Rittar Rajagukguk | Pelopor Seni Fotografi Bayi

CMCZONE.COM – Fotografi bayi baru lahir atau ‘newborn photography” tengah digandrungi para orang tua milenial di Tanah Air. Adalah Rittar Rajagukguk (36), sosok yang memopulerkan seni fotografi bayi baru lahir di Indonesia.

Bagaimana kisahnya membangun karier sebagai fotografer bayi baru lahir?

Sebelumnya, tak pernah terlintas di benak Rittar bahwa ia akan menjadi seorang fotografer bayi baru lahir. Menempuh pendidikan S1 jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, pada awalnya Rittar bercita-cita menjadi seorang jurnalis. Sayang, keinginan tersebut tak tercapai hingga akhirnya ia berkarier sebagai banker di sebuah bank di Jakarta dan koordinator proyek LSM Hellen Keller International.

Baca Juga :   Antisipasi Penyalahgunaan Narkoba, PPWI Pulang Pisau Selenggarakan Seminar Narkoba bagi Pelajar

“Kemudian saya hamil dan memutuskan resign demi mengurus anak. Pas anak berumur 2,5 tahun, saya mulai bisa santai. Makanya, ingin cari kesibukan tetapi enggak mau kerja kantoran yang jam kerjanya lama. Kebetulan suami yang juga seorang fotografer menyarankan saya untuk mendalami fotografi,” ujarnya mengawali cerita.

Rittar tak langsung mendalami fotografi bayi, melainkan fotografi pernikahan. Ternyata Rittar merasa tidak nyaman karena lagi-lagi, dituntut bekerja dalam jangka waktu panjang. Akhirnya ia mencari jenis fotografi yang ia sukai. Ketika sedang memotret anak temannya, Rittar menemukan apa yang ia inginkan, yakni menjadi seorang fotografer bayi.

“Setelah berselancar di internet, ketemu-lah nama Baby as Art dari AS yang adalah seorang fotografer bayi baru lahir. Dari sana saya tertarik mendalami fotografi bayi baru lahir. Akhirnya saya ikut kelas maya yang ia adakan dan belajar bagaimana mengarahkan bayi berpose, cara membidik, dan sebagainya. Setelah belajar, saya langsung membeli perlengkapan fotografi mulai dari kamera hingga setnya. Di Oktober 2010, saya membuka jasa fotografi bayi bertajuk Smallbites,” kenang Rittar yang mengaku menggelontorkan dana kurang lebih 100 juta rupiah demi membangun Smallbites.

Baca Juga :   Ketika BLT Jadi Primadona,Isu Covid19 Terkalahkan

Klien pertama Rittar adalah anak dari teman kuliah. “Dulu waktu saya meriset, studio foto bayi di Indonesia belum ada. Sekalipun ada, konsepnya tidak seperti foto newborn, yang tidak bermain pose dan sebagainya. Ketika saya mengunggah foto jepretan saya ke Facebook yang kemudian saya tag ke 27 orang teman kuliah angkatan saya, ternyata banyak yang suka. Dari sana saya menyadari bahwa ternyata pasar fotografi bayi baru lahir ini besar sekali,” terangnya. (Tabloidbintang)