cMczone.com- Buah mangga jo buah manggih Elok dimakan di hari patang
Sajak mancik jadi angku haji
Banyaklah kuciang nan sumbayang
Batang sapek batang kawa
Samo sakah kaduonyo
Surang sasek surang gawa
Samo salah kaduonyo
Alang tukang binaso kayu,
Alang cadiak binaso Adat,
Alang arih binaso tubuah.
Artinyo : Seseorang yang pengetahuannya tidak lengkap serta keahliannya tidak cukup
dalam mengerjakan sesuatu.
Sampiran 3 pantun Minang diatas seperti menjadi refleksi nyata terjadi dalam tubuh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten 50 Kota?
Belum reda dugaan Mal-Administrasi, muncul Arogansi Kadisdik saat dimintai Informasi tentang ganti rugi lahan dan terganggunya Proses belajar mengajar di SDN 04 Taeh Baru, terbaru ada temuan lagi.
Yakni : Salah tulis pada Plang Proyek Penanda Kegiatan, Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota malah ditulis Pemerintah Kota Payakumbuh, haduh!..
Padahal Plang Proyek adalah papan nama proyek yang berisi informasi tentang nomor dan tanggal, lokasi kegiatan pembangunan, jenis kegiatan, data teknis bangunan, identitas pemilik, perencana, pengawas dan pelaksana pembangunan.
Kelalaian Pengawas Kegiatan diduga turut andil melengkapi terciptanya “kesempurnaan” berbagai problematika Proyek DAK SDN 04 Taeh sejak dari hulu hingga ke hilirnya.
Muaranya tentu ada dipundak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Limapuluh Kota, Afri Efendi yang tidak berpengalaman dalam menangani Proyek-proyek DAK, artinya : gugup dalam penggunaan anggaran besar-besar (Pekerjaan Fisik), yang biasanya dikerjakan oleh Dinas PUPR.
Disdikbud seperti tidak “qualified” sebagai Pengguna Langsung Anggaran, salah satunya dapat dilihat dari Pengadaan Seragam SD dan SMP yang sarat korupsi.
Ajepe (Asal Jadi Proyek) layak disematkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Limapuluh Kota untuk Proyek DAK SDN 04 Taeh Baruah.
Sekarang layak ditukuk lagi dengan Ajepe jilid 2 (Asal Jadi Plang).
Tim