Warga Kawasan Pesisir Berharap Program ‘Mubaligh Hinterland’ Gagasan Ansar Ahmad Berlanjut

cMczone.com – Warga kawasan pesisir, yang bermukim di daerah terluar Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sangat mengharapkan program Mubaligh Hinterland yang digagas oleh Gubernur Provinsi Kepri Ansar Ahmad berlanjut. Program yang dirasa sangat mumpuni mencegah degradasi akhlak.

Adalah Odirman Hareva, salah satu mubaligh yang ditempatkan di kawasan hinterland Provinsi Kepri. Sudah dua bulan Pemuda (25) asal Pulau Nias, Sumatera Utara ini menjalankan tugas sebagai mubaligh di Desa Pengikik, desa yang berjarak tempuh sekitar sembilan jam perjalanan laut dari pusat Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri.

Kecamatan Tambelan sendiri adalah sebuah kecamatan terjauh dari sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Bintan.

Secara geografis kecamatan ini berdekatan dengan Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Tambelan berjarak tempuh minimal 8-10 jam perjalanan laut dari Ibukota Provinsi Kepri, Kota Tanjungpinang.

Odirman Hareva menyatakan, jauhnya jarak tempat dirinya ditugaskan tidak menghalangi niat menjalankan tugasnya sebagai da’i.

“Ini tidak lain karena warga di sana (Desa Pengikik) sangat membutuhkan keberadaan ustadz,” kata Odirman, saat ditemui di Tambelan, Sabtu (7/5/2022).

Sudah tiga tahun Desa Pengikik tidak memiliki orang yang mengajarkan pendidikan agama.

Baca Juga :   Jadi Khatib Shalat Ied 1443 H, Ansar Ahmad Ajak Jamaah Hormati dan Sayangi Orang Tua

“Mereka khawatir anak-anak mereka tidak tersentuh dengan pendidikan agama,” kata Odirman.

Warga berharap program Mubaligh Hinterland tidak hanya berlangsung hanya satu tahun, namun berkesinambungan. Mayoritas penduduk Desa Pengikik Tambelan yang bermata pencarian sebagai nelayan mengakibatkan anak-anak yang ada di desa itu cenderung turut mengenyampingkan pendidikan, khususnya pendidikan agama.

Anak-anak di desa di pulau terpencil itu cenderung mengikuti kebiasaan orang tuanya, yakni disibukkan dengan mencari ikan di laut, sehingga memunculkan kekhawatiran baru.

“Mereka (para orang tua) makin khawatir. Waktu mereka untuk keluarga sangat terbatas. Mereka khawatir karena tidak cukup waktu memberikan pendidikan agama kepada anak-anaknya,” papar Odirman.

Ibarat hujan, kehadiran mubaligh di Desa Pengikik adalah apa yang diharapkan oleh warga setempat. Salah seorang warga Pengikik, Suhardi (36) menyatakan kebahagiaannya. Suhardi berharap program Ansar Ahmad ini dapat terus berlanjut.

Suhardi berharap, anak-anak di Desa Pengikik mendapat pendidikan agama, sama halnya dengan anak-anak di daerah lain yang mudah dijangkau.

“Kami menginginkan anak-anak kami setara dengan anak-anak di tempat lain,” ujar Suhardi.

Selama dua bulan bertugas, Odirman menyebut telah cukup banyak aktivitas yang telah dilakukannya. Di desa itu, Odirman bersosialisasi dengan masyarakat setempat dengan memberikan pemahaman pentingnya pendidikan agama bagi setiap keluarga.

Baca Juga :   Safari Ramadhan 1443 H: Marlin Agustina Silahturahmi dengan Masyarakat Kabil di Masjid Siti Maryam

Odirman juga mengajarkan anak-anak mengaji, serta ilmu fiqih, salah satu bidang ilmu dalam Syariat Islam yang menjadi pedoman menjalankan aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Allah SWT.

Hal serupa juga disampaikan Frengky. Dai yang disapa Ustadz Zaki ini juga melaksanakan aktivitas pendidikan agama Islam sebagaimana dilakukan oleh Odirman.

Sama seperti Odirman, sudah dua bulan Zaki berupaya meningkatkan ahlak warga di Desa Kukup. Di desa ini Zaki mengajarkan anak-anak mengaji, ilmu fiqih dan juga mengajak warga di sana untuk meningkatkan ibadah.

Sama halnya Odirman, di desa ini Zaki disambut dan diterima warga dengan baik. Pemuda asal Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat ini juga menyatakan jika warga menginginkan agar Program Mubaligh Hinterland berlanjut.

“Ini juga dikarenakan permasalahan yang ada di Desa Pengukup cukup banyak untuk dipecahkan sehingga membutuhkan waktu yang tidak cukup hanya satu tahun,” pungkas Zaki.

Dalam sambutannya saat berkunjung ke Kecamatan Tambelan, Sabtu (7/52023), Gubernur Provinsi Kepri Ansar Ahmad, kembali menekankan pentingnya menempatkan da’i di kawasan pelosok (hinterland).

Upaya ini ditegaskan Ansar, untuk menjaga akidah masyarakat di antaranya diakibatkan minimnya pengetahuan agama serta permasalahan ekonomi yang tidak jarang mengakibatkan warga depresi dan putus asa.

Baca Juga :   Peringatan Maulid Nabi di 'Masjid Pink', Ansar Ahmad Ajak Resapi Teladan Rasulullah SAW...

“Cukup banyak kita mendapati berita mengenai peristiwa yang sangat miris belakangan ini diakibatkan minimnya dasar agama dan terpuruknya ekonomi,” ujar Ansar.

Hal inilah yang kemudian disebut mantan Bupati Bintan dua periode ini mendasari dirinya membuat Program Mubaligh Hinterland.

Untuk tahun ini, sebanyak 50 mubaligh ditempatkan di daerah perbatasan dan pulau-pulau terpencil di Provinsi Kepri. Para mubaligh ini diikat dengan kontrak untuk menjaga akidah masyarakat di wilayah terpencil.

“Kita mendorong iman masyarakat di kawasan terpencil agar tidak goyah dalam situasi seprti ini,” papar Ansar.

Selain bertugas memperkuat keimanan dan mental masyarakat, da’i yang ditempatkan di kawasan terpencil ini juga ditugaskan mendata masjid atau mushala yang kondisinya dianggap kurang layak.

“Kita juga fokus pada pembenahan masjid di pulau-pulau terpencil supaya masyarakat bisa beribadah dengan baik dan nyaman,” kata Ansar.

Menurut Ansar, program Mubaligh Hinterland ini bukanlah ‘barang baru’. Program serupa telah dijalankannya ketika masih menjabat sebagai Bupati Bintan.

“Kita perlu menjaga akidah masyarakat kita,” tutup Ansar.

Editor: Budi Adriansyah