Memberantas Covid-19,Keseriusan Kita

Oleh, Bagindo Yohanes Wempi

 

cMczone.com-Beberapa hari ini viral tiga video dijagat medsos, Personal Satgas berdebat dan “basiarak” dengan orang yang mengaku memiliki pangkat, jabatan dan pendidikan tinggi dinegri Sumbar ini. Kegaduhan tidak bisa dihindari.

Seperti di Pasaman seorang Anggota Dewan pemenang pemilu di Sumbar berdebat panjang dengan Satgas covid-19 karena tidak memakai masker memasuki kawasan tertentu. Setelah itu salah seorang yang mengaku dokter, sebagai anggota BNNP Sumbar berdebat juga dengan Satgas. Yang teranyir Ketua KPU Sumbar berdebat panjang dengan petugas, akhirnya viral juga dimedsos.

Penulis tidak menjelaskan siapa yang salah/benar dalam video tersebut. Tapi Penulis hanya menggambarkan bahwa apa Kita semua warga Sumbar dan Nusantara ini serius sama-sama membasmi covid-19. Jika Kita serius maka tolong di stop, jangan ada lagi kejadian-kejadian seperti petugas dan ngaku pejabat/pejabat benaran yang viral dimedsos kemarin tersebut.

Semua Kita seharusnya punya rasa malu karena telah dipertontonkan kehebohan yang tidak perlu disaat ada petugas yang sedang menetapkan aturan ketat PSBB didaerah ini. Terutaman didaerah zona merah Kota Padang. Mulai sekarang semua warga negara, marilah tertip taat aturan dan lakukan sikap kepedulian terhadap pemberantasan covid-19.

Baca Juga :   Siaga Peringatan May Day dan Libur Panjang, Polresta Deli Serdang Adakan Patroli Skala Besar

Sekarang penangan covid-19 di Sumbar perlu diseriuskan. Keseriusan ini mari dipedomani bagai mana Malaysia, Vietnam, China melakukan lock down. Vietnam dan China begitu tegang ketika daerahnya sudah hilang virus corona, ternyata sekarang ditemukan lagi ada warganya terkena virus corona seperti yang dijelaskan dalam tulisan Dahlan Iskan 16 May 2020.

Dahlan Iskan menjelaskan dalam tulisannya bahwa Daerah Wuhan ngamuk karena ada yang tertular. Gegara ditemukan penderita baru di kota asal Covid-19 itu, seluruh penduduknya harus menjalani tes. Seluruhnya. Mulai hari ini. Sampai lusa.

Dalam tiga hari itu, 11 juta warga Wuhan harus sudah selesai dites. Itu bukan sekedar rapid test. Yang hasilnya kadang tidak akurat itu. Yang dilakukan kali ini adalah langsung tes nucleus acid. Yang hasilnya pasti: positif atau negatif.

Tiongkok akan mencari sungguh-sungguh dari mana asal virus yang mencoreng nama Wuhan –yang sudah tercoreng itu. Yakni virus baru yang menular ke kakek berumur 84 tahun itu. Yang tinggal di perumahan kelas bawah di pusat kota Wuhan itu. Yang sering keluar rumah tanpa masker itu. Yang kemudian menulari tetangganya itu.

Baca Juga :   Jenguk Wartawan Yang Sedang Sakit , Kapolres Rohil berikan semangat untuk terus berkarya.

Memang si kakek itu salah: mengapa tidak pakai masker. Sampai semua pejabat di kecamatan itu dipecat.

Tapi ada hikmahnya: berarti masih ada orang yang bervirus di Wuhan. Yang orang itu kesana-kemari –menularkan virusnya kepada orang yang sembrono.

Orang itu sendiri tidak sadar kalau dirinya bervirus. Tidak ada gejala apa-apa yang ia rasakan –banyak yang seperti itu.

Berarti sulit sekali menelusuri siapa saja orang yang merasa sehat tapi bervirus. Karena itu sapu jagad saja: semua penduduk Wuhan dites. Biarpun jumlahnya 11 juta jiwa.

Rasanya tidak ada negara yang all-out seperti itu: mengejar satu orang dengan cara memeriksa 11 juta orang. Atau jangan-jangan ternyata banyak yang ditemukan bervirus.

Sekalian tuntas. Bisa juga sekaligus sebagai pilot project. Kalau hasilnya membahayakan berarti di kota lain juga perlu dilakukan tes menyeluruh. Itulah kegilaan di Wuhan. Itulah sulitnya menjaga reputasi.

Tidak hanya Wuhan. Yang juga lagi all-out adalah Vietnam. Yakni all-out untuk menyelamatkan nyawa satu orang. Di mana pentingnya nyawa satu orang itu?

Baca Juga :   Ramaini Korban Kebakaran Di Kel Mampun Tabir Terima Bantuan Dari Kapolres Merangin

Ia bukan orang yang sangat penting. Tapi kalau sampai meninggal dunia hilanglah ”gelar” agung Vietnam selama ini. Yakni gelar sebagai satu-satunya negara yang tidak satu pun orang meninggal karena Covid-19.

Gelar agung itu telah pula menjadi kebanggaan rakyat Vietnam. Rakyat begitu kagum pada pemerintahnya. Maka jangan sampai akhirnya ada yang meninggal dunia karena Covid-19. Upaya apa pun harus dilakukan: jangan sampai ada yang meninggal.

Melihat cerita dari tulisan Dahlan Iskan diatas sangat terang sekali bahwa orang lain, negara lain sangat serius membasmi virus corona dengan pola tegas, keras dan tampa pandang bulu. Semuanya patuhi aturan dan siap menerima sangsi apapun yang diterapkan.

Kedepan penulis menghimbawa pada semua warga, Mari sama bertekat membasmi virus corona ini. Jangan adalagi kejadian antara petugas dan warga yang rata-rata pejabat berebat, “basiarak” viral di medsos. Stop kegaduhan karena ego, mari diputus mata rantai covid-19. Yakin Sumbar bisa pulih[*].