Diberondong 138 Peluru, Seekor Orang Utan di Kalimantan Mati Mengenaskan

Orangutan diberondong peluru (Foto: Dok. Orangutan Protection)

Samarinda,(cMczone.com) – Seekor Orang utan ditembaki secara membabi buta oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, tragedi ini terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur.
Berdasarkan keterangan Manager Perlindungan Habitat COP (sebuah organisasi yang peduli pelestarian orang utan) Ramadhani, primata bernama latin Pongo Pygmaeus Morio itu mati pada Selasa (6/2/18) dini hari sekitar pukul 01.55 Wita. Jasad orang utan itu ditemukan warga setempat dengan kondisi yang cukup mengenaskan dan sangat lemah di Balai Taman Nasional Kutai (TNK) di Kota Bontang.
Dari hasil foto rontgen, ditemukan kurang lebih dari 138 butir peluru dari jenis senapan angin yang bersarang di tubuh orang utan itu, termasuk di bagian kepalanya. “Di beberapa bagian tubuh luar orang utan itu juga ditemukan luka-luka seperti bekas penganiayaan,” kata Ramadhani seperti dikutip dari Kumparan, Kamis (8/2/18).

Baca Juga :   Satreskrim Polresta Pekanbaru Tangkap Wanita Diduga Penjual Anak Dibawah Umur.
Orang Utan. (Foto: Instagram @heytuta)

Setelah itu pihaknya melakukan autopsi. Tim dokter berhasil mengeluarkan 48 butir peluru dari badan dan kepala orang utan tersebut.
“Peluru itu hampir merata di sekujur tubuh orang utan, tapi terbanyak di bagian kepala terdeteksi ada 74 butir peluru. Sisanya ada di bagian tangan, kaki dan dada,” ungkap Dhani.

Ia menambahkan, banyaknya tembakan yang diterima pada bagian kepala, termasuk di sekitar mata, mengakibatkan kedua mata orang utan itu mengalami kebutaan.
Tim autopsi juga menemukan banyak bekas luka di sekujur tubuh primata itu. Ada juga luka terbuka masih baru sebanyak 19 titik yang diduga dari benda tajam.
“Jadi, dugaan sementara penyebab kematian orang utan itu karena adanya infeksi luka lama ataupun yang baru terjadi,” jelas Dhani.
Menurut data COP, pada Mei 2016 pernah terjadi kasus serupa dengan lokasi yang tidak terlalu jauh dari area penemuan terbaru ini, namun kasus itu tidak terungkap hingga sekarang.
“Kami akan berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan KLHK untuk sama-sama mengungkap kasus kematian orang utan ini. Pengalaman dua pekan lalu pembunuhan orang utan di Kalahien, Kalimantan Tengah, bisa terungkap oleh Polda Kalteng, sehingga kami yakin aparat penegak hukum dapat menyelesaikan kasus di Kaltim,” jelasnya.