Berita  

Khairul Apit Sambut Baik DPRD Dumai Lirik Potensi Jeruk Gunuang Omeh, Pemda Diminta Untuk Lebih Serius Melihat Masalah Petani Jeruk

Cmczone.com- Perkebunan Jeruk Siam Gunuang Omeh (JESIGO) di Kec Gunuang Omeh Kab Limapuluh Kota kedatangan rombongan Anggota Komisi II DPRD Dumai (6/7).

Kegiatan ini dalam rangka Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi II terkait program budidaya dan pemasaran jeruk. Rombongan berjumlah 8 anggota dan 3 pendamping ini dibawah koordinator Ketua Komisi II DPRD Dumai Gusri Effendi yang datang ke perkebunan setelah melakukan kunjungan ke Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhortbun) Kab Limapuluh Kota.

“Setelah kunjungan ini kami mengetahui bahwa budidaya jeruk di Dumai yang berlahan gambut, menurut uji coba yang sudah dilakukan Dinas Pertanian Kab Limapuluh Kota, itu dapat dilakukan dengan memodifikasi lingkungan.” Ujar salah satu anggota Komisi II H. Yuhandri, S. P.

Baca Juga :   Amankan Perayaan Waisak di Vihara Singkut, Polres Sarolangun Sebar Anggota

Yuhandri juga menambahkann bahwa kerjasama dan pemasaran JESIGO di Dumai juga merupakan peluang yang menjanjikan, mengingat selama ini penjualan Jeruk Siam Gunuang Omeh ini baru sampai di Duri dan Pekanbaru.

Menyambut rombongan ini, Khairul Apit selaku Anggota DPRD Kab Limapuluh Kota yang berbasis di Gunuang Omeh (Dapil V) memperkenalkan perkebunan yang telah menjadi kawasan pengembangan Jeruk Siam.

Sebagai anak asli nagari serta mantan Wali Nagari di Gunuang Omeh, Apit menyambut baik antusiasme dan apresiasi DPRD Dumai dalam melihat potensi Jeruk Siam yang dikembangkan Gunuang Omeh.

Pengembangan Jeruk Siam ini memang menjadi salah satu ‘concern’ Khairul Apit sejak menjadi Anggota Dewan. Bahkan menurutnya JESIGO harus dapat menembus pasar yang lebih luas termasuk luar negeri, untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya dengan standar legal yang terukur.

Baca Juga :   NETFID (Network for Indonesian Democratic Society) Riau Gelar Audiensi dengan KPU Provinsi Riau

“Mengenai pengembangan JESIGO, sudah seharusnya disini didirikan Balai Penelitian Komoditi serta cluster yang berfungsi menguji dan memilah standar kualitas Jeruk,” Jelas Apit yang juga pernah menjadi petani Jeruk Siam ini. Lewat pengujian lab, petani akan mendapatkan sertifikat layak konsumsi yang memungkinkan untuk produk dijual dengan pasar yang lebih luas. Dan dengan adanya cluster yang memilah produk, memungkinkan pengkategorian produk menjadi jelas serta terukur sehingga meningkatkan daya saing dan nilai jual

“Pemda sangat mudah untuk melakukan ini, karena mereka memiliki instrumen dan kewajiban untuk mewujudkan fasilitas peningkatan seperti ini, masalahnya adalah mau atau tidak.” Tegas nya.

Apit juga menilai bahwa pengembangan JESIGO juga membutuhkan inovasi agar pemberdayaan bisa lebih optimal, terutama melepaskan diri dari ketergantungan pupuk kimia. Untuk itu ia pun telah merancang dan menawarkan konsep yang disebut Sistem Integrasi JESIGO dan Itiak (SIJONTIAK), dimana sistem integrasi yang dimaksud adalah memanfaatkan hubungan simbiosis mutualisme antara hewan ternak itik dan kebun Jeruk di dalam satu lokasi.

Baca Juga :   Kapolda Jambi Bergeser ke Polda Sumsel, Ini Penggantinya

“Pemda bisa mengupayakan pola bantuan, minimal para petani jeruk dapat diberikan bantuan itik, agar mereka bisa pelihara di dalam kebun jeruk. Ibaratnya seperti tumpang-sari. Kita sudah ajak Dinas Pertanian dan Peternakan ke lokasi, saya akan membawa ini ke dalam Pokir untuk segera bisa dieksekusi.” Tutupnya.

(cmczone: pache)