Pandang Sayang di Pulau Tulang

Oleh : Suyono Saeran 

Ketika speed yang membawa kami merapat ke dermaga, angin sejuk pantai menyapa lembut. Hamparan pasir putih melambai dengan kilaunya laksana mutiara yang menyambut dengan salam kedamaian. Deretan sampan yang berjejer rapi seolah tak mau ketinggalan untuk ikut hadir memberikan sambutan.

Di antara rombongan kami ada seorang lelaki yang tetap teguh melangkah. Sambutan peluk dan pandang sayang dari masyarakat Desa Tulang, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) meluruhkan lelah, menambatkan penat dan menyisihkan letih lelaki yang sudah lima hari ini berjibaku dengan keringat perjuangan.

Kedatangannya dielu-elukan. Kehadirannya seolah menjadi oase di tengah terik gurun gersang yang kerontang. Wajah-wajah penuh senyum dan ceria menatap lelaki itu dengan penuh cinta. Dia iringi langkahnya dengan tabuhan kompang dan rebana. Ombak kecil yang bersautan seolah ikut bergembira dengan hadirnya lelaki rendah hati yang dirindukan itu.

Baca Juga :   Addytia: Pak Ansar Sosok yang Tepat untuk Membangun Kepri

Lambaian nyiur yang diterpa angin ikut memberikan suasana yang meneduhkan. Langit di atas Pulau Tulang juga begitu cerah dengan bentangan kebiruan yang diwarnai sapuan awan tipis laksana kabut yang menyebar ke pelosok Tulang di semua sudut.

Begitu sampai di balai yang sudah disiapkan, laki-laki itu duduk sejenak. Pandangannya dia tebarkan ke segala penjuru. Senyumnya sengaja dia lepaskan seolah tanpa beban. Dia begitu jatuh cinta. Pada setiap mata yang melihatnya penuh pengharapan. Pada setiap hati yang menginginkannya untuk kokoh berdiri pada negeri yang dituahkan. Pada Kepulauan Riau tempat semua mimpi dan harapan ditumpahkan.