantu warganya. Namun kondisi dana nagari tersebut tak seluruh berada di rekening nagari,, semua terbatas diantara kebijakan kebijakan.

Para saudara walinagari dan kepala desa dimanapun berada, saat ini kita sangat dituntut kesabaran, ketegaran melewati hari hari kedepan, sebab kedepan tantangan kita bersama akan semakin menempuh jalan berliku dan jalan jalan yang sulit,, biar kita taati regulasi regulasi yang mengambang itu, dari pada kita tahun depan berjemaah menghuni jeruji besi meski diantara niat untuk meyelamatkan kepentingan rakyat.

Tantangan kedepan kian menyeruak dalam adegan adegan antagonis yang kian memilukan. Jelang Covid19 menyemai masing masing kita berlomba agar transper dana desa itu segera ditranspers untuk pembangunan nagari,, banyak nagari yang sigap awal februari dana desa telah berada direkening nagari, kegiatan kegiatan mulai dilaksankan , kondisi saat itu wabah Covid19 belum menjelma dalam kehidupan rakyat indonesia, beragam kegaitan untuk kepentingan nagari telah dipersembahkan.

Dalam perjalanan Covid19 melanda,, ada sebagian nagari dari dana yang dikucurkan 40 persen dari total dana desa telah terlaksana pencapaian 80 persen. Turun SE Mendes Nomor 8, menegaskan pembentukan gugus dan pelaksanaan kegiatan PKTD (Padat Karya Tunai Desa). ini pun telah dilaksanakan termasuk dalam upaya pencegahan awal penyebaran Civid19. Penyemprotan, sosialisasi, edukasi dan sebagainya, hampir seluruh nagari dan desa telah melaksankan.

Dalam perjalanan kembali regulasi berobah untuk pelasanaan bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa. Petunjuk awak dan persyaratan belum lagi sempat di sosialisakan kembalu berobah,, ini wajib dilaksanakan oleh nagari atau desa. Kita patuhi dan siapkan segala petunjuk dan regulasi, ini pun menjadi salah satu persyaratan untuk mendapatkan kucuran dana tahap kedua. Melengkapi persuratan ini menunggu data penerima BLT pusat dan propinsi dengan harapan meminimalisir penerima ganda di setiap nagari.

Baca Juga :   FORBA: Dana Anggaran DPRD Riau Untuk Jalan Jalan 16 M Sebaiknya Untuk Fasilitas Pendidikan

Para aparatur bekerja tak lagi mengenal waktu semua dikerjakan walinagari dan aparatur diantara kecaman masyarakat. Ini disebab oleh kesimpang siuran statemen dari para pengambil kebijakan, mulai dari propinsi hingga pusat. Sehingga suasana yang sedikit tenang fokus pada pencegahan dan penyebarluasan penularan Covid19 secepat kilat terkubur oleh bantuan yang disampaikan tanpa melakukan simulasi, pengkajian serta penyiapan dulu sebuah regulasi tentang batuan tersebut. Masa sulit semakin menyelimuti pemerintah terendah di republik ini.

Buktinya, banyak kawan kawan kepala desa menyampaikan orasi kepada pemerintah propinsi dan pusat dari berbagai daerah. Masa sulit terus berlalu, akurasi data, singkronisasi data bagi penerima bantuan bukanlah sebuah hal yang mudah, data kemensos yang tak lagi bisa dirobah tanpa menggali petensi serta nilai nilai kearifan masing masing desa dan nagari, penduduk yang kecil juga kecil masalah, sedang penduduk yang padat juga semakin besar permasalahan yang dihadapi masing masing desa. Pemerintah desa terus menghadapi dilema, berada diantara sisi sisi yang semakin sulit.

SEBAGIAN NAGARI/DESA TERANCAM BELUM BISA SEGERA MENYALURKAN BLT DESA SESUAI KEINGINAN PRESIDEN.

Dari waktu ke waktu kegelapan semakin menyelimuti pemerintah nagari/desa, perobahan regulasi tentang pengajuan dana desa tahap kedua semakin panjang dari aturan seblumnya, kondisi ini menghambat pada proses pencairan,, sementara para petinggi ingin berlomba agar segera dicairkan untuk mendapatkan simpati rakyat ditengah pandemi sedang menjelma kian mengganas.

Bagi nagari/Desa yang belum memanfaatkan dana tahap satu bisa langsung eksekusi untuk bantuan BLT, diperintahkan untik segera pencairan, bajkan secata simbolis dibanyak desa telah diserahkan. Bagi Nagari/Desa yang menunggu pencairan dana desa tahap dua untuk penyerahan BLT menanti nasib, kapan disalurkan oleh pemerintah pusat.

Baca Juga :   Cannon Printers -- The Reasons Why You should employ Them

Diprediksikan desa yang cepat bergerak dalam pemerintahan kembali hari bersabar menanti kucuran dana tahap selanjutnya. Kondisi ini selain menimbulkan kecemburuan masyarakat terhadap nagari dan desa yang telah menyalurkan lebih awal. Kondisi ini juga bisa memicu dan menyulut amarah rakyat, sebab diprediksikan dana ini tak keburu pencairannya jelang Hari raya ini. Kondisi menghantui kian menyelimuti tubuh pemerintah nagari dan desa yang menanti penyaluran dana desa tahap dua tersebut.

Masyarakat yang sangat kami hormati, para walinagari sangat mengerti dengan kondisi saat ini, sebagai penjelasan dalam tulisan ini, bahwa dana nagari belum seluruhnya stand by/menginap di rekening nagari. Tak ada walinagari, jika dana tersedia untuk menunda pencairan ke warganya. Bahkan dalam kondisi pahit saat ini juga tak ada niat seorang walinagari untuk mempermainkan hak hak warga saat kondisi kita semua berperang dg wabah dan perekonomian. Walinagari memiliki jangkau yang sangat terbatas. Namun semua ini juga menjadi sebuah resiko bagi pemerintah terendah dinegeri ini.

Semoga kejadian disalah satu nagari di Pesisir Selatan yang kami lihat melalui media sosial seharusnya tak terjadi kejadian ini bila kita sama sama mau mempelajari dan memahami kondisi sulit ini. Semoga kejadian ini menjadi wahana introspeksi bersama seluruh komponen, kejadian ini juga menjadi sebuah pembelajaran yang sangat berarti untuk kita semua.

Demikianlah ejaan huruf yang menjadi untaian kata dan tersaji dalam kalimat kalimat hati dari penulis yang juga selaku Walinagari Batang Barus Kabupaten Solok, semoga saudara walinagari dan kepala desa selalu diberikan kekuatan, kesabaran serta keihlasan dan ketegaran dalam melewati masa masa sulit ini.

Salam santun buat para pembaca yang budiman..