Dugaan “Konspirasi” Halangi Nayyara, Sang Juara SD Untuk Kembali Berprestasi di Ajang O2SN?

Cmczone.com- Dugaan “konspirasi” halangi Nayyara Okrafeli Harianto sang Juara Karate untuk kembali berkompetisi justru datang dari Kepala Sekolah dan Guru PJOK (Honor) FS SDN 02 Mungka tempat sebelumnya tempat “sang juara” menuntut ilmu.

Nayyara Oktarefli Harianto merupakan buah hati dari pasangan Feri Harianto dan Yeli Gustina yang beralamat di Jorong Mungka tengah, Nagari Mungka Kecamatan Mungka.

Nayyara merupakan atlet usia muda binaan Forki Limapuluh Kota yang berprestasi di tingkat daerah dan Provinsi Sumatera barat, hingga menjadi perwakilan Sumatera Barat untuk berlaga di Ajang Nasional pada 2022 yang lalu.

Ini gelimang prestasi yang pernah Nayyara torehkan, sangat membanggakan daerah (Limapuluh Kota) :


-Juara 1 Kumite : Kejurda 2021
-Juara 2 Kata : Kejurda 2021
-Juara 2 : O2SN Sumbar 2021
-Juara 2 : O2SN Sumbar 2022
-Juara 1 Kumite. : Kejurprov 2022
-Juara 1 Kata : Kejurda Lemkari 2021
-Juara 1 Kumute : Bintang Kopa 2022
-Juara 1 Kata : Bintang Kopa 2022
-Utusan Sumbar :O2SN Tingkat Nasional 2022
-dst..

Baca Juga :   Gerak Cepat Pemko Atasi Gunung Sampah Depan UNAND Payakumbuh

 

Kronologis dugaan “konspirasi” untuk “menyingkirkan” Nayyara datang saat guru PJOK (FS) menyampaikan informasi kepada Nayyara (masih Siswi SD 02 Mungka) bahwa peserta seleksi 02SN dibatasi hanya untuk kelahiran 1 Januari 2012 keatas, padahal Juknis (Petunjuk Tekhnis) dan Juklak (Petunjuk Pelaksana) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekhnologi (Kemendikbud-Ristek) RI belum lagi keluar.

Tapi sang guru PJOK (FS) sudah menyampaikan bahwa rapat dengan Korwil, Ketua KKG PJOK, Kepala Sekolah serta Guru Guru PJOK se Kecamatan (Mungka) yang berlangsung di SDN 01 Mungka pada akhir Januari 2023, bahwa peserta seleksi hanya untuk siswa/i SD yang lahir pada 1 Januari 2012 keatas, padahal Nayyara kelahiran Oktober 2011.

Informasi tersebut tentu membuat galau kedua orang tua Nayyara, hingga sempat membuat Nayyara drop.

Sang ibunda berinisiatif untuk mencari perbandingan informasi ke Kecamatan lain (Payakumbuh dan Guguak), maka didapatlah keterangan bahwa belum ada keputusan dari 2 Kecamatan tersebut karena masih menunggu Realese Juknis dan Juklak dari Kemendikbud-Ristek RI.

Baca Juga :   46 Miliar Dana Covid-19 Tahun 2020 Disalahgunakan, Pansus Covid-19 Rincikan ini

Mendapatkan Informasi yang berbeda, tanpa pretensi macam macam akhirnya kedua orang tua Nayyara akhirnya memindahkan Sekolah Nayyara, Walau jarak lebih jauh, dari SDN 02 Mungka (jarak ± 100 meter dari rumah) Kecamatan Mungka ke SDN 05 Guguak VII Koto Talago yang jaraknya dari rumah Nayyara ± 3 Km, yang untungnya diterima dengan tangan terbuka,

Alasan utamanya adalah dengan harapan Nayyara yang sudah berlatih Karate sejak TK untuk bisa ikut Seleksi 02SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional).

NAYYARA dan kedua orang tuanya sekarang sudah agak lega karena sudah bisa mendaftar menjadi atlet peserta seleksi 02SN di Kecamatan Guguak, walau masih meninggalkan tanya yang belum terjawab tentang alasan SDN 02 Mungka untuk “menghalangi” Nayyara ikut seleksi, Selamat Berjuang Nay….!

Juknis dan Juklak dari Kemendikbud-Ristek sudah Realese pada 16 Februari 2023, disana tercantum peserta seleksi 02SN tingkat SD adalah Siswa/i yang kelahiran 1 Januari 2011.

Baca Juga :   Kontinuitas BLD Musangking RKN Berlanjut Ke Nagari Sarilamak Dan Lubuak Batingkok

Media ini mencoba melakukan konfirmasi kepada Kepala Sekolah SDN 02 Mungka, Def dan Guru PJOK, FS tentang pindah haluannya Nayyara ke Kecamatan lain.

Keduanya kompak menjawab seraya membela diri,
“Benar kami menyampaikan bahwa Peserta Seleksi O2SN di Kecamatan Mungka dibatasi untuk siswa yang lahir 1 Januari 2012 keatas, tapi kami sampaikan itu sementara” kilah mereka.

 

Seperti kita ketahui bahwa kabupaten Limapuluh kota sangat kering akan atlet atlet berprestasi sejak dahulu, disaat muncul bakat bakat potensial seperti Nayyara, seharusnya pihak sekolah dan Pemerintah daerah (Limapuluh Kota) bukan saja harus bangga, tapi semestinya harus berinisiatif untuk melindungi dan mengembangkan bakat sang atlet untuk lebih berprestasi, bukannya malah ada dugaan ‘konspirasi’ untuk menghalanginya.

Bravo Olahraga !
Bravo Forki Limapuluh Kota !
Bravo Nay….!

(Soe-crie)