Sikap Dalam Mengahadapi Wabah Corona : Perspekstif Aliran Dalam Islam

Pariaman,(cMczone.com) – Agar tetap terhindar dari dua aliran sesat atas, dan kita masih tetap du jalur AHLI SUNNAH mari simak tulisan Ini.

1. JABARIYAH

Jabariyah adalah sebuah aliran dan sekte bidah di dalam akidah Islam yang muncul pada abad ke-2 hijriah di Khurasan. Jabariyah memiliki keyakinan fatalistik bahwa setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa memiliki pilihan disertai dengan menihilkan ikhtiar, usaha manusia.

Mereka ‘mencomot’ ayat Al-Qur’an dibawah ini

قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal” (QS. At-taubah: 52)

Mereka memakai ayat itu dan juga ayat ayat yang sealur diatas tanpa mengkomparasi dengan ayat lainnya.

Yang akhirnya aliran ini fatalistik menihilkan ikhtiar dan usaha manusia dalam mendatangkan manfaat maupun menjauhi madarat.

Dalam contoh kekinian menyikapi Corona banyak saudara saudara kita yg muslim tanpa sadar terjerumus ke keyakinan jabariyah ini. Misal ungkapan-ungkapan dibawah ini.

Baca Juga :   Kapolda Banten ,TNI Dan Pemerintah Daerah Pantau Langsung Pilkades Serentak Di Kabupaten Tangerang

a. Ngapain ribet-ribet ngikutin SOP WHO lah, SOP kemenkeslah, ngikutin saran ahli kesehatan lah!
toh yang akan kena Corona dan yang akan selamat dari Corona sudah ditentukan Allah dilauhil mahfudz.

d. Yang penting mah kita banyak banyak berdoa saja! Ngapain harus ngikutin saran ahli kesehatan.

Dan ungkapan-ungkapan sejenis yang karena semangat keimanan yang tinggi sampai menafikan dan menihilkan ikhtiar manusia. Hati hati ya saudara muslim ku.

2. QODARIYAH

Qadariyah adalah sebuah aliran dan sekte bid’ah di dalam akidah Islam yang muncul pada pertengahan abad pertama Hijriah di Basrah, Irak. Kelompok ini memiliki keyakinan mengingkari takdir, yaitu bahwasanya perbuatan makhluk dan fenomena alam semuanya diluar campur tangan Allah, manusialah yang dengan kehendak bebasnya bisa mendatangkan manfaat dan menjauhi madarat tanpa ada kuasa Allah didalamnya.

Mereka berkeyakinan seperti itu karena memutlakan dalil Qur’an dibawah ini:

Baca Juga :   Proyek Siluman Mulai Bergentayang di Kecamatan Kumpeh

إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’du: 11)

Dalam contoh kekinian menyikapi Corona banyak saudara saudara kita yg muslim tanpa sadar terjerumus ke keyakinan Qodariyah ini. Misal ungkapan-ungkapan dibawah ini.

a. Hari gini, menolak virus masih dengan doa, kuno.

d. Kiayi-kiayi, ulama-ulama, ustadz-ustadz minggir! Ini wilayah ahli kesehatan jangan ikut ikutan bikin anjuran.

Dan ungkapan-ungkapan sejenis yang karena orang-orang yang masih ngaku muslim ini sudah terkena virus sekulerisme, materialisme dan akhirnya mereka sampai berani dan sombong dihadapan Allah dengan menafikan dan menihilkan doa, qunut nazilah, sedekah, istighosah dll.

Hati hati!.

3. AHLUS SUNAH WALJAMAAH

Ahlus Sunah wal-jamaah dalam konteks taqdir itu berada tawassuth ditengah-tengah antara dua kutub ekstrim aliran sesat jabariyah dan Qodariyah.

Ahlus Sunah wal-jamaah meyakini bahwa fenomena alam, perbuatan makhluk dan usaha manusia ada dalam taqdir dan kehendak Allah SWT, tapi juga manusia tetap harus melaksanakan ikhtiar semaksimal mungkin dengan pakai nalar yang logis dan sainstific.

Baca Juga :   Danau Maninjau Berduka Lagi, Seorang Pria Ditemukan Merapung

Dua ayat di atas yaitu pertama, QS surah At-taubah ayat 52, tentang semua yang terjadi dalam taqdir Allah itu diterima dan diimani di wilayah keyakinan.

Dan kedua, QS. Ar-Ra’du ayat 11 tentang manusia punya usaha untuk merubah nasib, itu diimplementasikan di wilayah Kasab dan ikhtiar.

Dalam contoh kekinian menyikapi Corona yang berkeyakinan sunah wal-jamaah ini. Bisa diambil contoh ungkapan-ungkapan dibawah ini.

a. Mari banyak berdoa dan ikuti anjuran para ahli kesehatan.

b. Ayo sering cuci tangan! Sementara minimalisir interaksi sosial, jaga imunitas. Dan jangan lupa selalu berdoa!

Dan ungkapan ungkapan sejenis yang menyelaraskan antara ikhtiar logis medis dan doa spiritual.

Semoga dengan artikel sederhana ini kita bisa tetap dalam keyakinan lurus Ahli Sunnah Wal-Jamaah .

Berdoa dengan khidmat dan tetap ikhtiar dengan maksimal. Aamiin

Wallahu a’lam bishowaab.

By : Abrian Tanjung
(Mahasiswa Perbandingan Mazhab
Uin Imam Bonjol Padang)