Situasi Di Partai Demokrat Kian Memanas

Medan,(cMczone.com) – Perseteruan ditubuh Patai Demokrat terus bergulir. Bahkan sejumlah mantan kader senior Partai Demokrat menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) yang memutuskan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Dilansir dari sindonews, Pengamat politik, Saiful Mujani menilai kondisi ini sebagai sesuatu yang ironi. Seorang pejabat negara seharusnya melindungi semua partai, bukan justru mengambil alih.

Bahkan zaman Orde Baru (Orba) yang otoriter saja pengambilalihan oleh kader partai sendiri, bukan pejabat negara.

“Zaman Orba saja yang otoriter pengambilalihan kekuasaan lewat KLB oleh kader partai sendiri. kasus PDI misalnya. Di era demokrasi sekarang Demokrat justru diambil alih oleh pejabat negara yang mestinya melindungi semua partai. ironi luar biasa,” kata Saiful Mujani seperti dikutip dari lini masa akun Twitternya, @saiful_mujani, Jumat (5/3/21).

Baca Juga :   Pakar Digital Ini Pernah Ditawari Serang Agama Tertentu

Dalam cuitan sebelumnya, Saiful Mujani menilai penunjukan Moeldoko menjadi ketua umum Partai Demokrat melalui KLB sebagai pembajakan.

“Kejadian pertama partai dibajak orang luar partai,” cuitnya.

Menurut dia, demokrasi dunia sekarang memang sedang mundur atau backsliding. “Menurut studi terakhir Haghar dan Kufman (2021) penyebabnya adalah tindakan-tindakan politik oleh pejabat yang justru hasil demokrasi sendiri. kita mungkin masuk di sini,” cuitnya.

Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan langkah orang-orang di luar partainya menginisiasi kongres luar biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat (5/3/21), dan menetapkan  Moeldoko menjadi ketua umum adalah perbuatan melecehkan. 

 

“Orang yang telah berada di tempat lain, di partai lain, kemudian bukan anggota Demokrat yang tidak punya KTA terus langsung diakui jadi anggota, bahkan kemudian bisa calonkan diri atau diminta ketua umum tentu ini melecehkan,” kata AHY dalam konferensi pers menanggapi KLB di Sumatera Utara, Jumat sore dan menolak hasil KLB tersebut.

 

Baca Juga :   Hadiri Pembukaan Tournament Bandara Cup II

Dalam kesempatan tersebut pun, AHY menyindir manuver Moeldoko dan membandingkan dengan pernyataan Kepala Staf Kepresidenan RI itu sebelumnya.

SBY menyatakan penyesalannya pada masa lampau  pernah mengangkat Moeldoko sebagai Panglima TNI dan saat ini malah berbalik menyerang SBY, dengan berupaya melakukan upaya kudeta terhadap kepemimpinan anaknya AHY di Partai Demokrat.

Ketua Majelis Tinggi Patai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatan dengan kejadian ini Partai Demokrat tengah berkabung. 

“(Moeldoko -red) Mendongkel dan merebutnya dari Ketua Umum yang sah,” ujar SBY dalam pernyataan Jumat (5/3/21).

SBY lebih lanjut menuturkan hari ini sejarah telah mengabadikan apa yang terjadi di Indonesia.

Bahwasanya, Partai Demokrat yang dibangun dan dibinanya telah direbut oleh pihak eksternal partai.(***)

Baca Juga :   Irjen Idham jabat Kapolda Metro Jaya