Temu-Dengar dengan Petani Gambir , Wabup 50 Kota : ‘ Kampahan bisa Produksi 2500 Kg Gambir per hari.”

Limapuluh Kota, (cmczone.com) – Inovasi baru dicanangkan oleh Wakil Bupati Limapuluh Kota, Rizki Kurniawan Nakasri (RKN) untuk meningkatkan produksi Gambir di Limapuluh Kota.

 

“Ya, kemaren saya berkunjung ke Nagari Koto Lamo dan Maek dimana salah satu pekerjaan mayoritas warga adalah bertani gambir,” kata RKN di Sarilamak, Kamis (27/5).

 

RKN mengatakan dalam diskusi dengan Wali Nagari Koto Lamo beliau menuturkan bahwa selain soal harga rendah, persoalan gambir adalah kurangnya tenaga kerja.

 

“Biasanya tukang kampo berasal dari Pasaman dan berbagai daerah lain. Tapi ketika harga gambir di bawah Rp. 50.000 mereka tidak lagi datang, sehingga banyak ladang gambir “liek”, atau mereka menjual daun gambir dengan harga murah,” kata wali nagari tersebut.

Baca Juga :   Sijago Merah Luluh Lantakan Rumah Warga Nipah Panjang

 

Wali nagari tersebut mengusulkan program bantuan teknologi berupa mesin hidrolik. “Pada beberapa nagari sudah ada peralatan ini, seperti di Mungka dan Kapur IX juga ada,” ujarnya.

 

Setiap mesin mampu memproduksi 2000-2500 kg/hr daun gambir. Sebagai perbandingan, 1 kampaan hanya bisa produksi sekitar 250 kg/hari, artinya dengan menggunakan mesin hasilnya bisa 10 kali lipat.

 

RKN langsung menyambut gagasan tersebut ketika wali nagari tersebut menceritakan itu.

 

“Saya ingat dengan seorang kawan di Mungka, dia mengolah 10.000 kg daun setiap hari dengan 4 mesin. Maka saya menyimpulkan apa yg disampaikan beliau benar,” ujar RKN.

 

RKN menjelaskan dengan teknologi ini maka otomatis pendapatan petani meningkat sekaligus solusi kurangnya tenaga kerja.

Baca Juga :   Kapolda Jambi Ziarah dan Tabur Bunga di TMP Satria Bhakti di Hari Bhayangkara Ke-74

 

“Maka saya contact Rektor Unand dan Kepala riset gambir Unand. Beliau berdua apresiasi gagasan ini dan dalam waktu dekat kita akan duduk bersama,” ujarnya.

 

Mereka bahkan usulkan teknologi “Mangampo” yang lebih bagus dari mesin hidrolik, namun sedikit membutuhkan waktu untuk riset penyempurnaan.

 

RKN juga langsung menghubungi beberapa teman yang membuka usaha perbengkelan dan mereka menyatakan kesiapan untuk memproduksi alat tersebut.

 

“Maka insya Allah ini akan menjadi program kita berikutnya. Program-program sederhana tapi tepat sasaran. Kami merencanakan alat ini nanti dikelola oleh BUMNag,” jelas RKN.