Menjajal Kelong Desa Malang Rapat (Bintan)

Oleh: Ronny Kartika, S.STP, M.Si

Bintan, Kepri – Kami yang keseharian dengan rutinitas kantoran dan mengurus administrasi kantor, tentunya merasa sesuatu dan sangat fantastik ketika bisa touring bersama menggunakan kelong yang menjadi sarana tangkap ikan, sotong dan bilis (teri) bagi nelayan-nelayan, khususnya nelayan Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Kelong jika mengutip makna dari Wikipedia dan kamus besar bahasa Indonesia adalah ke·long1 /kélong/ n belat besar yang di dalamnya memakai sekatan (kurung): ikan-ikan yang masuk ke dalam -itu terperangkap di dalamnya

Jika melihat secara fisik bisa kita umpamakan seperti sarana tangkap yang dibuat dari perpaduan kayu, drum-drum untuk pengapung, kemudian ada rumah kecil disertai jaring-jaring yang disetting sehingga ikan, sotong, bilis maupun udang bisa terperangkap.

Baca Juga :   Kapolda Sumut Dampingi Menko Perekonomian Tinjau Vaksinasi Di Perguruan Sutomo

Bisa dimanfaatkan sambil menunggu ikan dan lain-lain terperangkap dan jaringnya dinaikkan. Bagi pecinta mancing bisa sambil mancing dan tentunya ngobrol-ngobrol.

Agar kelong bisa beroperasi membutuhkan sarana lain seperti lampu penerang, genset, tali-tali, tungku untuk masak bilis, ancak, tangguk serta boat atau perahu atau pompong sebagai penanda dan yang membawa nelayan untuk mobilitas.

Bagi pemula tentu ini sangat menarik sekali untuk dinikmati, apalagi penghobi mancing dan wisata alam.

Kita bisa mancing, kita bisa ngopi-ngopi sambil ngobrol dan bisa melihat kehidupan nelayan kelong beraktifitas dengan skill-nya mengoperasikan kelong dan boat serta mengelola jaring kelong agar tangkapannya bisa diolah.

Kemudian kita bisa melihat kerlap kerlip lampu kelong dengan teraturnya mengambil posisi jangkar dengan sesama nelayan kelong lainnya dengan semangat yang sama untuk meningkatkan hasil tangkapan.

Baca Juga :   Инсайдер Q&A: Настаивая на честной игре для семейных фермеров в США.

Jaring kelong dalam sekali operasi permalam bisa sampai lebih dari 5 kali angkat, apalagi jika cuaca dan arus mendukung maka nelayan akan mendapatkan hasil yang sangat bagus pada hari itu

Kemudian kita bisa melihat geliat tempat pengumpulan dan penghitungan hasil tangkapan nelayan sebagai awal dimula proses lelang dan transaksi hasil tangkap dari nelayan kepada penampung maupun kepada masyarakat  yang berniat secara langsung membeli hasil tangkapan nelayan, tentunya ikan yang dijual masih fresh, tegang dan sangat layak konsumsi.

Jika rangkaian aktifitasi ini bisa dikemas dan disuguhkan serta dikreasi dengan apik, cantik, menarik tentunya menjadikan pemasukan baru bagi para nelayan dan menjadi alternatif wisata laut bagi para mancing mania dan warga yang membutuhkan refreshing serta uji adrenalin.

Baca Juga :   Ketua LSM AMTI: Bantuan Covid-19 Gunakan APBN dan APBD Itu Bukan Bantuan

Terima kasih Kades Didik Santoso dan Sekdes Malang Rapat atas diskusi dan observasi secara langsung. Tentu ini sangat menambah informasi pengalaman dan wawasan tentang “dunia nelayan” bagi kami yang awam.

Dan yang pasti semoga kita semakin bertafakur bersama alam, semakin meyakinkan hati jiwa dan raga akan ke Maha dan kehebatan sang pemilik alam Allah SWT.

Bravo nelayan Bintan, perjuangan dan jerih payah untuk meningkatkan hasil tangkap tidak diragukan lagi, semoga alam terus bersahabat, rezeki terus mengalir, kampung akan terus maju, wisata pemberdayaan terus digalakan, pendapatan desa semoga bisa meningkat.

NB: Bagi para mancing mania yang berminat mencoba tour ini dapat menghubungi Khairudin Ahmad +6285264952507. Harga dan paket wisata bisa nego langsung kepada beliau.