Mari Kita Tantang Bupati Safaruddin, Apa Prestasinya ?

Cmczone.com- Seseorang yang bermimpi menjadi pemimpin politik seperti bupati/wako/gubernur/presiden tentu adalah orang-orang besar yang ingin berkarya untuk bangsanya. Mereka mayoritas memiliki mimpi besar melakukan perubahan untuk membangun masyarakatnya. Sebagian dari mereka sukses, tapi tidak sedikit pula yang gagal. Sebagian yang lain sekedar pernah mencoba kemudian dilupakan. Mereka ini adalah pemimpin-pemimpin yang sekedar menjalankan roda pemerintahan tanpa inovasi.

Bupati Safaruddin menuju tahun ketiga pemerintahannya. Mari kita uji karya dan prestasinya. Pertama kita perhatikan kualitas layanan publik, yang sederhana saja, misalnya pengurusan perizinan. Adakah perubahan kualitas layanan sebelum Safaruddin menjabat dengan setelahnya ?

“Tidak ada perubahan sama sekali. Kami meyakini bahwa sebagian besar pelaku usaha berpendapat bahwa mengurus perizinan di Limapuluh Kota berbelit dan sangat lambat. Bahkan ada yang kami ketahui sudah lebih dari 1 tahun mengajukan tapi tidak kunjung selesai,” Ucap salah satu pelaku usaha via whatsap (20/4).

Sebagai perbandingan dapat kita contoh Kota Payakumbuh yang sudah memiliki Mall Pelayanan Publik (MPP). Ketika ingin mengurus apapun di Kota Payakumbuh jelas SOP nya dan pasti kapan selesainya. Untuk Limapuluh Kota jangankan bicara MPP, SOP perizinan saja tidak ada. Cobalah cek ke semua OPD terkait, apakah ketika mengurus suatu perizinan ada dijelaskan alur pengurusannya dan berapa lama selesainya. Contoh : urus izin A selesai 1 hari, izin B 2 hari, izin C 3 hari dan sebagainya. Padahal sebagaimana kita tahu bahwa kemudahan dan kecepatan perizinan adalah salah satu faktor kuat yang akan mendorong investasi.

Baca Juga :   Seorang Ibu Kandung Tega Membacok Anaknya Sendiri Yang Masih Berumur 13 Bulan Dengan Menggunakan Kapak

Kedua, kita perhatikan kualitas kehidupan beragama. Apa yang berubah sebelum dan sesudah Safaruddin menjabat sebagai bupati ? Juga tidak ada perubahan !!! Paling bupati melanjutkan program sebelumnya, ketika ramadhan turun ke masjid-masjid dan memberikan sumbangan 20 JT per masjid. Ketika ada khatam quran atau wisuda tahfidz di suatu nagari kemudian beliau diundang. Tidak lebih dari seremonial belaka. Tapi perhatikan, tidak ada perubahan yang substantif. Apakah semarak kegiatan keagamaan meningkat ? Tidak, sama saja. Apakah masjid lebih rame ? Tidak, sama saja. Padahal salah satu program unggulan beliau adalah bidang pendidikan dan keagamaan yaitu membangun 1 rumah tahfidz per nagari untuk melahirkan generasi penghafal alquran di Limapuluh Kota.

Baca Juga :   Kepala Desa Muara Siau Sambut Baik Silahturahmi Awak Media cMczone.com

Ketiga, yang paling tampak yang paling jelas dan mudah diukur. Bidang infrastruktur. Apa yang signifikan berubah ? Apa program monumental yang bisa Safaruddin banggakan, sehingga masyarakat akan mengingatnya bahwa “ini/itu dibangun dek bupati Safaruddin”. Tidak ada !!! Padahal salah satu program unggulannya adalah “membangun daerah dari pinggir”. Pergilah ke Sei Nyanyiang di Kapur IX, sangat miris jalan menuju kesana. Lihat pula Galugua, Nenan dan banyak nagari lain. Kondisi yang menjadi tanggung jawab pemkab masih sama saja. Lihat pula ibu kota, adakah yang berubah dari Sarilamak ? Mari sama-sama kita jawab di dalam pikiran masing-masing saja.

Keempat. Yang paling dekat dari ibu kota kota kabupaten. Yang menjadi jualan disetiap pilkada, yaitu pengelolaan objek wisata Harau. Adakah yang berubah ? Nah khusus ini ada, tapi bertambah semrawut. Mampukah Safaruddin menyelesaikan persoalan gerbang Harau yang selalu viral setiap tahun ? Itu adalah wajah pariwisata kita. Yang ada… di masa Safaruddin masalah-masalah gerbang tiket semakin viral. PAD dari gerbang tiket juga tidak kunjung naik, padahal potensinya tinggi sekali. Semua orang tau lah kalau masalah ini.

Baca Juga :   Tim BLD Musangking RKN, Eko Wahyudi Sebar dan Tanam di Tiakar Guguak VIII Koto

Lalu apa prestasi Safaruddin ?
Mudah-mudahan beliau bisa menjawabnya dan mempublikasikannya kepada kita semua.

Kami ingat betul ketika bupati didemo mahasiswa Politani Payakumbuh. Ketika beliau ditanya tentang capaian kinerja/progul beliau menjawab, “memang belum maksimal karena keterbatasan anggaran”.

“BOSS… sudah berapa periode duduk sebagai dewan ? Kok bicara keterbatasan anggaran sih. Pernah pula menjadi Ketua DPRD Limapuluh Kota. Masa ngak tau bahwa APBD daerah ini kecil. Seharusnya anda maju bertarung untuk memperbaiki keadaan. Untuk mendapatkan sumber-sumber pembiayaan baru pembangunan. “Manjuluak” APBN, APBD provinsi, dan meningkatkan investasi,” Sebut salah satu tokoh masyarakat.

Karena itu alasan Safaruddin bahwa tidak tercapainya progul karena keterbatasan anggaran adalah statemen pemimpin yang tidak dapat diterima akal sehat. Maka kami menyeru kepada semua warga, kepada tokoh masyarakat, mari kita lebih peduli. Karena sebagaimana yang disampaikan oleh salah seorang petinggi APH di daerah ini, “Limapuluh Kota tidak sedang baik-baik saja”.

Tim