‘KEHAMPAAN HAK” Masyarakat Adat VS Perusahaan Sawit

cMczone.com – Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas Riau bersama yayasan obor melaksanakan launching buku dan diskusi buku yang berjudul KEHAMPAAN HAK, kegiatan diskusi ini melibatkan berbagai elemen masyarakat antara lain mahasiswa, pers, peneliti, lembaga bantuan hukum, civitas akademik  dan budayawan, serta menghadirkan masyarakat adat yang terdampak yaitu suku talang mamak, dalam bedah buku kali ini fisip universitas Riau menyajikan diskusi interaktif dalam perspektif bidang ilmu yang dinamis.

Diskusi buku KEHAMPAAN HAK, masyarakat versus perusahaan sawit di Indonesia yang dihadiri  dan diinisiasi oleh Wakil Dekan III Dr. Saiman Pakpahan  selaku moderator, penulis buku Prof. Ward B penulis dan peneliti senior dari Leiden selaku narasumber, dan sebagai pembahas Bambang putra Hermansyah universitas Riau, kegiatan yang dilaksanakan pada hari Selasa (29/08/2023) bertempat di ruang Rapat DPH gedung dekanat Universitas Riau lantai II.

Baca Juga :   Harimau Sumatera Memakan Rumput Di Medan, Ini Kata Dokter Hewan?

Kegiatan diskusi diawali penuh khidmat dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama, dilanjutkan dengan persembahan seni dan budaya dari sanggar selembayung yang menampilkan atraksi teatrikal yang sangat menyentuh peserta dan undangan yang hadir aksi seni yang merefleksikan seorang masyarakat yang terdampak Dengan hadirnya perusahaan sawit yang membuat seseorang masyarakat kehilangan haknya tanahnya bahkan kemerdekaan dalam keadilan hukum yang dirasakan masyarakat adat sebagai bentuk budaya kolonialisme birokrasi kapitalisme yang melekat dan menjajah mereka. Diskusi yang melibatkan berbagai bidang ilmu baik dari aspek sosiologi antropologi dan seni menjadikan diskusi kali ini menjadi dinamis dan mempunyai ruh tentang kondisi masyarakat yang kehampaan haknya.

Diskusi yang dihantarkan oleh Dr. Saiman Pakpahan selaku moderator membawa narasumber dan peserta yang hadir dalam diskusi dan argumen dan pertukaran informasi, antara narasumber dan peserta dalam berbagai perspektif permasalahan yang terjadi di Riau dengan komparasi hasil penelitian yang disajikan penulis dan narasumber pada bedah buku terkait “kehampaan hak” yang mana penelitian yang disajikan dalam buku peneliti membahas bagaimana perusahaan, pemerintah menjadi musuh masyarakat  adat yang akhirnya berujung  pada permasalahan hukum dan permasalahan administrasi, melihat banyaknya perspektif dan kesamaan sudut pandang terkait permasalahan yang terjadi yang dikupas dalam buku hasil penelitian Prof. Ward menjadi tambahan referensi dan informasi baru bagaimana permasalahan yang terjadi  pada masyarakat adat yang ada di Indonesia, dan bagaimana kondisi masyarakat adat yang berhadapan sebagai lawan bagi perusahaan, dan ketidakberpihakan pemerintah serta tidak adanya kepastian hukum terhadap mereka. Dalam diskusi yang menghadirkan masyarakat adat yang terdampak terhadap perusahaan sawit mereka menyampaikan kondisi yang terjadi pada mereka, masyarakat adat dari talang Mamak yang hadir juga menyampaikan kepada narasumber dan civitas akademika fisip universitas Riau yang telah menerima mereka dan mendengar apa yang menjadi permasalahan mereka dalam bentuk diskusi dan dialog yang menjadi harapan mereka.

Baca Juga :   H-3 Lebaran, Hilal TPP ASN Kab. Limapuluh Kota Tertutup Awan Gelap, Khairul Apit : Kejam

Dari dialog dan diskusi yang ditaja Dr. Saiman Pakpahan selaku moderator menyampaikan esensi dan substansi dari kegiatan; diskusi buku “Kehampaan Hak” masyarakat versus perusahaan di Indonesia hendaklah  menjadi penggerak pemicu kita dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat baik dalam bentuk tindakan melalui program akademik, tulisan dan bantuan maupun program pemberdayaan yang sinergis dari para pendidik dan mahasiswa yang dapat membantu mereka yaitu masyarakat adat agar berdaya dan teguh dalam sikap dalam menjaga dan melestarikan budaya yang menjadi hak mereka gua menjalani dan mencukupi hidup, yang mana mereka mengatakan bahwa sungai adalah ibu, hutan adalah bapak yang mana hutan dan sungai adalah tempat mereka hidup dan mencari makan. (BH)