Dikabarkan Langka, Masyarakat Natuna Rebutan Telur Ayam

Natuna,(cMczone.com) – Masyarakat Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) khususnya di Kota Ranai rebutan telur ayam.

Pasalnya, sudah kurang lebih dua pekan terjadi kelangkaan telur ayam. Hal ini berimbas pada lonjakan harga yang signifikan terhadap komoditas tersebut.

Kelangkaan ini tentunya berdampak langsung pada konsumsi masyarakat dan pengusaha makanan yang ada di Natuna.

“Udah lebih seminggu payah telor kak, kalau ada pun dapat beli sedikit tapi harganya mahal,” jelas Liza salah seorang pedagang Kue, Rabu (12/2/2020).

“Udah datang ini tapi masih rebutan. Ada juga yang belum kebagian karena sudah ada yang pesan duluan ke agen-agen nya, seperti kedai-kedai kecil atau toko kelontong,” ujarnya lagi.

Baca Juga :   Dewi Kumalasari: UMKM Harus Disejalankan dengan Pengembangan Keterampilan

Kenaikan harga telur yang signifikan akibat kelangkaan telur tersebut juga diakui seorang pedagang kecil warga Air Kolek bernama Elda.

“Kalau lagi susah telor begini, 1 papan nya kami jual 55 ribu dan 10 ribu 5 biji. Tapi kalau lagi banyaknya 50 sepapan,” ucap Elda.

Baginya, kelangkaan ini berlangsung cukup lama karena pada waktu-waktu sebelumnya kondisi serupa jarang yang berlangsung lama.

Mengenai hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Natuna membenarkan adanya peristiwa kelangkaan tersebut dan diperkirakan keadaan itu terjadi hingga pertengahan pekan ini.

“Ya betul, memang terjadi kelangkaan telur beberapa hari belakangan ini. Tapi Insha Allah Rabu atau Kamis minggu ini, telur akan tiba di Ranai,” kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disprindagkop) Kabupaten Natuna, Agus Supardi.

Baca Juga :   Pemprov Kepri Raih Opini WTP Ke-12, Ansar Ahmad: Bukti Transparansi dan Akuntabilitas...

Menurutnya, setidaknya ada tiga faktor yang menyababkan terjadinya kelangkaan itu antara lain, yang pertama adalah karena stok lama yang ada di pasaran cepat laku atau habis.

Kemudian yang kedua adalah Kapal sabuk dari Sentete Kalimantan Barat tidak bisa muat karena bersamaan dengan perayaan Cap Go Meh.

Sementara  kapal dari Tanjungpinang mengalami kerusakan pada mesin gensetnya. Dan yang ketiga adalah karena telur merupakan barang cepat rusak sehingga pedagang tidak berani menyetoknya dalam jumlah besar.

“Tapi info telor akan masuk tanggal 11 dan 12 februari sebanyak 800 ikat menggunakan kapal Sabuk Nusantara 36 dan 80. Demikian situasinya,” kata Agus.

Agus meminta maaf kepada masyarakat dan berharap masyarakat dapat memaklumi keadaan tersebut karena kendalanya yang tidak ringan.

Baca Juga :   Tindaklanjuti Arahan Jokowi soal Pengendalian Inflasi, Pemprov Kepri Gelar Bazar Pangan Murah

Laporan: Budi Adriansyah/MC Natuna