Pemerintah pastikan stok aman 1,6 juta ton; Presiden Prabowo minta stabilisasi harga jadi prioritas.
Jakarta – cMczone.com | 14 November 2025
Menjelang masa Natal dan Tahun Baru (Nataru), kenaikan harga beras kembali menjadi perhatian nasional. Berdasarkan laporan Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras premium mengalami kenaikan di 12 provinsi, terutama di wilayah Jawa, Sumatera bagian tengah, dan Kalimantan. Lonjakan ini memicu kekhawatiran publik karena beras adalah komoditas pangan utama bagi 270 juta warga Indonesia.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa kenaikan terjadi akibat kombinasi faktor: menurunnya produksi panen periode September–Oktober, peningkatan permintaan akhir tahun, serta gangguan distribusi akibat cuaca ekstrem. Ia menegaskan bahwa stok nasional aman, namun intervensi harga harus segera dilakukan.
“Stok Bulog aman, 1,6 juta ton. Tapi untuk memastikan stabilitas harga, operasi pasar akan digencarkan,” ujarnya.
Di Jakarta, harga beras premium menyentuh Rp 16.500 per kilogram di beberapa ritel. Di Sumatera Barat dan Riau, harga bahkan sempat menyentuh Rp 17.200/kg. Pemerintah menyebut kenaikan ini masih terkendali, namun tetap menjadi alarm penting.
Bulog telah menyiapkan operasi pasar besar-besaran mulai minggu depan dengan target 80.000 titik penyaluran, termasuk warung rakyat, ritel modern, dan pasar induk. Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi menjelaskan bahwa distribusi akan diprioritaskan untuk kawasan yang memiliki jarak logistik panjang.
“Arahan Presiden Prabowo jelas: tidak boleh ada masyarakat yang kesulitan mendapatkan beras dengan harga wajar.”
Selain intervensi pasar, Kementerian Perdagangan telah meminta pemerintah daerah memperkuat pengawasan jalur distribusi agar tidak terjadi penimbunan atau spekulasi harga oleh pedagang besar. Sejumlah provinsi, termasuk Sumatera Utara dan Jawa Timur, telah membuka posko pemantauan harga pangan.
Di sisi lain, para petani berharap agar kenaikan harga di tingkat konsumen tidak hanya menguntungkan distributor, tetapi juga berdampak positif pada harga gabah di tingkat petani. Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) wilayah Jawa Tengah menyampaikan,
“Harga eceran naik, tapi di petani kadang tidak ikut naik. Ini yang harus pemerintah benahi.”
Kenaikan harga beras menjelang akhir tahun adalah pola klasik di Indonesia. Namun dengan pemerintahan baru, publik ingin melihat gebrakan nyata. Presiden Prabowo berada pada ujian pertama di sektor pangan: menjaga stabilitas harga tanpa menimbulkan gejolak dalam rantai pasok. Operasi pasar memang solusi jangka pendek, tapi perbaikan produksi, irigasi, dan distribusi adalah strategi jangka panjang yang tidak bisa ditunda.
Catatan Redaksi cMczone.com
Ketahanan pangan bukan hanya soal gudang yang penuh, tapi tentang harga yang terjangkau bagi rakyat kecil. Stabilitas pangan harus menjadi prioritas utama—sebab dari perut yang lapar, lahir keresahan sosial.







