Uang SPP SMA/SMK Provinsi Riau Gratis, Gaji Tenaga Honorpun Ikut Turun Drastis ?

Kampar, (cMczone.com) – Terkait edaran larangan bahwa tidak dibenarkan sekolah melakukan pungutan baik berbentuk uang SPP, pembangunan dan lain – lain nampaknya berdampak panjang. Selain terhambatnya kegiatan sekolah hal yang paling patal dirasakan oleh sejumlah tenaga honorer baik Tenaga Pendidik atau Tenaga Kependidikan.

Yang mana para tenaga honorer dibeberapa sekolah khususnya Kabupaten Kampar penghasilan bulanan merosot drastis turun hampir dari separoh pendapatan.

Seperti yang disampaikan oleh salah satu Tenaga Kependidikan di SMA yang berada di Kabupaten Kampar DV (LK 30) kepada media pada Minggu ,(6/10/2019) mengatakan,” dampak tidak dibolehkan memungut SPP sangat kami rasakan, dimana gaji kami yang biasa menerima 1.800.000 sekrang hanya 1.100.000 ribu rupiah.

” Sekarang penghasilan honor kami sangat turun draktis, biasanya 1800.000 ribu rupiah masih belum cukup apalagi sekrang hanya 1.100.000 , lebih parah lagi guru honor yang hanya 40.000 ribu rupiah /jam”ujar DV.

Baca Juga :   Ucapan Selamat Dari Kapolres Merangin Kepada Salah Satu Siswa SPN Polda Jambi Yang Berasal Sari Suku Anak Dalam(SAD)

Selain gaji berkurang juga honor extra pelatih olahraga juga berkurang separoh dari biasanya, kalau seperti ini bagaimana kami mau mendidik masa depan anak bangsa ini, masa depan kami saja belum jelas, bagaimana guru bisa nyaman mengajar kalau untuk urusan dapur saja belum selesai,”tuturnya.

Juga dikatakan DV, hal ini perlu diperhatikan pemerintah, kita setujuh saja sekolah ini gratis tapi sebelum Gubernur Riau mengambil kebijakan setidaknya sudah dikaji matang baik dari segi anggaran, sehingga tidak terjadi seperti ini, janganlah setiap kebijakan mala menyengsesarakan tenaga honorer, kapan tenaga honor merasakan nikmatnya seperti Aparatur Sipil Negara, kalau untuk kerja tenaga honor yang dilebihkan dikala kesejahteraan dinomor belakangkan,”terangnya sambil raut kecewa.

Baca Juga :   Kapolres Tanjungpinang Tinjau Pelaksanaan New Normal di Pasar Baru

Sambungnya, selama ini kita dituntut kerja estra semangat, seperti ini apanya yang mau semangat, bukan kita tidak mau loyalitas kepada sekolah, tapi sampai kapan loyalitas terus, kita tidak munapik kalau uang gaji tidak mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga bohong kalau ada yang bilang loyalitas atau kerja estra, itu tidak mungkin,”cetus DV.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Ag yang sehari – hari bekerja sebagai tenaga honorer TU sekolah menyampaikan,” kita sangat menyayangkan pengurangan penerimaan gaji ini, kebutuhan meningkat anak sekolah butuh dana gaji tidak seberapa gimana mau hidup seperti ini, tidak terima mau gimana,”katanya.

Sementara itu salah satu Kepala Sekolah SMA di Kabupaten Kampar saat diwawancara oleh awak media yang mana namanya enggan dipubliskan menyampaikan, bahwa dulu untuk menututupi kekurangan dana BOSDA kita lakukan pungutan berupa uang SPP, sekarang uang SPP sudah tidak dibenarkan dipungut sementara dana BOSDA dari 1.200.000 ribu rupiah/siswa sekarang tinggal 400.000 ribu rupiah/siswa, sehingga dana banyak berkurang, makanya untuk itu kita kurangi segala bentuk kegiatan termasuk gaji para honorer,”jelasnya.

Baca Juga :   Undang Produsen Minyak Goreng Se Sumatera Utara, Kapoldasu : Pastikan Kebutuhan Minyak Goreng Terpenuhi Bagi Masyarakat

Saat disinggung terkait masalah anggaran dana BOS pusat untuk gaji honorer Kepala Sekolah tersebut berdalih bahwa sebelumnya tidak kita gunakan dana BOS Pusat untuk gaji honorer,”bebernya.

Sampai berita ini diterbitkan oleh Redaksi pihak terkait pemberitaan ini baik Dinas Pendidikan Provinsi Riau maupaun Gubenur Riau belum dapat dikonfirmasi.***