Diduga Memanipulasi Data Siswa Penerima BOP PKBM Rajawali, Disdik Lamsel Membantah Terlibat

Lampung Selatan, (cMczone.com) – Menindaklanjuti berita yang sempat viral di media online beberapa hari yang lalu terkait dugaan adanya manipulasi data yang dilakukan oleh Suwarna, Pengurus Pusat Kegiatan Belajar Masyakat (PKBM), Kepala Bidang Paud dan Pendidikan Masyarakat Kesetaraan Dinas Pendidikan Lampung Selatan, Ahmadin S.Pd MM membantah besaran penyaluran Bantuan Operasional Pendidikan ( BOP ) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM ) bedasarkan kedekatan pengurus PKBM dengan pihak Dinas Pendidikan.

Hal tersebut diungkapkannya saat dihubungi Awak Media via sambungan seluler, Rabu (02/12/2020).

“Tidak benar itu mas, terus terang pernyataan seperti itu tidak benar,” kata Ahmadin saat itu.

Baca Juga :   Terkesan Menolak Dua Orang Ibu Hamil Mau Melahirkan, RSUD Ahmad Darwis Suliki Jadi Sorotan

Menurutnya, Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) untuk PKBM lebih memprioritaskan peserta didik yang umurnya 7 sampai 21 tahun.

Pencairan dana BOP dari Pemerintah pusat menurutnya dua kali dalam satu tahun atau enam bulan sekali dan bantuan tersebut sesuai dengan data dapodik yang dimiliki oleh masing- masing pengelola PKBM.

“Oleh karna bantuan pusat tersebut tidak turun sekaligus maka biasa nya bantuan diproritaskan untuk Peserta didik yang berumur 7 sampai 21 tahun,” Tambah Ahmadin.

Pernyataan Ahmadin tersebut menepis Keterangan Suwarna selaku Pengurus PKBM Rajawali yang beralamat di Desa Budi Lestari Kecamatan Tanjung Bintang.

Sebelumnya Suwarna selaku Pengelola PKBM Rajawali saat di minta tanggapan di ruang kerjanya (21/11/2020) menjelaskan bahwa pihaknya mendapat bantuan BOP hanya untuk 100 peserta didik atau sekitar 8 persen dari jumlah siswanya yang mencapai 1.890 orang.

Baca Juga :   Pelaku Pengeroyokan Jurnalist Newslan.id di SPBU Limbur Tembesi Sarolangun Diringkus Polisi

“Dana bantuan BOP itu kan dari pusat mas, sekarangkan tidak langsung masuk ke rekening PKBM tetapi masuk rekening Daerah dulu. Dari rekening daerah melalui Dinas Pendidikan, pihak Dinas Pendidikan lah yang membagi bantuan tersebut kepada masing- masing PKBM. Dan kami hanya kebagian bantuan BOP untuk 100 orang siswa” ujar Suwarna ketika itu.

Sebelumnya diberitakan Suwarna selaku Pengelola PKBM Rajawali diduga kuat memanipulasi data jumlah siswa peserta Pendidikan Nonformal (Paket A,B dan C).

Menurut pengakuan Suwarna yang sesuai dengan data yang dimiliki oleh media ini Peserta didik PKBM Rajawali untuk tahun Ajaran 2020/2021 berjumlah 1.890 orang yang tersebar di sebelas (11) Kelompok Belajar ( Pokjar). Namun ketika ditelusuri ke beberapa Pokjar dan menurut pengakuan tutor (pengajar) pada pokjar tersebut, setiap pokjar hanya memiliki siswa 20 sampai 25 orang, hanya Pokjar yang di Neglasari yang mencapai hampir seratus Peserta.

Baca Juga :   IPR-Yogyakarta Komisariat Rokan Hulu Gelar Musyawarah Tahunan Anggota Luar Biasa

Bila dijumlahkan seluruh peserta didik dari sebelas pakjar tersebut dapat diperikaran hanya mencapai enam ratus peserta.

Bila peserta didik yang diajukan Suwarna sejumlah 1.890 orang dan peserta didik real nya hanya 600 orang, pertanyaan nya peserta didik sejumlah 1.200 orang ini dimana ?
(Red)