Catalunya Tunda Deklarasi

Catalunya,(cMczone.com) – Presiden Catalunya, Carles Puigdemont berencana menggelar pembicaraan tentang deklarasi kemerdekaan dengan Pemerintah Spanyol. Sebagaimana diketahui meski hasil referendum menunjukkan, 90 % dari 2,26 juta rakyat Catalunya memilih merdeka, Spanyol belum bersedia melepas wilayah yang menyokong sekitar 19% perekonomian Negeri Matador itu.

Puigdemont menyatakan pembicaraan tersebut, dimaksudkan sebagai negosiasi untuk memudahkan Catalunya merdeka dari Spanyol. Referendum Catalunya ini telah menyebabkan Spanyol mengalami krisi politik terburuk sejak 4 dasawarsa terakhir.

“Kami mengusulkan untuk menunda deklarasi kemerdekaan tersebut. Hal ini dilakukan agar kami bisa bekerja untuk menunjukkan hasil referendum. Tapi hari ini kami memberi isyarat tentang bentuk pertanggungjawaban dengan mendukung dilangsungkannya dialog,” kata Puigdemont kepada anggota parlemen Catalunya.

Baca Juga :   Usaha Perebutan Kota Raqqa Dari Kelompok ISIS

Sementara itu, Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy telah menolak usulan negosiasi dari pihak separatis Catalunya sampai rencana pemisahan diri secara definitif dibatalkan. Sejauh ini, PM Rajoy konsisten mengambil sikap keras tentang penolakan kemerdekaan Catalunya demikian sebagaimana dilansir dari Independent, Rabu (11/10/2017).

Sebelumnya, pemungutan suara referendum pada 1 Oktober berakhir ricuh saat polisi nasional Spanyol menahan surat suara dan membubarkan tempat pemungutan serta para pemilihnya. Para pakar politik mengaku khawatir jika Catalunya nekat mendeklarasikan kemerdekaan maka hal ini akan memaksa PM Rajoy untuk memilih opsi nuklir atau tindakan tegas lainnya untuk menghentikan pemisahan diri tersebut.

Pemerintah Spanyol mungkin saja untuk mengambil kontrol administratif untuk mencabut kekuasaan yang kini dipegang para penguasa Catalunya. “Hal ini akan membuat krisis semakin buruk. Ini akan menciptakan perang saudara dan kasus pembangkangan sipil,” terang senior Kebijakan Politik di di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa, Josef Janning.

Baca Juga :   Putra Presiden Tertuduh Pengiriman Narkotika

Sementara itu, Presiden Uni Eropa (UE), Donald Tusk juga telah meminta Puigdemont untuk menahan diri dan meminta Pemerintah Spanyol untuk mau berdiskusi.

“Keanekaragaman seharusnya tidak perlu menimbulkan konflik yang konsekuensinya jelas akan buruk bagi orang Catalunya, warga Spanyol dan seluruh Eropa. Oleh karena itu harus ada mediasi secara internasional,” tutur Tusk.

Wilayah Catalunya memang memiliki bahasa serta budaya sendiri dan berbeda dengan sebagian besar wilayah Spanyol lainnya.