Prioritas Pembangunan Daerah Butuh Anggaran 3,828 Triliun

cMczone.com – Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menyampaikan bahwa Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Rancangan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Provinsi Kepri tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD-P) Tahun Anggaran 2022 pada Rapat Paripurna DPRD Kepri di Ruang Rapat Sidang Utama, Balairung Raja Khalid, DPRD Provinsi Kepri, Senin (15/8/2022).

Rapat paripurna ini dipimpin oleh Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak, yang didampingi oleh Wakil Ketua I Rizki Faisal dan Wakil Ketua III Tengku Afrizal Dahlan, serta dihadiri oleh 22 orang anggota DPRD Kepri, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kepri atau yang mewakili, Pimpinan Instansi Vertikal atau yang mewakili, para Asisten, Staf Ahli, dan Kepala Organisasi Pimpinan Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri.

Ansar dalam pidatonya menyampaikan, Rancangan Perubahan KUA dan PPAS Perubahan APBD, dengan total kebutuhan anggaran sebesar Rp 3,828 triliun merupakan perumusan empat prioritas pembangunan daerah yang akan dicapai melalui berbagai program dan kegiatan pembangunan serta pokok-pokok pikiran DPRD.

Baca Juga :   Kerja Sama Pemkab Bintan-BRK, Ronny Kartika: Pelayanan Terbuka untuk Umum...

“Keempat prioritas pembangunan yang telah ditetapkan dalam Pergub Kepri No. 53 Tahun 2022 mengenai Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Perubahan tersebut, antara lain pembangunan manusia yang berkualitas, unggul dan berbudaya, peningkatan kesejahteraan ekonomi yang merata, pembangunan infrastruktur dan lingkungan hidup yang berkelanjutan, dan peningkatan tata kelola pemerintahan yang optimal,” ujar Ansar.

Menurut Ansar, sesuai ketentuan PP Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 161 ayat (2) yang menyatakan, bahwa Perubahan APBD dapat dilakukan bila terjadi perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA, keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar organisasi, antar unit organisasi, antar program, antar kegiatan, dan antar jenis belanja, keadaan yang menyebabkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya harus digunakan dalam tahun anggaran berjalan, keadaan darurat, dan/atau keadaan luar biasa.

Baca Juga :   Alamnya Bukik Soriak Lembah Harau Bak Surganya Pulau Sumatera

“Berikutnya kami sampaikan perubahan proyeksi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah Provinsi Kepulauan Riau pada perubahan APBD Tahun Anggaran 2022  yaitu Pendapatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2022 diproyeksikan mengalami defisit sebesar Rp 2,498 miliar dari semula sebesar Rp 3,480 triliun menjadi Rp 3,477 triliun,” papar Ansar.

Kemudian, lanjut Ansar, Proyeksi Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari Pendapatan Pajak Daerah mengalami kenaikan sebesar Rp 89,791 miliar atau 7,81 persen.

Sedangkan Proyeksi Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari Hasil Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah tidak mencapai target.

“Sedangkan Pendapatan Transfer mengalami penurunan sebesar Rp 310 miliar, Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah mengalami kenaikan sebesar Rp6,319 miliar atau sebesar 501,11 persen,” jelas Ansar.

Ansar melanjutkan, Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2022 diproyeksikan menurun sebesar Rp 41,983 miliar dengan nilai yang semula  sebesar Rp 3,870 triliun menjadi sebesar Rp 3,828 triliun, serta adanya Belanja Tambahan sebesar Rp 28,495 miliar.

Baca Juga :   Pemanfaatan Program KUR Pertanian untuk Mendorong Percepatan Pemulihan Ekonomi

“Sedangkan Pembiayaan Daerah diproyeksikan menurun sebesar Rp 39,485 miliar dari semula sebesar Rp 390 miliar menjadi Rp 350,514 miliar. Hal tersebut akibat adanya penyesuaian SiLPA berdasarkan hasil audit sebesar Rp 39,485 miliar yang ditargetkan sebesar Rp 210 miliar menjadi hanya sebesar Rp 170,514 miliar,” ungkap Ansar.

Ansar menjelaskan, SiLPA tersebut terdiri dari SiLPA BLUD, DAK, SPP, dan DBH Dana Reboisasi. Kemudian Pinjaman Daerah kepada PT. SMI sebesar Rp 180 miliar masih tetap dianggarkan pada penerimaan pembiayaan daerah.

Ansar berharap Rancangan Perubahan KUA dan PPAS Tahun Anggaran 2022 ini dapat segera dibahas oleh Badan Anggaran DPRD Provinsi Kepri bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Provinsi Kepri.

“Sehingga penetapan Perubahan APBD Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2022 dapat diselesaikan tepat waktu,” ujar Ansar.

Editor: Budi Adriansyah