Menumbuhkan Gotong Royong Membangun Benteng NKRI

Cmczone.com – Era disrupsi teknologi telah membawa perubahan dunia disemua bidang kehidupan dengan begitu cepat. Disisi lain masyarakat pedesaan khususnya di daerah-daerah pinggiran/perbatasan masih jauh tertinggal sehingga terjadi kesenjangan pada berbagai aspek kehidupan khususnya pada aspek ekonomi, sosial budaya mapun sarana prasarana.

Jika kondisi tersebut tidak disikapi secara bijak, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan komplesitas suku, agama dan ras/golongan akan menghadapi berbagai persoalan yang semakin kompleks. Kesenjangan dapat berkembang menjadi paham kekecewaan yang apabila dikemas dengan teknologi informasi/cyber dan dibalut oleh paham radikalisme, ekstrimisme dan populisme akan menjadi ancaman potensial terhadap bangsa dan negara.

Disisi lain persaingan global yang semakin ketat, diikuti dengan perubahan trend ancaman yang semakin kompleks dan cenderung bersifat hybrid, proxy, serta memanfaatkan berbagai isue seperti radikalisme, terorisme, narkoba, konflik sosial berlatarbelakang SARA, korupsi maupun berbagai kegiatan ilegal lainnya

Realita kompleksitas ancaman tersebut tentunya harus diantisipasi dengan membangun benteng yang kokoh, kuat dan tangguh sehingga NKRI yang merdeka, berdaulat, aman, adil dan makmur dapat terus terjaga.

Hal tersebut disampaikan Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Arh Zaenudin, S.H., M.Hum. terkait program TMMD Reguler ke-104 Tahun 2019 Kodam IV/Diponegoro, di sela-sela kegiatan peninjauan pelaksanaan TMMD, Senin, (25/3).

Lebih lanjut diterangkan, bahwa program TMMD ini merupakan implementasi dari pelaksanaan operasi militer selain perang (OMSP) sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 34 Tahun 2004 pasat 7 yang menyatakan bahwa dalam OMSP, tugas TNI diantaranya memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta.

Menurut Kapendam, TMMD merupakan perpaduan antara prosperity approach (pendekatan kesejahteraan) dan scurity approach (pendekatan keamanan) untuk menyiapkan potensi nasional menjadi kekuatan pertahanan berupa ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh dalam sistem pertahanan negara. Disamping itu, TMMD diharapkan juga akan menumbuhkan kembali semangat kebersamaan dan gotong-royong, persatuan dan kesatuan, serta nasionalisme yang saat ini sudah mulai pudar tergerus oleh perubahan jaman.

Baca Juga :   Ahmad Ibrahim Bocah 11 Tahun Ditemukan Tewas Diwaduk Bekas Galian Pasir Nongsa

“Begitu pentingnya kegiatan tersebut, disamping melaksanakan TMMD Reguler ke-104 yang digelar di empat Kabupaten yakni Pemalang, Temanggung, Bloara dan Sukoharjo, Kodam IV/Diponegoro juga menggelar TMMD Sengkuyung di seluruh Kabupaten/Kota khususnya di wilayah Jawa Tengah”, imbuhnya.

Kolonel Arh Zaenudin juga menjelaskan bahwa TMMD yang mengusung tema “Melalui TMMD Kita Tingkatkan Kebersamaan Umat dan Semangat Gotong Royong Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Dalam Mewujudkan Ketahanan Nasional” ini bekerja sama dengan Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI).

Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong antara TNI, Polri, Pemda, masyarakat dan semua stakeholder yang ada, pada TMMD Reguler kali ini dibangun beberapa sarana fisik diantaranya pembangunan jalan sepanjang ± 5.145 M, talud jalan sepanjang ±1.373 M, drainase sepanjang ± 249 M, RTHL 13 unit, gorong-gorong dan jembatan, brojong kawat penahan banjir, rehab tempat-tempat ibadah, pos kamling dan jamban bagi keluarga kurang mampu.

Dengan dibangunnya berbagai fasilitas sarana/prasarana pedesaan tersebut diharapkan akan mampu mengejar ketertingalan serta kesenjangan, menumbuhkan harapan baru bagi masyarakat khususnya generasi muda untuk lebih mencintai desanya dan tidak selalu berfikir untuk urbanisasi dalam rangka mencari kerja. Pembangunan jalan dan pendukung lainnya misalnya, selain memperpendek jarak juga dapat mempermudah untuk mencari kebutuhan pertanian maupun menjual hasil pertaniannya sehingga roda perputaran ekomoni semakin lancar, pendapatan meningkat dan masyarakat lebih sejahtera. Masyarakat desa khususnya para generasi pemuda harus bisa menangkap peluang tersebut bahkan dengan fasilitas yang ada saat ini diharapkan dapat menciptakan peluang/lapangan kerja baru di desanya.

