Pesan untuk Sahabat

Oleh: Suyono Saeran

Sebanyak 57 pulau kita singgahi dalam perjalanan kita selama dua bulan lebih. Dan selama itu kurang lebih 673 kali kita berkunjung ke kampung, dusun dan pemukiman untuk berkampanye dan bertatap muka dengan masyarakat dari berbagai kalangan.

Dari setiap perjalanan yang sudah kita lalui, aku catat semua tentang segala peristiwa. Aku dengar keluhmu ketika tubuhmu lelah. Aku simak dalam-dalam ketika engkau berbicara, menyapa orang dan bagaimana engkau bersikap ketika seseorang tidak sependapat denganmu. Aku hapal betul bagaimana engkau berbaring sejenak di lantai masjid seusai sholat dzuhur untuk istirahat setelah dari subuh engkau berjalan dan berjuang demi sebuah harapan. Aku juga sangat  tahu bagaimana engkau meneteskan air mata ketika melihat kondisi masyarakat yang menyentuh batinmu. Semua kamu tunjukkan sebagai manusia yang berjiwa besar terlepas dari penilaian soal positif dan negatif seseorang tentangmu.

Dan hari ini semua lelah itu terbayar. Cerita tentang perjalanan yang sudah kamu tempuh biarlah jadi lembaran-lembaran kisah yang terpatri di gunung-gunung dan lautan yang akan jadi saksi, betapa sebuah perjuangan itu punya nilai dan harga yang pantas. Karena perjuangan itu juga mengingatkan bagaimana dirimu naik pelantar yang nyaris roboh, maghrib-maghrib mendayung sampan untuk bertemu masyarakat di Belakang Hutan, mobil yang engkau tumpangi terjebak di jalan berlumpur di Natuna dan Lingga, serta menerobos hujan agar masyarakat di Sanglar bisa tersenyum.

Dari semua cerita itu akhirnya nyaris bisa dijamin penuh, bahwa dirimu yang kini melesat dalam bursa pemilihan Gubernur Kepulauan Riau pada 9 Desember 2020 lalu, bukan sejenis pejuang bermodal nekat dan petarung politik kelas ayam sayur. Kerja kerasmu yang penuh kesabaran dan silaturahmi yang tiada putus menjadikan namamu beredar begitu luas di kalangan masyarakat. Menjadi bahan diskusi di segala pojok kedai kopi dan seantero negeri. Meletupkan rasa penasaran dan spekulasi yang akhirnya menggiring opini publik untuk terus mengamati.

Baca Juga :   Direktur SELARAS; Herman Susilo, Riau Bersiap Hadapi Pilkada Serentak 2020

Bagai magnet, dirimu berhasil menarik semua elemen yang akhirnya terakumulasi menjadi sebuah dukungan yang kemudian menghantarkanmu dalam posisi seperti saat ini. Pemenang dalam pertarungan!!!

Saya masih ingat, bagaimana namamu bertebaran di segala penjuru negeri yang mempunyai 2408 pulau ini. Menghiasi tiap ruas ruang publik, entah melalui baliho, spanduk, atau tercetak dengan tinta tebal di media online dan koran-koran lokal.

Nama dan wajahmu pun begitu familiar, lantaran merangsek masuk ke rumah-rumah penduduk, menghiasi pintu, jendela bahkan cermin di kamar pribadi. Entah dalam bentuk sticker, kalender, atau pamlet. Dalam bahasa ilmu politik modern, namamu membumbung tinggi dalam popularitas yang tak terhingga.

Dan popularitas yang kamu raih karena sebuah kerja keras dan kerja hebat. Dan itu sudah kamua buktikan dengan mencapai posisi yang ter, untuk segala kategori.

Terpopuler paling ter-kenal, skor ter-tinggi yang akhirnya jadi yang ter-pilih. Operasi politik seperti itu selain butuh kerja keras dan cerdas, pasti pula memerlukan kucuran keringat dan energi yang luar biasa. Tetapi dirimu bisa meracik semua itu menjadi sebuah ramuan politik yang membuat masyarakat terpesona dan memberikan dukungan penuh pada langkahmu.

Publik mafhum sudah, bahwa langkah operasi politik guna menaikkan popularitas tak bisa dilakukan dengan serampangan. Hanya mereka yang telah terlatih, dengan organisasi modern, bermodal perangkat teknologi informasi canggih, dan bersandar pada metodologi ilmiah, yang mampu melakukannya.

Merekalah yang menyandang sebutan manis: konsultan politik. Tidak hanya itu, mereka yang jatuh hati dengan caramu berbicara, caramu bekerja, dan caramu memberikan harapan juga dengan penuh keikhlasan membantu memuluskan langkahmu.

Mereka bekerja siang dan malam. Merangsek masuk ke pemukiman-pemukiman untuk meyakinkan masyarakat tentang gagasanmu yang luar biasa tentang negeri ini ke depan. Mereka inilah Para Relawan.

