PSK Lokalisasi Keberatan Terima Uang Pasangon Rp5 Juta

CMCZONE.COM – Pekerja seks komersial akan mendapatkan pesangon sekitar Rp5 juta setelah lokalisasi Sunan Kuning ditutup pemerintah. Jumlah PSK yang beroperasi di sana selama ini tercatat 576 orang.

“Dari Kemensos ada jaminan hidup. Dari APBD kota juga ada. Kita akan cover pengguni wisma yang tetap, tidak untuk yang freelance. Iya kurang lebih 5 juta,” kata Kepala Seksi Tuna Sosial dan Perdagangan Orang Dinas Sosial Kota Semarang Anggie Arditia, Jumat (14/6/2019).

Kepala Resos Sunan Kuning Suwandi mengatakan penutupan lokalisasi harus mengedepankan aspek kemanusiaan.

“Saya mohon bijaksana pemerintah kota. Tolong diwongke, walaupun anak itu WPS, diopeni, ada uang saku, dan ada uang transport. Saya ketua RW, jangan sampai warga saya sengsoro,” tuturnya.

Baca Juga :   BNPB akan kirim bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya

Berbagai masukan sudah diterima kaitannya dengan keberlangsungan hidup warga Sunan Kuning pasca penutupan nanti. Sementara ini, masukan yang diterima berupa kampung tematik, karaoke, dan wisata kuliner.

Sementara itu beberapa mucikari menilai pesangon Rp5 juta belum cukup. Mucikari bernama Lia (56) mengatakan nilainya tidak sepadan dengan nasib PSK setelah tempatnya digusur.

“Mayoritas pendidikan WPS di sini mempunyai pendidikan rendah. Ditambah dengan image di lingkungan masyarakat yang kurang baik membuatnya ragu bagaimana nasib para pekerja setelah lokalisasi ini digusur,” kata dia.

Menurutnya penutupan Sunan Kuning akan membuat PSK terpencar-pencar.

“Nanti Kota Semarang malah semakin kotor mas. Banyak WPS ilegal yang berada di jalan-jalan sekitar Semarang. Tentunya hal tersebut malah membuat image Kota Semarang semakin buruk,” kata dia.

Baca Juga :   Bersempena Hari Ulang Tahun Korps Bhayangkara Ke-74, Kepolisian Republik Indonesia membagikan uang tunai Rp360 miliar

Lia sendiri juga mengaku belum siap tempat usahanya digusur karena masih punya tanggungan anak sekolah di rumah. Dia mengatakan lokalisasi Sunan Kuning tak hanya jadi tempat prostitusi, tetapi juga untuk meningkatkan usaha jenis penjualan baju dan makanan.

“Saya berharap agar pemerintah dapat bijak. Ini menyangkut kepentingan orang banyak. Kalau digususur malah membuat Kota Semarang semakin kotor karenan nantinya akan banyak WPS yang ada di jalan,” kata dia. (Red/Akurat.co)