BPS Sumatera Utara melaporkan inflasi Oktober 2025 tertinggi di Indonesia. Pemerintah daerah bergerak cepat, namun keluarga miskin dan pelaku UMKM tetap merasakan tekanan.
Medan – cMczone.com | Sabtu, 8 November 2025
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara merilis inflasi Oktober 2025 sebesar 4,97% (YoY) — angka tertinggi nasional. Lonjakan harga dipicu kenaikan harga pangan seperti cabai dan sayur, serta dampak biaya logistik dan bahan bakar. Pemerintah daerah merespons dengan operasi pasar, penambahan suplai dari sentra produksi, dan kerja sama dengan Bulog untuk stabilisasi stok.
Di pasar tradisional Medan, pedagang dan pembeli mengeluh: harga cepat naik, sementara daya beli menurun — situasi yang paling membebani keluarga berpendapatan rendah.
IHK Sumut pada periode tersebut menunjukkan tekanan terutama pada kelompok makanan jadi dan transportasi. Kabupaten tertentu, menurut laporan BPS lokal, bahkan mencatat inflasi lebih tinggi dari rata-rata provinsi. Respon pemerintah meliputi operasi pasar yang menurunkan harga sementara, serta penguatan logistik dari petani ke kota. Namun analis menegaskan upaya struktural — penurunan biaya rantai pasok dan subsidi tepat sasaran — harus dijalankan agar efeknya bertahan.
Analisis kontekstual:
Inflasi yang menekan makanan pokok adalah ancaman langsung pada kesejahteraan publik. Solusi jangka pendek (operasi pasar) efektif menurunkan harga sementara, namun masalah utama seringkali ada di distribusi dan ketergantungan pada rantai logistik mahal. Intervensi jangka menengah seperti dukungan pada produksi lokal, perbaikan infrastruktur, dan skema bantuan tunai terarah adalah kunci menjaga stabilitas sosial dan ekonomis.
Catatan Redaksi cMczone.com:
Angka inflasi bukan sekadar statistik, ia adalah bunyi derap kehidupan rakyat di pasar dan meja makan. Negara wajib mendengar bunyi itu — bukan hanya menyingkapnya dalam laporan, tapi memberi obat yang menyentuh dapur-dapur yang kelaparan.







