Merajut Asa di Monumen Nasional PDRI

Limapuluh Kota, cmczone.com- Asa terus dirajut semenjak peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan Monumen Nasional PDRI oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim pada tanggal 19 Desember 2012 lalu.

Monumen yang juga acap disebut Monumen Bela Negara adalah monumen yang didirikan sebagai pengingat sejarah perjuangan Pemerintahan Darurat republik Indonesia (PDRI), penyelenggara pemerintahan Republik Indonesia ketika Yogyakarta sebagai ibukota Indonesia jatuh ke tangan Belanda pada Agresi Militer ke II Belanda pada tanggal 19 Desember 1948.

Lokasi berdirinya Monumen PDRI berada di Jorong Sungai Siriah, Koto Tinggi, Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota. Sama seperti di masa perjuangan dulu, pemuka-pemuka adat di Nagari Koto Tinggi, tanpa pamrih mendukung penuh perjuangan tokoh-tokoh PDRI dalam mempertahankan NKRI. Kembali semnagat itu ditunjukkan demi berdirinya monumen PDRI, seluas 40 hektar diserahkan untuk pembangunan Monumen PDRI.

 

Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan keberadaan Monumen Bela Negara atau Monumen PDRI merupakan representasi dari peristiwa bersejarah PDRI yang merupakan penyelamat Republik Indonesia di mata dunia. Peristiwa ini adalah salah satu babak penting sejarah mempertahankan kemerdekaan Indonesia, sehingga pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 28 Tahun 2006 tentang Penetapan Hari Bela Negara pada tanggal 19 Desember.

Baca Juga :   Mahasiswa Sabak Barat Kecewa Dengan Kepengurusan Kapema Tanjabtimur: Diduga Ada Kepentingan Terselubung

Bagaimana kondisi pembangunan Monumen PDRI saat ini? Sebagaimana terlihat pada puncak Peringatan Hari Bela Negara (HBN) ke-73 tingkat Provinsi Sumatera Barat, Minggu, 19 Desember 2021, masih banyak ‘PR’ yang mesti disiapkan. Secara fisik bagunan, monumen ini sudah terlihat megah, berdiri menjulang di kehijauan Bukit Barisan, menyiratkan monumen ini kelak akan menjadi ikon nasional yang terletak di Kabupaten Limapuluh Kota.

“Sebagai tonggak berdirinya NKRI, perjuangan tokoh-tokoh PDRI ini perlu kita ingat, salah satu dengan penyelesaian pembangunan Monumen PDRI ini,” ujar Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi seusai peringatan HBN ke 73 kepada awak media.

Mendukung apa yang diucapkan Gubernur, Safaruddin Dt Bandaro Rajo mengatakan, “Harapan kita Monumen PDRI ini menjadi pusat pertumbuhan wilayah di kawasan Gunuang Omeh, Suliki dan Bukik Barisan, daerah yang kaya dengan potensi pariwisata alam dan sejarah, pertanian dan sumber daya alam lain yang belum termanfaatkanJauh sebelumnya, Gubenur Sumbar Mahyeldi dan Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo di awal masa jabatan selaku kepala daerah langsung tancap gas untuk mengakselerasi penyelesaian pembangunan Monumen PDRI.

Baca Juga :   Terkait Tidak Harmonisnya Bupati Dan Wakil Bupati, Begini Tanggapan Mak Alis Marajo

Kedua kepala daerah ini gigih untuk mewujudkan tegaknya Monumen PDRI secara utuh. Terakhir, Gubernur Sumbar bersama Bupati Limapuluh Kota melakukan audiensi dengan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Mayjen TNI Dadang Hendra Yudha di Kemenhan RI di Jakarta. Kembali percepatan penyelesaian Monumen PDRI di dengungkan..”Dirjen sangat mendukung percepatan pembangunan Monumen PDRI,” kata Safaruddin kepada Tim Kominfo.

Sesungguhnya kobaran semangat apa yang melandasi, orang nomor satu di Sumatera Barat dan Limapuluh Kota, agar pembangunan Monumen PDRI segera kelar. Semenjak tahun 2013, sesuai dengan dinamika perencanaan pembangunan daerah, kedua pemerintah daerah menyepakati kawasan Gunuang Omeh menjadi pusat petumbuhan baru di Timur Sumatera Barat.

Untuk itu, Monumen Nasional Bela Negara tampil sebagai trigger¬-nya. Sebagai pemicu. Bahkan, secara populer kawasan ini bakal menjadi kawasan segitiga emas antara Kabupaten Agam, Limapuluh Kota dan Payakumbuh. Tak mau berpangku tangan, Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo dan Bupati Pasaman Benny Utama Juli 2021 meneken MoU untuk membuka akses jalan antara Bonjol-Pua Data, Gunuang Omeh.

“MoU ini kita tujukan untuk tumbuhnya kawasan baru ekonomi sekaligus mendukung fungsi Monumen PDRI,” ujar Safaruddin.

Baca Juga :   Tim BLD Musangking RKN Tanam bibit di Jorong Kuranji Nagari Guguak VIII Koto

Jika ruas jalan ini diwujudkan maka jarak tempuh Pasaman ke Limapuluh Kota bisa dipersingkat dengan melewati Gunuang Omeh serta terus ke Provinsi Riau. Di segi lain, pihak pemerintah Provinsi Sumatera Barat pun mendukung upaya ini, bahkan tak hanya membenahi infrastruktur jalan, Gunuang Omeh pun bakal dibuka sebagai pusat pendidikan. “Universitas Bela Negara bakal didirikan di sana,” ujar Mahyeldi.

Bahkan jelas Mahyeldi, momentum peringatan HBN ke 73, dengan berbagai iven sudah menjadi potensi pengembangan wisata. Tak hanya di Limapuluh Kota, wilayah-wilayah yang menjadi basis PDRI di berbagai kabupaten/kota menyambut hangat rombongan iven Tour d PDRI pada HBN ke 73 PDRI.

“Kita sudah bicarakan dengan Bupati Limapuluh Kota Tahun 2022, nanti dalam menyemarakkan HBN di Sumatera Barat, termasuk Limapuluh Kota akan semarakkan dengan berbagai iven berlangsung mulai 19 Desember sampai tanggal 15 Januari yang terhubung dengan Peristiwa Situjuh,” ungkap Mahyeldi di Koto Tinggi.

Ya, berbagai asa terus dirajut dari Monumen PDRI, tak lagi sekedar pengingat sejarah tetapi sebagai peluang peningkat kesejahteraan untuk warga sekitar. Warga yang leluhurnya orang berani yang tanpa pamrih pendukung tegaknya NKRI.

***