Hadiri Sertijab Wali Nagari Pandam Gadang, DPRD Fraksi Gerindra Khairul Apit Soroti Masalah Pupuk Yang Mengancam Petani

Cmczone.com- Anggota DPRD Kab Limapuluh Kota Khairul Apit hadiri acara Sertijab atas Wali Nagari terpilih Devi Surya di Kecamatan Gunuang Omeh Nagari Pandam Gadang (6/7). Sebagai anak nagari dan juga mantan Wali Nagari Pandam Gadang, pria yang akrab dipanggil ‘Pak De’ Apit (pak dewan -red) ini menyatakan akan aktif memberikan masukan kepada Nagari.

“Nagari harus bisa mensinergikan program-program nya terhadap agenda dan program yang dikerjakan Kabupaten, untuk itu sejak awal sinergi harus mulai dibangun dari bawah seperti pada musyawarah di jorong, musrenbang serta rapat-rapat penyusunan rencana kerja nagari,” Jelas nya.

Apit menilai bahwa hal dasar dalam pembangunan serta pengembangan nagari adalah perbaikan ekonomi masyarakat. Karena dengan baiknya ekonomi di masyarakat maka segala hal lain, baik pembangunan, pendidikan, serta pengembangan daerah akan mengikuti.

Baca Juga :   Bupati dan Wakil Bupati Limapuluh Kota Disinyalir "Pecah Kongsi" ? Masyarakat: Sayang Sekali, Bulan Madunya Singkat

Terkait Nagari Pandam Gadang yang 80% masyarakatnya adalah petani, maka perbaikan ekonomi tidak akan terjadi tanpa menyelesaikan persoalan yang dihadapi petani Pandam Gadang. Anggota DPRD Dapil 5 dari Fraksi Gerindra ini telah secara khusus mengkaji bahwa setidak nya ada 5 hal yang harus segera diselesaikan Nagari yaitu akses jalan, irigasi, pupuk, alat pertanian dan penyuluhan.

Dari 5 persoalan itu Apit mengaku sangat prihatin dengan peliknya masalah pupuk, yang dalam konteks saat ini sangat berpengaruh pada keberlangsungan kegiatan petani jeruk di Gunuang Omeh. Sebagaimana diketahui bahwa Gunuang Omeh telah ditetapkan sebagai kawasan pengembangan jeruk siam atau yang akrab disebut Jeruk Siam Gunuang Omeh (JESIGO).

Ia menjelaskan bahwa permasalahan pupuk ini sangat kompleks terutama pupuk bersubsidi. Dari mulai pengakomodiran nya yang sangat sedikit, tercatat bahwa hanya 34% petani Pandam Gadang yang mendapat program pupuk bersubsidi sementara sisahnya harus mencari keluar, mirisnya harga pupuk nonsubsidi pun melambung hingga lebih dari 100%. Sebagai contoh pupuk NPK Mutiara 16 yang kisaran harga awal Rp. 450rb/karung (50kg) kini melonjak bahkan lebih dari Rp 1jt di beberapa tempat.

Baca Juga :   Podiah !! Situjuah Batua, Nagari Pejuang Yang Terpilih Sebagai Nagari Ketiga Terbaik se Sumbar

Tidak selesai disana, distribusi pun sering terlambat atau dapat disebut tidak di waktu yang tepat sesuai siklus petani, bahkan Apit mengkritik kualitas pupuk yang buruk dibandingkan dengan pupuk nonsubsidi dari produk yang sama. “Apakah pupuk subsidi ini murah karena memang produknya yang berkualitas rendah?” tegas nya.

Oleh karena itu, Apit menyarankan untuk tidak terlalu bergantung dengan pupuk kimia. Ia melihat perlu diperbanyak program-program yang dapat menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhan petani secara mandiri.

Menanggapi hal ini Wali Nagari terpilih Devi Surya mengucapkan hal yang senada. Devi juga menjelaskan selain soal pupuk ini petani Pandam Gadang juga belum menemukan pestisida yang pas untuk hama tanaman jeruk.

Baca Juga :   Dalam Rangka Hari Bhayangkara ke 75, Wakapolres Merangin Datangi Dan Berbagi Pasien Covid 19 Yang Sedang Menjalani Isolasi Mandiri

Lebih jauh Devi menyatakan bahwa ia belum dapat berbicara banyak “Lebih jelasnya mungkin setelah RPJM dari pihak Nagari ini terbentuk baru kami akan melakukan kunjungan pada pihak-pihak terkait untuk mulai mencari solusi-solusi atas berbagai permasalah Kanagarian Pandam Gadang ini.” Ujar nya.

Devi pun berjanji akan lebih fokus pada program kegiatan yang dapat dikolaborasikan dengan DPRD dan Pemkab khususnya mengenai berbagai persoalan menyangkut pertanian dan perkebunan.

(cmczone : pache)