Tekad Ansar Ahmad Ingin Sulap Tanjungpinang Jadi “Hongkong Kecil”

Tanjungpinang, Kepri (cMczone.com) – Denyut keseharian Hongkong yang dipenuhi gemerlap lampu aneka warna, menjadi inspirasi pembangunan desain Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Kota Tanjungpinang. 

Eksotiknya penataan kota, aneka hiasan lampu di pinggir jalan dan bangunan serta penataan lingkungannya yang bersih, indah dan tertata rapi mencerminkan Hongkong berhasil dalam hal manajemen kota.

Keberhasilan tersebut menjadikan Hongkong sebagai contoh pengelolaan Kota Tanjungpinang yang oleh Gubernur Provinsi Kepri, Ansar Ahmad, akan diredesain dan mulai direalisasikan pembangunannya pada tahun 2022.

Harapan Ansar, sebagai ibu kota provinsi, dalam tiga hingga lima tahun mendatang, Kota Tanjungpinang bisa tampil menjadi kawasan yang nyaman dan mengesankan. Di kawasan ini juga direncanakan ada pertunjukkan seni serta hiburan Budaya Melayu sebagai ruh utama dari detak jantung Kota Tanjungpinang sebagai Kota Pusat Peradaban Melayu.

Baca Juga :   Personel Polres Kampar Terus Lakukan Pendisiplinan Penerapkan Protokol Kesehatan

“Detail Engineering Design (DED) akan mulai dikerjakan tahun 2021 ini. Setidaknya di APBD Perubahan tahun 2021 sudah selesai. Sehingga tahun 2022 tinggal kita realisasikan,” kata Ansar ketika memimpin rapat rencana penataan ibu kota Provinsi Kepri, Kota Tanjungpinang, yang dilaksanakan di ruang kerja Gubernur Kepri di Dompak, Kota Tanjungpinang, Kamis (25/3/2021).

Dalam rapat yang dihadiri Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri, Abu Bakar, Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman, Mahyudin, Kepala BPKAD, Reni Yusneli, Asisten III, Syamsul Bahrum, dan beberapa pejabat dari Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang tersebut, Ansar berkeinginan Kota Tanjungpinang harus didesain seeksotis mungkin.

“Selain ibu kota provinsi, Kota Tanjungpinang akan kita jadikan kota wisata. Tidak hanya wisata sejarah tetapi juga kota yang punya daya dukung infrastruktur wisata yang indah, cantik, eksotik, nyaman dan menawan,” jelas Ansar.

Baca Juga :   PEKAT IB Riau : Kami Minta Komisi III DPR RI Untuk Proses Kasus Ini

Pulau Penyengat sebagai ikon Kota Tanjungpinang, kata Ansar, sudah disiapkan desain dengan tidak meninggalkan nilai-nilai sejarah dan Budaya Melayu.

Mulai dari pelabuhan sebagai pintu masuk ke Pulau Penyengat, Masjid Raya Sultan Riau, beberapa situs sejarah peninggalan Kerajaan Riau-Lingga, jalan-jalan di Penyengat dan berbagai hal tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat Melayu yang dikemas dalam paket wisata. Kala malam tiba, aneka lampu warna warni menghias Pulau Penyengat.

“Saya bermimpi, suatu saat Pulau Penyengat ketika malam tiba seperti Hongkong. Bermandikan cahaya aneka warna,” ujar Ansar.

Obyek-obyek wisata lainnya seperti Patung Seribu Wajah, Gereja Ayam, revitalisasi Vihara Senggarang, kawasan jalan Merdeka, jalan Bintan dan Jalan Teuku Umar juga sudah disiapkan desain khusus.

Daerah sekitar Pelantar I dan Pelantar Laut Jaya akan ditata sedemikian rupa sehingga bersih dengan kapal-kapal dan perahu nelayan yang tambat di pelantar tersebut terlihat rapi, indah dan tertib.

Baca Juga :   Polisi Amankan Tersangka dan Sabu Seberat 100,56 gram

Dengan demikian, maka Kota Tanjungpinang bisa menjadi destinasi wisata yang bakal mengundang daya tarik para pelancong. Untuk mewujudkan hal tersebut, Ansar mengungkapkan, bahwa perlu adanya kesungguhan menjadikan Kota Tanjungpinang sebagai kawasan wisata konservasi unggulan.

“Kita ingin Kota Tanjungpinang nantinya mampu diorientasikan sebagai ekspresi eksotis sejarah yang dikemas secara modern dengan tatanan lingkungan yang menawan,” ucap Ansar.

Untuk menunjang daya dukung kota wisata, lanjut Ansar, dua flyover juga akan disiapkan di Kota Tanjungpinang pada tahun 2022.

Untuk itu, Ansar secara serius terus meloby Pemerintah Pusat agar membantu merealisasikan mimpinya tentang Kota Tanjungpinang yang indah dan menawan.

“Saya tetap optimistis. Dengan segala keseriusan usaha dan upaya kita, Kota Tanjungpinang bisa menjadi “Hongkong Kecil” dengan segala keunggulan faktor pembedanya,” pungkas mantan Bupati Bintan dua periode ini.

Editor : Budi Adriansyah