Kunker di Galang Batang, Mendagri Minta PT BAI Serap Produk Lokal

Bintan (Kepri), cMczone.com – Rencana pengembangan Galang Batang yang sudah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2017 dan penetapan KEK sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan PP Nomor 40 tahun 2021 dan sudah mulai beroperasi sejak 8 Desember 2018.

Hal ini dipaparkan langsung di depan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian saat melakukan kunjungan kerja (kunker), di ruang rapat PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), Minggu (9/5/2021).

Dalam paparan yang disampaikan oleh Zulkarni Al Fikri, salah seorang Manager di PT BAI, bahwa kegiatan utama di KEK Galang Batang adalah pembangunan dan pengelolaan kawasan, industri pengolahan bauksit, penyediaan infrastruktur kawasan dan penyediaan logistik untuk kebutuhan kawasan.

“Luas lahan 2.333,6 hektar (penetapan KEK) dan yang sudah dikuasai 1.750 hektar. Lahan yang sudah kami gunakan 1.238 hektar dan lahan yang sudah berstatus HGB 327,15 hektar,” jelas Zulkarni.

Dalam pengembangan KEK tersebut, kata Zulkarni, proyeksi tenaga kerja yang dibutuhkan mencapai 21.000 orang dan realisasi sampai akhir tri wulan I tahun 2021 sudah menyerap tenaga kerja 4.300 orang dengan TKA 1.200 orang.

Baca Juga :   Miris....Terbentang Kabel Listrik Teganggan Tinggi Milik PLN Gunakan Penyanggah Kayu dan Pohon  

“Kami tetap berkomitmen untuk recruitment tenaga kerja lokal di KEK Galang Batang,” tandas Zulkarni.

Menurut penjelasan Zulkarni, PT BAI merupakan perusahaan yang dibentuk dari shareholder beberapa perusahaan yang terdiri dari Global Aluminium International PTE LTD (Singapura), PT Mahkota Karya Utama (Indonesia) dan Press Metal Aluminium (Malaysia).

Rencana umum dari KEK Galang Batang dengan PT BAI sebagai investor utamanya yakni pembangunan pelabuhan dengan kapasitas bongkar muat 20 juta ton per tahun, produksi alumina sebanyak 2 juta ton pertahun, pembangunan gas station dengan kapasitas 1,9 m3 per tahun dan  pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2.850 MW.

“Tidak hanya itu, kami juga akan memproduksi aluminium ingot sebanyak 1 juta ton per tahun, produksi carbon anode 520.000 ton per tahun, membangun water reservoir dengan kapasitas 20 juta m3 per tahun serta membangun akomodasi untuk 20.000 orang yang bekerja di KEK Galang Batang,” ungkap Zulkarni.

Zulkarni menambahkan, bahwa saat ini sudah terbangun dermaga serba guna yang dapat disandari kapal 2 x 35.000 DWT mother vessel dan dermaga tongkang yang dapat disandari kapal tongkang 4 x 10.000 DWT.

Baca Juga :   Ansar Ahmad "Nyalakan Lampu" Dua Desa di Anambas

Sementara itu, Tito Karnavian dalam kesempatan tersebut mengatakan, bahwa kehadiran pihak swasta dan investor sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Dari data yang masuk di Departemen Dalam Negeri (Depdagri) selama pandemi Covid-19 hanya ada tiga daerah yang pertumbuhannya positif karena kontribusi pihak swasta yang cukup besar dalam pergerakan ekonomi. Tiga daerah tersebut Morowali, Halmahera Timur dan Papua.

“Kehadiran PT BAI di Galang Batang, Bintan ini, juga diharapkan mampu berperan yang sama. Karena situasi saat ini perlu dukungan pihak swasta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat, karena tidak mungkin semua didasarkan pada belanja pemerintah saja,” kata Tito.

Menurut Tito, pemerintah sangat membutuhkan investasi untuk membangun sebuah kawasan, tapi persoalan lingkungan harus juga diprioritaskan. Karena itu, PT BAI diminta pikirkan soal polusi karbon jangan sampai ke masyarakat apa lagi sampai ke Singapura.

“Karena PT BAI menggunakan power plan sendiri yang berbahan bakar batu bara, maka persoalan polusi karbon harus ada solusi yang cerdas,” tegas Tito.

Tito yang mantan Kapolri ini minta, investor juga harus merawat lingkungan di sekitarnya, termasuk bukit di sekitar kawasan PT BAI jangan sampai gundul dan gersang.

Baca Juga :   Tata Kelola Pengadaan ASN Terbaik, Kemenkumham Terima Penghargaan dari Menpan RB

Pemerintah, kata Tito, juga mendukung penuh investor untuk merekrut tenaga kerja lokal dalam bentuk komitmen yang jelas dan disetujui oleh semua pihak.

“Kita juga minta, bahan material untuk mensuplai kebutuhan industri di Galang Batang sebisanya lokal konten dan diupayakan seminimal mungkin bahan impor,” ujar Tito.

Tito mencontohkan daerah Morowali dan Halmahera Timur, dimana semua produk lokal baik pertanian, peternakan dan produk UMKM diserap oleh pihak swasta yang investasi di daerah itu.

“Jangan hanya menguntungkan investor saja, tetapi juga harus menguntungkan masyarakat, Pemkab, Pemprov dan Pemerintah Pusat,” pungkas Tito.

Dalam kunjungan kerja di KEK Galang Batang tersebut, ikut mendampingi Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad, Pangkogabwilhan I Laksamana Madya I Nyoman Gede Ariawan, Danrem 033/Wira Pratama Brigjen TNI Jimmy Ramoz Manalu, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Bahtiar, Dirjen Otonomi Daerah Akmal, Dirjen Keuangan Daerah Adrian, Dirut PT BAI Santoni dan sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri.

Editor : Budi Adriansyah