cmczone.com- Pawai obor pada malam takbir yang telah lama tidak dilaksanakan dalam setiap malam takbiran hari raya idul Fitri maupun hari raya idul adha menjadi adat dan tradisi yang telah dilakukan selama kurun tahun ke tahun di Desa Mak Teduh , kecamatan Kerumutan kabupaten Pelalawan.(02/05/2022)
Pawai obor ini dilaksanakan untuk memeriahkan acara hari raya yang telah ditetapkan pada tanggal 2 Mei 2022 oleh majelis ulama Indonesia, dan turut dihadiri oleh Kepala Desa Mak Teduh bapak Suryadi SE, beserta jajaran aparat Pemerintahan Desa yang ikut Memeriahkan.
Pada lebaran tahun ini dilakukan dengan arak-arakan obor dimulai dari masjid dan dilakukan menggelilingi kampung yang berlokasi di dusun 2 Pematang tengah, yang mana dalam iring-iringan ini para rombongan membawa obor di masing-masing tangan serta membawa berupa pengeras suara untuk melantunkan takbir.
Tujuan diselenggarakannya pawai obor ini untuk memeriahkan acara penyambutan hari raya idul Fitri yang dimeriahkan oleh beberapa Masyarakat dengan membuat pelita atau obor di sepanjang jalan kampung.
“Saya pikir kegiatan seperti cukup positif bagi anak-anak ataupun masyarakat kalangan umum dimana dapat meningkatkan rasa solidaritas serta kerja sama dan kekompakan di kalangan masyarakat. Kegiatan seperti ini harus selalu dilakukan kalau perlu nantinya kegiatan ini kita adakan dengan agenda agenda yang lebih konseptual” ujar kakanda Suryadi SE, Selaku Kepala Desa Mak Teduh.
Kegiatan ini dimulai Setelah selesai nya melantunkan takbir di masjid, ditutup dengan kegiatan penipuan kembang api dan foto bersama, yang mana untuk kegiatan ini masyarakat saling bahu membahu mengeluarkan ide serta kreativitas nya dalam penyambutan bulan Syawal ini sebagai bentuk suka cita masyarakat.
Tentang pawai Obor
Pawai Obor adalah kegiatan mengarak obor dengan melantunkan Kalimat takbiran yang mana dilakukan secara bersama sama oleh masyarakat dimulai dari masjid Al-Ikhlas Pematang tengah diakhiri di lapangan sepakbola Dusun dua Pematang tengah.
Secara umum kegiatan pawai obor ini di khususkan untuk orang-orang tua yang tidak bisa lagi melangkah kan kaki untuk ikut takbir, sehingga mereka juga bisa merasa kan nuasa hari raya dengan gema gema takbir yang dilakukan di sekeliling kampung.
Penulis: Putra Samporna
