Limapuluh Kota – cMczone.com, Hujan deras yang mengguyur kawasan Kabupaten Limapuluh Kota memicu longsor besar pada malam (4/11) di tebing Kelok 9 — jalur vital yang menghubungkan Riau dan Sumatera Barat. Material menutup penuh badan jalan, menghentikan arus logistik dan penumpang selama lebih dari sepuluh jam.
“Arus dari Pekanbaru ke Bukittinggi macet total. Kami terpaksa alihkan jalur,” menurut Kepala BPBD Limapuluh Kota, Joni Amir.
Implikasi & respons pemerintah:
Kelok 9 bukan hanya jalur mobil, tapi urat nadi ekonomi: hasil pertanian Riau yang masuk ke Sumbar, wisatawan yang melintas, serta koneksi sosial antara dua provinsi. Longsor mengungkap dua hal: rapuhnya infrastruktur terhadap alam, dan pentingnya mitigasi bencana yang berkelanjutan.
Kementerian PUPR merespons dengan cepat, namun masyarakat mendesak perubahan yang tak hanya kosmetik—melainkan pemantapan sistem drainase, penanganan tebing, dan pengelolaan risiko jangka panjang.
Catatan Redaksi cMczone.com:
Infrastruktur ramping tapi rapuh adalah ancaman bagi kemajuan. Konektivitas bernilai tinggi, namun bila alam menuntut keberlanjutan, kita harus siap. Kelok 9 hari ini adalah peringatan bahwa pembangunan tidak bisa jalan terus tanpa memikirkan akar risiko.







