PENDIDIKAN SEBAGAI PERADABAN BANGSA.

Di tulis oleh: Nasrul Hamdani, S.Pd ( ketua Panwascam Kecamatan IV Koto Aur Malintang )

Pendidikan mempunyai peran sangat penting dalam
mempersiapkan bangsa yang barkualitas, Bangsa yang berkualitas sering diidentikkan dengan bangsa yang belperadaban maju, Peradaban maju hanya dapat dicapai oleh bangsa dalam suatu negara bila ditopang oleh tingkat pendidikan yang tinggi dari para warganya. Oleh karena itu banyak negara secara serius memperhatikan dan meningkatkan usaha-usaha di bidang pendidikan dalam rangka untuk memajukan masyarakatnya.

Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya, sekalipun dalam masyarakat yang masih terbelakang (primitif). Pendidikan sebagai usaha sadar yang dibutuhkan untuk menyiapkan anak manusia demi menunjang perannya di masa datang. Upaya pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa tentu memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan rekayasa bangsa di masa mendatang, karena pendidikan merupakan salah satu kebutuhan asasi manusia, bahkan M. Natsir menegaskan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan maju mundurnya kehidupan masyarakat tersebut.

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk memberikan bimbingan atau pertolongan dalam mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak untuk mencapai kedewasaanya serta mencapai tujuan agar anak mampu melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri.

Baca Juga :   Ultah DPC ONUR kecamatan Payung Sekaki Ke 4 ,, Wilman Nazara Sebut Banyak Mimpi Yang Belum Terwujud .

Pengertian di atas mengindikasikan betapa peranan pendidikan sangat besar dalam mewujudkan manusia yang utuh dan mandiri serta menjadi manusia yang mulia dan bermanfaat bagi lingkungannya. Dengan pendidikan, manusia akan paham bahwa dirinya itu sebagai makhluk yang dikaruniai kelebihan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Bagi negara, pendidikan memberi kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta membangun watak bangsa (nation character building).

Menurut Redja Mudyahardjo (dalam Sulistiawan, 2008: 18) pengertian pendidikan dapat dibagi menjadi tiga, yakni secara sempit, luas dan alternatif. Definisi pendidikan secara luas adalah mengartikan pendidikan sebagai hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan dan sepanjang hidup (long life education). Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Secara simplistik pendidikan didefinisikan sebagai sekolah, yakni pengajaran yang dilaksanakan atau diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubunganhubungan dan tugas sosial mereka.

Baca Juga :   JELANG PUTUSAN MA TERKAIT PASLON HERRY NEHEM,BIAK NUMFOR SIAGA PERANG

Secara alternatif pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan secara tepat di masa yang akan datang.

Pendidikan adalah pengalaman belajar yang memiliki program-program dalam pendidikan formal, nonformal ataupun informal di sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan mengoptimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan secara tepat.

Sekolah adalah institusi sosial yang didirikan oleh masyarakat untuk melaksanakan tugastugas pendidikan kepada generasi muda. Dalam konteks ini pendidikan dimaknai sebagai proses untuk memanusiakan manusia untuk menuju kepada kemanusiaannya yang berupa pendewasaan diri. Melalui pendidikan disemaikan pola pikir, nilainilai, dan normanorma masyarakat dan selanjutnya ditransformasikan dari generasi ke generasi untuk menjamin keberlangsungan hidup sebuah masyarakat.

Dalam konteks sekolah sebagai lembaga yang melaksanakan transformasi nilai-nilai budaya masyarakat, terdapat tiga pandangan untuk menyoal hubungan antara sekolah dengan masyarakat, yakni perenialisme, esensialisme dan progresivisme. Pandangan perenialisme, sekolah bertugas untuk mentransformasikan seluruh nilai-nilai yang ada dalam masyarakat kepada setiap peserta didik, agar peserta didik tidak kehilangan jati diri dan konteks sosialnya. Esensialisme melihat tugas sekolah adalah menyeleksi nilai-nilai sosial yang pantas dan berguna untuk ditransformasikan pada peserta didik sebagai persiapan bagi perannya di masa depan. Peran sekolah yang lebih maju ada pada progresivisme yang menempatkan sekolah sebagai agen perubahan (agent of change) yang tugasnya adalah mengenalkan nilai-nilai baru kepada peserta didik yang akan mengantarkan peran mereka di masa depan.

Baca Juga :   Greatest Hookup Websites & Apps

Membangun peradaban hidup yang lebih baik diperlukan peran pendidikan. Pendidikan dalam arti luas, yaitu sebuah proses pemanusiaan, yang dapat terjadi dimana saja, dan sepanjang kehidupan. Tulisan ini menegaskan bahwa pendidikan itu bermakna universal, dan mempunyai peranan penting dalam membangun sebuah peradaban. Esensinya ialah bahwa maju mundurnya sebuah peradaban sangat ditentukan oleh kualitas individu dan masyarakatnya. Kualitas individu dan masyarakatnya ditentukan oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ditentukan oleh proses pendidikan dengan segala aspeknya.

Penguasaan pengetahuan itu merupakan cara terpenting untuk membangun peradaban manusia. Jika individu-individu yang berpengetahuan berakumulasi dalam sebuah masyarakat, maka dapat dikatakan sebagai indikator masyarakat yang bersangkutan telah membangun peradabannya dengan berhasil.

Sumber: YOGI PUTRA DADOK