BALIHO PUAN BERTEBARAN, KOK YANG DITUDING AMBISI NYAPRES GANJAR

Jawa Tengah,cMczone.com – Sejak namanya mencuat usai kisruh dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo beberapa waktu lalu, gerakan politik Puan Maharani kini semakin menjadi. Sang putri mahkota semakin gencar melakukan safari politik. Dalam beberapa bulan terakhir, Puan tampak sering kunjungan kerja ke berbagai daerah di Indonesia. Terbaru, Puan muter-muter Solo. Di sana, ia bertemu petani dan wong cilik lainnya.

Tak hanya itu, gerakan politik Puan telah menyasar para relawan. Secara bergantian, relawan-relawan Puan melakukan deklarasi dan menyatakan dukungan. Bahkan dukungan juga mengalir dari internal PDI Perjuangan. Sejumlah DPC PDIP telah menyatakan sikap, mendukung Puan pada Pilpres 2024 nanti.

Yang lebih menarik lagi, muncul baliho-baliho besar bergambar Puan di sudut-sudut jalan utama sepanjang Jawa. Meski tak ada ajakan atau mencari dukungan, namun publik menduga semua itu dimaksudkan untuk sosialisasi Puan sebagai Capres pada 2024 mendatang.

Padahal kita semua tahu, PDI Perjuangan sampai detik ini belum menentukan siapa kadernya yang akan ditarungkan. Tapi kenapa, Puan begitu pede curi start untuk kampanye di lapangan?

Ironisnya, tak ada elit PDI Perjuangan yang mengeluarkan teguran. Padahal sebelumnya, sejumlah elit politik di tubuh partai banteng moncong putih itu ramai-ramai menyerang Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo karena dianggap kelewatan. Diantara mereka, adalah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul, yang tak lain adalah loyalis Puan.

Baca Juga :   DLH Sebut Galian C di Empat balai Kuok Tidak Memiliki Izin Amdal

Mari kita flashback ke belakang. Beberapa waktu lalu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo diserang habis-habisan oleh sejumlah elit PDI Perjuangan. Berawal saat Ganjar tak diundang dalam acara yang dihadiri Puan, terungkap bahwa elit PDI Perjuangan tak suka dengan Ganjar karena dianggap ngebet banget jadi Capres.

Ganjar disebut kemajon, keminter, mblandang. Ganjar dituduh telah melakukan gerakan politik demi memuluskan langkahnya sebagai Capres 2024 nanti. Keaktifan Ganjar di media sosial disebut sudah kebablasan. Ia seharusnya menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur Jateng, bukan sibuk kampanye untuk bekal 2024 nanti.

Padahal, Ganjar tak pernah mengatakan bahwa apa yang dilakukannya itu demi memperoleh jabatan lebih tinggi. Ia tak pernah menggalang dukungan, membentuk barisan relawan, atau bahkan pasang baliho di jalan.

Kalaulah elektabilitas dan popularitasnya melejit, itu bukan salah Ganjar, bukan? Publik kini lebih cerdas dan melek politik. Bisa memilah dan memilih, mana calon pemimpin yang terbaik.

Lalu kalau Ganjar diserang habis-habisan, kenapa Puan tidak? Apakah yang dilakukan Puan saat ini bukan hal yang kemajon karena tujuannya sama, untuk Pilpres 2024 nanti? Padahal sudah jelas, belum ada petunjuk dari Ketua Umum tentang siapa yang akan dicalonkan.

Ibarat pepatah mengatakan, semut di seberang lautan kelihatan, gajah di depan mata tak nampak.

Baca Juga :   Ketua Korcab IV DJA I Pimpin Pelaksanaan Tabur Bunga di TMP Pusara Bakti.

Elit PDI Perjuangan yang sebelumnya menyerang Ganjar karena dianggap kemajon, tak melihat kesalahan yang sama pada Puan. Padahal Ganjar dan Puan sama-sama kader partai, petugas partai yang kini masih bertugas di jabatannya masing-masing. Kalau Ganjar diminta fokus kerja sebagai Gubernur, kenapa Puan tidak diminta fokus saja jadi ketua DPR? Katanya Pilpres masih jauh?.

Apakah benar isu yang berkembang. Bahwa gerakan politik untuk menjadikan Puan Maharani sebagai Capres 2024 memang sudah didesign matang. Maka setelah mematikan langkah Ganjar, kini saatnya mereka bekerja keras mendongkrak popularitas dan elektabilitas Puan.

Curi start memang harus dilakukan. Mengingat, elektabilitas dan popularitas Puan masih jauh dari harapan. Dalam beberapa kali survei, elektabilitasnya masih sangat kecil, di bawah 5 persen. Jauh kalau dibandingkan dengan Ganjar, yang beberapa kali selalu jadi peraih elektabalitas tertinggi.

Tapi kalau caranya masih seperti sekarang ini, berat bagi PDI Perjuangan mendongkrak elektabilitas puan. Bagaimanapun, Puan bukan ‘barang bagus’ yang mudah dijual di pasaran. Tentu butuh effort besar bagi PDI Perjuangan untuk menaikkan dukungan masyarakat pada Puan.

Apalagi kalau kampanyenya pakai baliho. Ya tambah abot. Jangan salah jika PDI Perjuangan tetap ngotot memajukan Puan, maka mereka akan kalah dalam pertarungan nanti.

Survei sudah membuktikan, dengan siapapun Puan dipasangkan, maka kekalahan yang akan didapatkan. Survei Parameter Politik Indonesia mencatat, jika Puan dipasangkan dengan Prabowo sementara lawannya adalah Anies-AHY, maka pasangan Prabowo-Puan hanya memperoleh dukungan 21,8 persen. Keok dari Anies-AHY yang mendapatkan suara sebesar 35,9 persen.

Baca Juga :   Dugan Jual Beli Dan Bisnis Lahan di LPHD Kota Kandis Dendang Mencuat

Atau skema lain, memasangkan Puan dengan Anies. Kalau lawannya adalah pasangan Prabowo-Sandi, lagi-lagi pasangan Puan kalah dari pasangan gaek ini. Pasangan Anies-Puan hanya mendapat suara 25,1 persen, kalah jauh jika lawannya adalah Prabowo-Sandi yang mendapat dukungan 37,7 persen.

Kekalahan semakin telak jika Puan dipasangkan dengan AHY dan melawan Prabowo-Anies. Dalam simulasi ini, elektabilitas Puan langsung terjun bebas dengan hanya memperoleh 13,9 persen suara, sementara Prabowo-Anies memperoleh 43,8 persen suara.

PDIP akan berada pada kekalahan telak jika tetap mencalonkan Puan Maharani. Namun, PDIP diyakini akan tetap mendominasi jika calon yang diusung adalah Ganjar Pranowo. Parameter Politik Indonesia juga sempat membuat simulasi dengan Ganjar sebagai calonnya. Dipasangkan dengan Prabowo, Ganjar mampu menang dengan perolehan suara 35,7 persen, jika lawannya adalah pasangan Anies-Sandi yang hanya memperoleh 32,1 persen.

Jadi kesimpulannya, daripada capek mendongkrak elektabilitas dan popularitas Puan Maharani, akan lebih bijak jika PDI Perjuangan mendengar aspirasi publik yang mendukung Ganjar Pranowo. Mau dipasangkan dengan siapapun, Ganjar akan mudah memenangkan kontestasi. Karena tak hanya kader PDI, Ganjar juga mendapat dukungan dari kader-kader partai lain di negeri ini.