Kedatangan Gubernur dan Bupati Menemui Petani Jeruk, Bak Lakon Talambek Jago?

cMczone.com- Kedatangan Gubernur Sumatera Barat H.Mahyeldi Ansharullah dan Bupati Limapuluh Kota Safarudin Dt.Bandaro Rajo menemui dan mendengarkan aspirasi dari petani Jeruk Jesigo di Kecamatan Gunuang omeh Kabupaten Limapuluh Kota, 08 Mei 2022 yang lalu bak Lakon talambek jago atau sudah sangat terlambat.

Keluhan petani jeruk Jesigo di kawasan sudah berulang kali, bahkan sudah tak terhitung mengeluhkan mahalnya harga pupuk dan pestisida setidaknya sejak 1 tahun terakhir.

Tidak kurang pengaduan sudah disampaikan kepada anggota legislatif mulai dari DPR-RI, DPRD Provinsi apalagi DPRD Limapuluh Kota (mungkin sudah bosan mendengar) yang datang berkunjung ke Kecamatan Gunuang omeh atau aspirasi tentang kelangkaan pestisida dan mahalnya pupuk juga disuarakan di gedung dewan oleh Petani Jeruk Jesigo.

Begitu juga aspirasi telah berulang kali di suarakan ke OPD yang menaungi rantai ketersedian pupuk dan pestisida di Kabupaten Limapuluh Kota, yakni Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan perkebunan yang saat ini dikepalai oleh Witra Porsepwandi.

Baca Juga :   Wakil Bupati Limapuluh Kota RKN Pimpin Upacara Penurunan Sang Saka Merah Putih

Pupuk dan Pestisida pada Tanaman Jeruk khususnya memang menjadi komponen utama untuk menjaga Tanaman Jeruk untuk memproduksi buah, jika 2 komponen tersebut tidak tersedia sudah bisa dipastikan produktifitas buah akan terganggu.

Nova Desco, salah seorang petani jeruk di Nagari Koto tinggi mengatakan : ” Pupuk dan Pestisida langka dan mahal, kalaupun tersedia dan bisa dibeli, kuantitas ketersediannya pun terbatas, sehingga pada masa pemupukan tanaman, kami tidak bisa melakukan pemupukan secara maksimal, sehingga pada musim berbuah tanaman jeruk tidak menghasilkan ‘ ungkapnya Senin 09 Mei 2022.

Keluhan Nova desco mewakili jeritan petani lainnya di Gunuang omeh, sebagai Kawasan penghasil Jeruk Jesigo utama di Kabupaten Limapuluh Kota tentu kelangkaan dan mahalnya pupuk dan pestisida akan berdampak kepada menurunnya Produksi Jeruk Jesigo yang pada tahun 2020 bisa menghasilkan 58.173 ton, tahun 2021 turun menjadi 38.368 ton (35%). Untuk tahun 2022, pada kuartal pertama saja sudah turun 55,81%.

Baca Juga :   Formapera Desak Jaksa dan Polisi Bergerak, Periksa Oknum PKS SMAN 10 Medan

Khairul apit, Legislator Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Limapuluh Kota dan Putra Nagari Pandam Godang Kecamatan Gunuang Omeh juga sudah Vokal menyuarakan dalam mengantisipasi kelangkaan dan mahalnya pupuk sejak tahun lalu.

Dalam Keterangannya Khairul Apit mengatakan : ‘ Saya sebagai perwakilan masyarakat di Dapil sudah nyinyir dalam setiap kesempatan untuk menyuarakan ini kepada eksekutif dalam hal ini Pemkab Limapuluh Kota, tapi tidak digubris ‘ ujarnya Senin 09 Mei 2022, via Tilpun.

‘ Pada Kementrian Pertanian ada skema pupuk non subsidi dengan harga khusus, Provinsi Lampung sudah terlaksana, dan saya juga sudah sampaikan ke Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan pada 3 bulan yang lalu, juga tidak ditindak lanjuti ‘ tukuknya.

Baca Juga :   Kepala Desa Muara Pangi (Arpis Subrata) Coffe Morning Media Cmczone.com Biro Merangin

Selanjutnya Pak wali, sapaan akrab Khairul apit mengatakan : ‘ Selain pupuk kimia, ada alternatif pupuk kompos, saya juga sudah tanya ke Ratu sampah Indonesia Wilda di Jakarta sewaktu Kunker dan beliau bersedia untuk turun ke Limapuluh Kota, selanjutnya sudah saya Integrasikan dengan Dinas terkait dengan memanfaatkan Limbah organik dari pokan-pokan atau pasar-pasar tradisional yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota, lagi-lagi hanya dianggap angin lalu ‘pungkasnya.

Berdasarkan Informasi yang bisa dihimpun hanya 20% Lahan pertanian yang masih digarap oleh Petani Jeruk Jesigo di Kecamatan Gunuang Omeh, 80% Lahan lainnya sudah tidak diurus karena walaupun pupuk dan pestisida di dapat, Hasil Penjualan Jeruk Jesigo tidak bisa menutupi Biaya produksi alias besar pasak daripada tiang, rugi.