Untuk itu disamping pembangunan sarana fisik, Satgas TMMD juga melakukan kegiatan-kegiatan non fisik untuk memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan masyarakat desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan seperti penyuluhan pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, maupun UKM/ekonomi kreatif. Berbekal pengetahuan dan ketrampilan tersebut diharapakan masyarakat di pedesaan akan semakin percaya diri untuk menatap masa depan yang lebih baik, dan mampu bersaing dengan daerah lain yang sudah lebih maju serta tidak mudah terjerumus kepada hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri, lingkungan, bangsa dan negara.

Baca Juga :   FPII Touna Minta Pelaku Pembakar Hutan Ditangkap

Bukan hanya itu, TMMD juga menyasar masyarakat pra sejahtera dengan melakukan rehab rumah tidak layak huni (RTLH), pembangunan sanitasi/jamban keluarga, bantuan sembako, bazar/pasar murah serta pelayanan kesehatan gratis agar mereka akan bisa menjalani hidup dengan lebih layak.

Seperti yang diungkapkan Wakil Bupati Temanggung R. Heri Ibnu Wibowo beberapa waktu yang lalu. Dengan dibangunnya jalan di Desa Tlahap Kec. Kledung Kab. Temanggung, akses jalan menuju daerah wisata Posong akan semakin lancar, sehingga kedepan wilayah tersebut dapat lebih maju, masyarakatnya akan lebih sejahtera.setara dengan daerah lain.

Pun demikian dengan penyampaian penggrajin meubel asal Desa Kesesirejo Kec.Bodeh Kab.Pemalang Toto (42). Saat ini dirinya mengaku hanya mempunyai satu karyawan, Nurhadi (54) dan omsetnya hanya 2,5 juta/bulan. Namun dengan dibangunnya jalan pendekat ke desa tetangga yakni Desa Jatiroyom, Toto mengaku sangat senang, karena akan membuka keterisoliran khususnya bagi Desa Parunggalih yang nantinya akan menjadi pangsa pasar produk meubel miliknya. Dengan semakin terbukanya pangsa pasar tersebut tentunya akan menambah omset penjualan yang dibarengi dengan penambahan jumlah produksi dan karyawan.

“Saya yakin apa yang dirasakan Pak Wakil Bupati dan Pak Totok merupakan representasi dari seluruh masyrakat khususnya yang desanya kini mendapat program TMMD”, ungkap Kapendam.

Sedangkan dalam aspek keamanan, Satgas TMMD terus memberikan penyuluhuan-penyuluhan tentang bagaimana menangkal paham radikalisme dan terorisme, bahaya narkoba, berbagai aktifitas ilegal, memberikan wawasan kebangsaan, pencegahan pernikahan dini, menggalakan siskamling dan lain-lain. Hal tersebut didukung dengan pembangunan/rehab tempat ibadah dan pos keamanan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menciptakan ketentraman dan kenyamanan dalam bermasyarakat sehingga mampu menangkal berbagai pengaruh negatif seperti terorisme, radikalisme, narkoba dan kemungkinan ancaman lainnya.

Baca Juga :   Sedih, Ini Ucapan Terakhir Korban Kepada Pelaku Mutilasi di Banjarmasin

Disoal tentang masih banyaknya permintaan dari Lurah/Kepala Desa yang menghendaki desanya menjadi sasaran TMMD, Kapendam menerangkan, memang sampai saat ini masih banyak Lurah/Kepala Desa yang mengharap desanya menjadi sasaran TMMD. Mekanismenya adalan Buttom UP/usulan dari bawah yang sudah melalui proses musyawarah (Musrenbang), Dandim tidak bisa asal pilih.

“Lurah/Kepala Desa menyapaikan usulannya merlalui Babinsa, Koramil hingga Kodim, tetunya juga harus memenuhi kriteria yakni desanya merupakan desa tertinggal, terisolir, berpotensi/rawan konflik maupun merupakan daerah perbatasan, tentunya berdasarkan skala prioritas”, tegasnya.

Disampaikan pula bahwa TMMD Reguler ke-104 akan berakhir tanggal 27 Maret 2019 yang akan datang. Terkait hal tersebut Kapendam berharap seluruh anggota Satgas bersama masyarakat dapat segera menyelesaikan semua sasaran yang telah direncanakan.

Selain itu, dengan berakhirnya TMMD masyarakat kedepan harus dapat memaksimalkan pemanfaatan sarana-dan prasarana yang sudah dibangun untuk sebesar-besar kemakmuran masyarakat, sehingga tidak lagi tertinggal dari daerah lain dan tidak terjadi kesenjangan khususnya pada aspek ekonomi dan sosial budaya. Kebersamaan dan kegotongroyongan yang sudah terjalin baik selama ini dapat terus dikembangkan disetiap aspek kehidupan karena dengan itulah hal sulit akan menjadi mudah dan hal yang berat akan menjadi ringan.

Harapan inilah yang akan diwujudkan TNI melalui TMMD, karena bila program ini dilaksanakan secara terus menerus/berkelanjutan maka secara otomatis dapat menghapus kesenjangan-kesenjangan dan mengejar ketertinggalan masyarakat desa pinggiran yang nantinya akan menjadi benteng pertahanan yang kokoh, kuat dan tangguh sehingga Indonesia akan menjadi negara yang berdaulat, adil makmur, aman dan sejahtera. (*)