Kisah Wanita Cantik Hidup di Hutan Belantara Selama 8 Tahun, Tanpa Internet, dan Telepon, Terisolasi dari Dunia luar

cMczone.com–Sebelum membaca kisah ini saya harapkan anda menyiapkan Cemilan dan Segelas Kopi atau teh yang hangat, karena ceriatnya bakalan menarik untuk anda simak.

Saat Kehiudpan Kota sangat Kompetitif dan Penuh tekanan, dan banyak orang bermimpi menemukan tempat tinggal di surga yang jauh dari keramaian, tidak terbantahkan dan mandiri. Namun sulit untuk menyerah dan melepaskan diri dari godaan dan tanggung jawab dari kenyataan. Oleh karena itu bagi kebanyakan orang, mimpi ini hanya bisa menjadi fatamorgana. Tapi selalu ada beberapa orang yang menggunakan tindakan mereka untuk mengubah mimpi mereka menjadi kenyataan.

Dia Adalah Miriam Lancewood 34 Tahun berasal dari belanda dan sekarang tinggal di alam liar selandia baru. Sejak 2010 ia telah hidup di alam liar bersama suaminya yang berusia 64 Tahun Bernama Peter, Berburu di hutan belantara untuk mencari nafkah, tanpa telepon, Kulkas, Internet atau bahkan jam tangan dan perlengkapan mandi.

Sebelum Menuju ke selandia Baru pasangan ini melakukan beberapa pelatihan lapangan termasuk beberapa perjalanan hiking 10 hari utnuk mempelajari keterampilan bertahan hidup termasuk mendghidupkan api di Tengah Hujan. Miriam adalah seorang Guru pendidikan jasmani sebelumnya, Jadi staminanya tidak buruk, meskipun suami saya 30 tahun lebih tua dari dirinya. Kesehatannya cukup Baik. Bahkan dengan persiapan yang cukup, kehidupan di alam liar masih lebih sulit dari yang di bayangkan dan bahkan beberapa hal sepele yang tidak menjadi masalah di kota akan menjadi masalah besar di alam liar.

Baca Juga :   Masyarakat Ragukan Keserius Polda Sumbar Dalam Penegakan Hukum

Tanpa shampo Miriam menderita ketombe parah selama musim dingin pertama di alam liar. Suami peter telah mendengar tentang pengobatan ketombe pagi hari oleh orang eskimo di utara. Miriam memutuskan untuk mencobanya yakni menuangkan air seni pagi di kepalanya. mencucinya dengan sabun setelah berendam dan efeknya ternyata menjadi lebih baik setelah itu.

Selain itu keduanya juga tidak memiliki pasta gigi dan sikatnya, miriam menggunakan arang dan abu arang untuk menyikat gigi setiap harinya. Miriam ingat bahwa ketika keduanya memutuskan untuk meninggalkan kota pada tahun 2010 mereka membuang hampir semuanya, hanya menyisakan beberapa pakaian yang diperlukan. selain itu mereka mengemas dua tas berisi bagasi 85Kg yang berisi Susu bubuk, oat, ragi tepung, beras, sayuran dan madu. Kecuali Barang yang mereka bawa sebagian besar makanan berasal dari berburu. selain menggunakan senapan, miriam juga menggunakan busur dan anak panah.

Baca Juga :   Wanita Pertama yang Akan Jadi Presiden Singapura

Dia adalah seorang wanita vegetarian sebelumnya, tetapi untuk tetap hangat dialam liar dia harus berburu dan makan daging. Miriam mengatakan bahwa dia menangis setelah menembak kambing pertama kalinya tetapi pada saat yang sama dia bangga pada dirinya sendiri.

Dalam sebuah wawancara dengan sebuah Program TV, Miriam menggambarkan hari-hari biasa dua orang di alam liar, mereka tidak membawa arloji, sehingga mereka tidak memiliki konsep waktu, mereka hanya bekerja saat matahri terbit dan beristirahat saat matahari terbenam, setelah matahari terbit keduanya pergi mencari kayu bakar dan membuat api, teh, roti panas, pergi jalan-jalan setelah sarapan, pergi berburu di sore dan malam hari makan di sekitar api unggun ketika hari mulai gelap dan tidur satu sajm setelahnya.

Baca Juga :   AS Desak DK PBB Bertemu

Miriam mengatakan kalau malam musim dingin panjang mereka bisa tidur selama 13 hingga 14 jam, keluar atau tidak sepenuhnya tergantung cuaca kalau cuaca buruk mereka hanya bisa tinggal di tenda.

Meskipun tampaknya kehidupan seperti ini tidak menyenangkan dan keras bagi orang modern, pasangan ini malah telah terbiasa dengan cara hidup seperti itu. tidak menggunakan fasilitas modern apapun dan hanya pergi ke kota-kota terdekat ketika mereka perlu membeli makanan.

Keduanya memiliki beberapa simpanan di bank. selain itu ketika mereka memasuki kota mereka akan bermain gitar di luar minimarket untuk menghasilkan sedikit uang. Meski hidup sulit, Miriam mengatakan bahwa rasanya sangat menyenangkan untuk bebas dari peradaban modern. “Saya tidak bisa tidur di kota lagi, sangat mudah untuk tertidur ketika pikiran anda tenang di alam liar”

Women in the wild: A Story of Survival, Love and Self-Discovery

Wanita ini juga menulis sebuah buku tentang dirinya dan pengalaman suaminya di hutan belantara yang berjudul “Women in the wild: A Story of Survival, Love and Self-Discovery”. (red/funnews)