Dan itu kamu gerakan dengan remote control yang sewaktu-waktu terus memberikan laporan setiap perkembangan yang terjadi di lapangan. Atas semua kenyataan itu, sangat patut bila masyarakat memberikanmu sebuah apresiasi.

Baca Juga :   Separatisme dalam Demokrasi Indonesia

Paling kurang, dengan munculnya namamu sebagai yang terpilih, maka naluri politik masyarakat kembali punya ruang untuk mengeluh, mengadu dan mengusulkan sesuatu bagi daerah ini agar lebih sempurna di masa akan datang.

Pilkada yang kemarin kita laksanakan adalah momentum politik lokal yang multi dimensi. Meletupkan kesadaran politik segala pihak. Mengobarkan euphoria semangat perubahan lebih baik tentang Kepulauan Riau yang akan dipenuhi oleh mimpi-mimpi.

Oleh karena itu, tak perlu heran bila masa kampanye waktu itu bermunculan rupa-rupa cara dari masyarakat bawah. Mulai dari cara paling sehat, hingga cara paling jahat. Sebagian masyarakat bawah ada juga yang sengaja meletupkan kemarahan-kemarahan. Karena terlalu lama jengkel dengan segala problem dan kerumitan hidup, yang tak pernah terurai dengan jelas dan tegas. Di lapisan ini pula sering menyembul ancaman-ancaman serius, semacam niat untuk melakukan pembalasan. Jangan abaikan fakta ini. Karena memang sejatinya ajang Pemilu, secara teori, adalah ajang mendelegitimasi status kekuasaan yang tidak berpihak. Pilkada adalah skenario demokratis untuk melakukan rotasi dan pergantian kekuasaan politik yang kurang berpihak pada tangisan masyarakat bawah.

Lalu masih ada lapisan lain yang piawai memanfaatkan momentum untuk tujuan-tujuan spesifik. Kalangan ini berada di golongan kelas menengah. Hati-hati dengan kelompok ini. Selain sangat terdidik, well informed (tahu informasi), juga memiliki jaring-jaring politik yang melebar ke mana-mana.

Dan di titik awal seperti sekarang, kelompok ini lah yang menjadi the second media (media lapis kedua), yang mengharu biru segala isu di negeri ini. Di sinilah sebaiknya fokus perhatian dirimu harus hadir. Bukan hanya teori komunikasi yang pernah mengingatkan potensi politik kelas ini, yaitu sebagai the persuader (para pembujuk, pembisik, sekaligus tukang kasak-kusuk). Melainkan konteks terkini yang memberikan segala fasilitas yang memanjakan daya dobrak politik kelas menengah ini.

Baca Juga :   Pandang Sayang di Pulau Tulang

Mereka bisa bermain isu dengan memanfaatkan pelbagai wahana dan media. Hitung saja, perkembangan mesin android yang bisa dikelola untuk semua jenis media massa. Via android, segala urusan tetek bengek daerah ini bisa hadir. Teramat mudah saat ini untuk merekam, memanipulasi, menyebarkan, mengolah, mengemas dan mempopulerkan segala rupa fakta (atau bahkan sekedar isu).

Saya yakin, dirimu sangat tahu tentang adanya ekspektasi besar di balik posisimu saat ini. Karena tak sedikit ekspektasi besar ini disertai “ketidaksabaran” dari masyarakat. Padahal, membuat perubahan di Kepulauan Riau, negeri yang kita cintai, tidak semudah membalik telapak tangan. Dan sekali lagi, saya sangat yakin dirimu juga paham dengan semua itu.

Perlahan namun pasti, dirimu telah memasuki kontradiksi yang tidak bisa dianggap sepele. Di satu sisi, dirimu didorong oleh sebuah ekspektasi sangat besar dari masyarakat. Namun, di sisi lain, dirimu berhadapan dengan sejumlah tantangan yang butuh energi untuk menaklukkannya. Banyak orang yang ingin solusi cepat. Yang mereka tahu, ketika kekuasaan sudah ditangan penguasa baru, setiap masalah mereka bisa segera dituntaskan. Mereka kadang tidak tahu bahwa sebuah kebijakan politik sangat dipengaruhi oleh politik atau perimbangan kekuatan dalam kekuasaan.

Untuk itu perlu merangkul mereka yang apatis dan skeptis untuk dijadikan sebagai sebuah kekuatan baru untuk membangun Kepulauan Riau agar tampil dengan wajah baru yang manis. Kamu harus berani meyakinkan masyarakatmu bahwa “Kepri Baru Kepri Maju” memerlukan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat karena dirimu tidak mungkin bisa bekerja sendirian.

Selamat mengemban amanah baru, sahabat. Jemputlah mimpi besar itu. Begitu kuat harapanku tentang kerja kerasmu, seperti yang sudah pernah engkau lakukan, agar negeri ini menjadi negeri yang seperti diimpikan oleh diriku, dirimu dan seluruh masyarakat Kepulauan Riau yang kita cintai.

Tanjungpinang, 19 Desember 2020

***Sahabatmu Yang Tertidur Ketika Duduk Saat Menunggumu Berorasi***