Ansar Ahmad Tandatangani MoU BBM Bersubsidi: Pastikan Ketersediaan Solar untuk Nelayan

cMczone.com – Pemerintah akan terus memberikan kemudahan akses kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar untuk para nelayan.

Dengan kemudahan ini, diharapkan para nelayan tidak akan kesulitan lagi memperoleh BBM solar bersubsidi.

Harapan tersebut disampaikan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, usai menyaksikan Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Penyederhanaan Prosedur Penyaluran BBM Bersubsidi untuk Nelayan, bertempat di Hotel Marriott, Kota Batam, Jumat (24/6/2022).

Penandatanganan MoU masing-masing dilakukan oleh perwakilan Kementrian Kelautan dan Perikanan, Pertamina Patra Migas, BPH Migas, Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad, Walikota Bitung, Bupati Sukabumi, Wakil Bupati Maluku Tengah, dan Bupati Cilacap yang diwakili oleh Asissten Ekonomi dan Pembangunan.

Baca Juga :   Ansar Ahmad akan Manfaatkan 'Gernas BBI': Suarakan Isu-isu di Kepri

Dikatakan Moeldoko, kegiatan kali ini memang dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan  penyaluran BBM solar bersubsidi bagi nelayan yang ada, agar mereka menerima solar bersubsidi secara benar dan tepat.

Hal ini mengingat persoalan BBM jenis solar bagi nelayan, banyak terjadi permasalahan. Mulai dari keberadaannya yang tidak tersedia, persoalan kelangkaan hingga permasalahan lain, seperti terlambat dan tidak tersedia stok di tempat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN).

“Kita tidak mau persoalan ini terus terjadi, terlebih hal ini terus menjadi isu yang berulang. Karenanya, kita hadir di sini duduk bersama untuk bisa segera mengakhiri persoalan ini,” tegas Moeldoko.

Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan diskusi yang menghadirkan pemateri dari Tenaga Ahli Utama KSP Alan Koroptan, Dirjen Perikanan Tangkap Kementiran Kelautan dan Perikanan Muhammad Zaini, Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurahman, dan Direktur Perencanaan PT Pertamina Patra Niaga Harsono Budi Santoso.

Baca Juga :   Dewi Kumalasari Dorong Pelaku UMKM Perempuan di Kepri 'Naik Kelas'

Terungkap dari hasil diskusi, bahwa saat ini ada kurang lebih 2,7 nelayan kecil yang tersebar di seluruh Indonesia.

Alan mengatakan, merekalah yang harus diprioritaskan untuk mendapatkan subsidi solar. Mengingat para nelayan inilah yang paling rentan menghadapi permasalahan solar bersubsidi.

“Hanya saja, kita perlu mendata jumlah nelayan kecil, khususnya yang memiliki kapasitas kapal tangkap di bawah 5 Gros Ton (GT). Mengingat  jenis kapal ini tidak diwajibkan berijin. Sehingga kita butuh data riil, berapa sebenarnya jumlah nelayan pemilik kapal di bawah 5 GT tersebut,” kata Alan.

Alan melanjutkan, ada pun untuk kepemilikan kapal ukuran 10 GT, 20 GT hingga 30 GT secara umum pun dikategorikan nelayan kecil juga, keberadaan mereka tidak terlalu kesulitan untuk mendapatkan solar bersubsidi. Karena memiliki kecukupan dana untuk membelinya.

Baca Juga :   Bintan Raih WTP Ke-11, Roby Kurniawan: Ini Hasil Kinerja Semua...

Namun demikian, pemerintah dan masyarakat tetap berharap, dengan berbagai kebijakan yang terus dilakukan, persoalan kelangkaan solar bersubsidi tidak terjadi lagi.

Apalagi dalam pertemuan kali ini mengusung tema ‘Gigih Layani Negeri Solusi bagi Rakyat’. Di mana kita saat ini telah mengeluarkan program Kartu Pelaku Usaha dan Perikanan (Kartu Kusaka) khusus bagi nelayan.

“Mudahan-mudahan, dengan program Kartu  Kusuka, para nelayan tidak akan kesulitan lagi mendapatkan BBM solar bersubsidi. Karena sasarannya adalah mereka nelayan kecil di bawah 5 GT, ” jelas Alan.

Editor: Budi Adriansyah