Ditengah Covid -19, Amerika Kerahkan 7 Kapal Selam Ke Laut Cina Selatan

INT,(cMczone.com) – Ditengah Covid-19 melanfa Dunia, Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengirim tujuh kapal selam ke Laut China Selatan. Menurut salah satu tokoh penting dalam angkatan laut AS, kapal-kapal itu sengaja disiagakan untuk tujuan memastikan kebebasan dan mengimbangi operasi China di kawasan tersebut.

“Operasi kami adalah demonstrasi kesediaan kami untuk membela kepentingan dan kebebasan kami di bawah hukum internasional.” kata Laksamana Muda Blake Converse, komandan sub-pasukan Pasifik yang bermarkas di Pearl Harbor, lapor Express, Selasa (19/5/2020).

Kapal kapal selam yang disiagakan itu termasuk empat kapal selam penyerang (attack submarines) yang berbasis di Guam, USS Alexandria yang berbasis di San Diego dan beberapa kapal yang berbasis di Hawaii.

Attack submarines merupakan kapal selam yang dipersenjatai dengan torpedo dan rudal canggih jelajah Tomahawk, jenis mampu melakukan pengawasan rahasia.

Baca Juga :   Danlantamal IV Terima Kunker Danpasmar I

Selain kapal selam, Angkatan Laut AS juga telah disiagakan armada kapal perang di Pasifik Barat sebagai unjuk kekuatan di kawasan. Langkah ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dengan China di Laut China Selatan dan di tengah cekcok kedua ekonomi terbesar di dunia itu soal pandemi virus corona (COVID-19).

Beberapa waktu belakangan China terus meningkatkan aktivitasnya di Laut China Selatan. China juga terus memperluas kendalinya atas sebagian besar wilayah di perairan tersebut dengan membangun pulau-pulau buatan atau pulau reklamasi.

China juga diyakini telah melakukan aktivitas yang mengganggu negara-negara lain di kawasan, seperti yang baru-baru ini dilakukannya terhadap kapal eksplorasi minyak yang dikontrak oleh perusahaan energi negara Malaysia, Petronas.

Sebelumnya, AS telah menyebut apa yang dilakukan China di kawasan adalah upaya ilegal. China juga dianggap telah sengaja memanfaatkan kondisi di mana pandemi sedang mewabah untuk meningkatkan keuntungan di kawasan.

Baca Juga :   Kurang Kepedulian Dinas PU, LSM FPSR Tanam "Pohon" di Jalan Rusak

“Ketika militer AS menangani COVID-19 di dalam negeri, kami tetap fokus pada misi keamanan nasional kami di seluruh dunia.

“Banyak negara telah berupaya untuk pulih dari pandemi, dan sementara itu, pesaing strategis kami terus berusaha untuk mengeksploitasi krisis ini untuk keuntungan mereka dengan mengorbankan negara lain.” kata Menteri Pertahanan AS Mark Esper.

Esper juga menuduh China meningkatkan “kampanye disinformasi” untuk mengalihkan kesalahan terkait virus mematikan asal kota Wuhan itu dan melindungi citranya.

“Kami terus melihat perilaku agresif oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di Laut China Selatan, mulai dari mengancam kapal angkatan laut Filipina hingga menenggelamkan kapal nelayan Vietnam dan mengintimidasi negara-negara lain agar dibiarkan terlibat dalam pengembangan minyak dan gas lepas pantai.”

Esper mengatakan bahwa dua kapal AS baru menyelesaikan operasi kebebasan navigasi (FONOP) di Laut China Selatan minggu sebelumnya. Kedua kapal itu adalah Kapal penjelajah berpeluru kendali USS Bunker Hill dan kapal perusak USS Barry, lanjut Esper

Baca Juga :   "Malewakan" Dt.Paduko Tuan ka balai adat Tigo Balai dalam payuang Pasukuan Pitopang

Kapal penjelajah berpeluru kendali USS Bunker Hill melakukan FONOP di Kepulauan Spratly, dan kapal perusak USS Barry berlayar dua kali melalui Selat Taiwan dan melalui Kepulauan Paracel, wilayah yang disengketakan yang diklaim China sebagai miliknya.

“Operasi itu bertujuan untuk mengirim pesan yang jelas ke Beijing bahwa kami terus melindungi kebebasan navigasi dan perdagangan untuk semua negara besar dan kecil.” jelas Esper.

Aksi ini sebelumnya telah membuat marah China dengan menyebut upaya AS itu sebagai tindakan provokatif dan mengancam ketenangan di kawasan.

“Tindakan-tindakan provokatif oleh pihak AS ini telah secara serius melanggar kedaulatan dan kepentingan keamanan China, sengaja meningkatkan risiko keamanan regional dan dapat dengan mudah memicu insiden yang tidak terduga.” kata komando militer China.(*samudrapost)