Dia Mendorong Sendiri Tas Bawaannya, Tanpa Pengawalan dan Tanpa Ajudan

Begitu keluar dari mobil yang mengantarkannya, laki-laki itu berdiri sejenak di depan Bandara Hang Nadim Batam. Jarum jam menunjukkan pukul 16.45 WIB. Dia pandangi kami berempat: saya, Pak Dollah, Yoga dan Memet yang mengiringinya dari Tanjungpinang ke Batam. 

Bersama salah seorang staf dari Bagian Pemerintahan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri, dia harus terbang ke Jakarta pada pukul 17.30 WIB dengan pesawat City Link untuk sebuah agenda penting.

“Sore ini kalian balik ke Pinang, nggak apa-apa kan?” tanya laki-laki itu sambil pandangi kami berempat satu persatu.

“Siap, nggak apa-apa Pak. Semoga Pak Gubernur selalu sehat dan selamat dalam perjalanan!” jawab Yoga spontan dengan sikap penuh hormat.

Baca Juga :   Contoh Surat Pernyataan Kepala Biro Media

Laki-laki itu memang Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), H. Ansar Ahmad, SE, MM, yang menjelang petang harus terbang ke Jakarta. Dia kelihatan masih sangat semangat. Andrenalin seolah tiada henti mengalir dalam urat nadinya.

Padahal hari itu, dari pagi hingga sore dia sibuk dengan berbagai kegiatan yang menyita waktu. Tapi demi sebuah tanggung jawab, dia lakukan tanpa kenal menyerah.

Ketika memasuki pintu masuk Bandara Hang Nadim, saya lihat dia berjalan dengan mendorong sendiri tas bawaannya. Tanpa pengawalan. Tanpa ajudan. Seluruh petugas sekuriti Bandara yang berada di depan pintu masuk disapanya dengan salam dan senyuman. Suasana terasa begitu hangat. Tidak ada jarak. Tidak ada jeda.

Baca Juga :   10 Pahlawan Indonesia Pejuang Kemerdekaan

Sampai pukul 17.30 WIB saya masih di Bandara. Ingin memastikan Citylink terbang untuk membawanya ke Jakarta. Saya lihat langit Batam begitu cerah ketika pesawat yang membawa laki-laki mantan Bupati itu mengangkasa.

Malam hari dan besoknya, memang ada sejumlah pertemuan penting dengan Kementerian di Jakarta. Padahal belum genap sebulan dia memikul tanggung jawab. Tapi semua jalan dia tempuh. Semua jaringan dia telusuri. Dan hampir semua pejabat negara dia datangi. Dia ingin daerahnya, yang dalam peta negara hanya sekumpulan noktah kecil yang tersebar di lautan, masyarakatnya bisa sejahtera. Yang menangis bisa tertawa. Yang tertinggal bisa terbawa.

Karena itu meski hari libur dia tetap bekerja. Meski malam ketika semua orang terlelap, dia tetap menyusun agenda dan memastikan semua instansi yang dipimpinnya bekerja dengan tugas pokok dan fungsi yang sudah diberikannya. Dia memang sudah berkomitmen untuk kerja demi negeri yang menitipkan sebuah amanah.

Baca Juga :   Menguji Akal Sehat Kita : Siaran Pers Bupati Terkait Rencana Pembelian Tanah Untuk Rumah Dinas!!! Benar Atau Keliru!!!

Dia tidak hirau apakah dipuja atau dicela. Dia hanya ingin lakukan yang terbaik. Demi kesejahteraan masyarakatnya yang diharapkan terus naik. Dengan kemiskinan yang diinginkan jatuh menukik.

Selamat bekerja Gubernur….

Oleh : Suyono Saeran