Anak Muda “Relawan Ansar-Marlin” Ini Mahir 6 Bahasa Asing

Bintan, Kepri (cMczone.com) – Nama anak muda ini Jodie Lazuardi Haickal. Dari penampilannya termasuk anak muda yang biasa saja. Tidak ada kesan khusus. Dia juga seperti anak muda lainnya. Suka main game, kongkow-kongkow dan kadang mengisi waktu kosong dengan latihan karate. 

Sekilas memang tidak ada yang istimewa dari remaja kelahiran 25 April tahun 2000 ini. Tetapi setelah ditelisik lebih jauh, Jodie ternyata mahasiswa semester lima di Raja Manggala University of Technology Thanyaburi Thailand.

Dari seluruh Indonesia, hanya dirinya yang diundang Pemerintah Negeri Gajah Putih untuk kuliah gratis di ITB-nya Thailand tersebut.

Bukan tidak punya alasan, mengapa Pemerintah Thailand memberinya kuliah gratis di universitas bergengsi di negerinya. Jodie ternyata memang bukan anak sembarangan.

Jodie yang tinggal di Tanjung Uban, Bintan Utara, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ini ternyata menguasi berbagai bahasa asing. Tidak tanggung-tanggung. Enam bahasa asing dia kuasai penuh.

Baca Juga :   Rambu Lalu Lintas Tumbang, Kapolsek KKP Tanjungpinang Ajak Personil Perbaiki

Selain Bahasa Thailand, Jodie juga mahir berbahasa Inggris, Rusia, Spanyol, Jepang, dan Korea. Karena kemampuannya menguasi bahasa asing tersebut, Jodie pernah dinobatkan jadi Duta Bahasa Tingkat nasional mewakili Kepri pada tahun 2019. Sebuah prestasi yang tidak gampang diraih, apa lagi anak muda seusia Jodie.

Tetapi Jodie mampu membuktikannya. Karena prestasinya itu Jodie pernah keliling Indonesia yang sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah.

“Saya serius kalau situasi memang menuntut kita serius. Tetapi tidak jarang saya juga bisa enjoy kalau waktu memang memberikan kita untuk bersantai-santai. Seperti sekarang ini, kampus untuk sementara libur karena masalah Covid-19 saya bisa kumpul-kumpul dengan teman-teman sekolah saya dulu. Bahkan untuk mengisi waktu senggang saya ikut gabung tim relawan untuk bantu Pak Ansar Ahmad,” kata Jodie dalam sebuah kesempatan di Tanjung Uban.

Baca Juga :   H. Muhammad Yusuf dan Ketua DPRD Tanjabtim Serahkan Tropi Bola Volly Kades Cup 1 Lagan Tengah

Ketika ditanya soal kuliahnya di Thailand, Jodie mengaku tidak menemui kendala yang berarti. Semua bisa dilalui dengan mudah meski Jodie tinggal di negara asing yang secara adat, budaya dan kesehariannya jauh berbeda dengan kampungnya di Tanjung Uban.

Tentang informasi yang sering beredar di dunia maya dan publik, bahwa Thailand merupakan negara yang penuh kebebasan dan kurang toleran terhadap umat muslim, sepenuhnya tidak dibenarkan oleh Jodie.

“Di kota tempat saya kuliah, pengurus asrama sangat menghargai kita. Bahkan soal makan pun selalu ditanya soal halal haramnya sebelum disajikan ke kami yang mahasiswa muslim,” jelas Jodie.

Jodie tidak menampik, Thailand memang negeri penuh kebebasan. Soal minuman keras, pergaulan, soal budaya dan lainnya pemerintah Thailand memberikan kelonggaran pada warganya.

Namun Jodie tidak berpengaruh soal itu. Sebagai anak dari keluarga yang memegang teguh nilai-nilai Islam, Jodie tetap kuliah secara serius dan tidak terpengaruh dengan “kebebasan” di Thailand.

Baca Juga :   Audy + RKN = 2 + 2 = 1

Jodie teringat kata-kata Buya Hamka yang mengatakan, apa yang kau cari itu yang akan kau dapatkan.

“Meski kita berada di tempat berlumpur selalu ada yang kering dan bersih. Tinggal hati kita mau digerakan kemana. Tidak semua yang di Thailand itu tidak baik seperti yang diberitakan. Begitu juga di daerah atau negara lain yang dianggap suci dan bersih pasti juga ada noktah dan noda hitamnya. Tinggal kita mau cari apa. Kalau cari yang baik pasti menemukan yang baik. Kalau mau cari yang buruk, tidak perlu jauh-jauh ke Thailand, di Indonesia pun juga banyak,” kata Jodie sambil tersenyum begitu menyudahi kisahnya.

Editor : Budi Adriansyah | Sumber : Bidang Penggalangan Opini DPD Golkar Provinsi Kepri