Aneh! Panen Sawit di Kebun Sendiri di Laporkan Mencuri Oleh Perusahaan PT SPS ?.

Brimob Polda Riau dan Aliansi Satria Komodo Indonesia Jaga Kebun PT SPS.

Bangkinang Kota, (cMczone.com) – Konflik lahan perkebunan 100 H antara warga Desa Pulau Birandang Kecamatan Kampa dengan PT SPS kembali mencuat. Hal ini disebabkan oleh warga dan perusahaan sama-sama panen dilokasi yang sama.

Sedangkan Pemanenan kebun sawit warga oleh pihak perusahaan sempat dilaporkan ke Polres Kampar, namum hingga kini belum ditindaklanjuti oleh pihak Polres Kampar?.

Begitu juga dengan surat yang dilayangkan ke Bupati Kampar belum juga ada tindak lanjut Padahal lebih dulu kasus ini mencuat dari pada PT Tasma Puja. Konflik ini sudah terjadi sejak tahun 2007 hingga sampai saat ini tidak tuntas,”ujar Rais salah satu pemilik kebun.

Baca Juga :   TP-PKK Kepri bersama DKP Kepri Kampanyekan Gemar Makan Ikan

Saya mengherankan,laporan dari pihak perusahaan tentang adanya dugaan pencurian Buah Kelapa Sawit Perusahaan ditanggapi dan berlanjut sampai di Pengadilan Negeri Bangkinang, namun kenapa laporan masyarakat tidak ditanggapi.

Termasuk saya sendiri dilaporkan oleh perusahaan mencuri tandan Buah Segar Sawit Perusahaan,padahal kebun itu milik saya,”Papar Rais kepada Wartawan pada Rabu (23/5/18) di Bangkinang.

Dikatakan Rais Kebun sawit itu milik saya,saya yang mengarap menanam,memelihara dan kebun itu mempunyai legalitas yang jelas,namun diklaim perusahaan miliknya,kepada siapa perusahaan menganti ruginya.

“Saya memanen sawit dikebun saya sendiri,kok bisa dilaporkan mencuri oleh perusahaan,ada apa ini”Ucapnya lagi.

Saat ini,baik warga maupun perusahaan sama-sama memanen TBS di lokasih 100 H.

Baca Juga :   Bupati Kudus Gerak Cepat Ketika Video Dewi Perssik Manggung di Acara Hajatan Viral

Untuk saat ini warga pemilik kebun tidak bisa memanen kebunnya sendiri dengan leluasa,karena ada pengawalan dari pihak perusahaan Brimob Polda Riau dan Aliansi Satria Komodo Indonesia Kawal pihak perusahaan panen di kebun tersebut,”beber Rais.

Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar maupun aparat keamanan belum ada upaya memediasi hal ini, padahal hal ini bisa menimbulkan bentrok fisik di lapangan yang dapat menimbulkan korban jiwa,”cetusnya.

Sementara itu sampai berita ini diterbitkan Redaksi, pihak Manager PT SPS Syaiful Bahari belum bisa dikomfirmasi terkait hal tersebut.***(Asril/bi).