SK Pemberhentian Bamus 4 Periode di Tarantang, DPMD/N Bikin Malu Bupati Limapuluh Kota

Cmczone.com- Satu persatu Pejabat Tinggi Pratama pilihan Bupati Limapuluh Kota, Safarudin Dt.Bandaro Rajo mulai “menggerogoti” kepercayaan yang diberikan, terutama dalam Leadership dan Kredibilitas.

Bagaimana tidak, terjadinya tunda bayar, pemberhentian Pejabat Tinggi Pratama (Dinas Sosial) tanpa sebab, dll dan yang terbaru di anulirnya SK Pengangkatan Bamus 4 Periode Nagari Tarantang, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota.

Potret tentang tidak tepatnya Bupati Menunjuk Pejabat tinggi Pratama dalam sebuah organisasi sekelas OPD (Organisasi Perangkat Daerah), terbukti dengan sering gagapnya sang pejabat pilihan Bupati mengemban amanah sesuai Perundang undangan yang berlaku.

Problematika pengisian Bamus Nagari Tarantang awal tahun 2021 yang lalu hanyalah salah satu contoh “mbalelo” dan bikin malunya DPMD/N Limapuluh Kota menterjemahkan Permendagri dan UU Desa, hingga memaksa Bupati untuk menerbitkan SK Pemberhentian Anggota Bamus Nagari Tarantang Kecamatan Harau Periode 2021-2027, Nomor: 141/17/BUP-LK/II/2023, dengan demikian S/K tersebut menganulir SK Pengangkatan Bamus Tarantang 2021-2027, Nomor : 239 tahun 2021, tanggal 15 Juni 2021.

Baca Juga :   Deni Asra : HUT Kabupaten 50 Kota ke 183 Kita Jadikan Momentum Bersatu Untuk Maju

SK pemberhentian tersebut merupakan tindak lanjut dari LHP Inspektorat Nomor: 700/28/Insp.LK/LKHS/XI/2022, Tanggal 30 November 2022.

LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) tersebut terbit setelah dilakukan Verifikasi dan Klarifikasi terhadap bukti bukti dan data pendukung bahwa ada anggota Bamus Nagari Tarantang yang menjabat lebih dari 3 Periode (A/n Yanuar dan Yusrizal), sehingga bertentangan dengan Pasal 15 ayat (2) Permendagri Nomor 110 tahun 2016.

Kepala DPMD/N Limapuluh kota, Endra Amzar saat dikonfirmasi awak media mengatakan, “Secara singkat kami sampaikan, setelah adanya pemeriksaan dari inspektorat selaku APIP. DPMD/N melaksanakan hasil rekomendasi dari laporan hasil pemeriksaan khusus itu,” ungkapnya via whatsap kepada media ini.

Disamping itu, idiom idiom opini juga sudah sering menyeruak dari “pusat-pusat” informasi Jorong di Limapuluh Kota, yakni : lopau atau pajak atau kedai.

Baca Juga :   Marak nya Lomba Panjat Pinang Sebagai Tradisi Memeriahkan Hari Raya Idul Fitri 2022 di Desa Buluh Nipis

Pengamat politik dan kebijakan Pemda Limapuluh Kota sekelas lopau pun bisa meraba bahwa kebijakan Bupati dalam menunjuk seorang Komandan OPD bukan berdasarkan tentang Prestasi, layak atau kredibelnya, tapi kuat dugaan lebih kepada hal hal Politis dan kepentingan.

Begini kira kira rangkuman perdebatan “sengit” Mamak dan Kamanakan di suatu Lopau :

Mamak : “Makin lamo makin sulik iduk, nen pilihan awak lah ndak bisa pulo dihubungi le.”

Nakan : “Itu kan pilihan Mamak”

Mamak : “Nakan kan iyo pulo”

Nakan : “Dek mamak mamaso”

Mamak : “Baa dek omuah nakan konai Ota”?

Nakan : “Kalau nakan konai ota dek mamak lah biaso, tapi mamak konai ota pulo le dek timses, codiak nakan senek”.

Baca Juga :   Letakan batu pertama pembangunan masjid ali Imran darussalam , bupati harapkan segera rampung

Akhirnya Mamak menasehati Kamanakan, “bisuak ko ati-ati kito miliah le, jan nomuah juo konai opok sajo, bukti e kini, bukan nyo lobiah baik, malah tambah amburadul, ditambah pulo ndak bisa dihubungi le..”, yang di aminkan oleh sang kanakan sambil tersenyum kecut.

 

Tim