PMI dan Human Trafficking Perhatian Khusus Pemprov Kepri

Tanjungpinang, cMczone.com – Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad, memimpin rapat koordinasi (rakor) melalui video conference dari Ruang Rapat Utama, Lantai 4, Dompak, Kota Tanjungpinang, Senin (3/1/2022).

Rakor yang merupakan tindak lanjut dari rapat bersama petinggi BNPB pada Kamis (30/12/2021) ini membahas Human Trafficking dan Penambahan Tempat Karantina Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kota Batam.

Rakor diikuti secara langsung oleh Pj Sekdaprov Lamidi, Asisten I Raja Hery Mokhrizal, Asisten II Syamsul Bahrum, Kadis Kesehatan M Bisri, Wakahar Satgas Covid-19 Tjetjep Yudiana, dan Kaset Satgas Covid-19 M Darwin.

Sedangkan hadir secara daring Kabinda Kepri Riza Celvian Gumay, Danrem 033/WP diwakili Kasrem, Kapolda Kepri diwakili Ditpolairud, Walikota Batam diwakili Setdako Batam, serta perwakilan Karantina Pelabuhan Batam dan Bapelkes Batam.

Baca Juga :   Pemprov Kepri Dukung Penuh Perguruan Tinggi di Kepri untuk Turunkan Angka Stunting

Ansar mengawali arahannya menjelaskan, bahwa karantina untuk PMI yang sejak ada kebijakan karantina selama 10 hari bahkan akan diperpanjang menjadi 14 hari bagi pendatang dari luar negeri ke wilayah Indonesia termasuk PMI ke Kota Batam, maka memang kondisi karantina terpadu baik di rumah susun (rusun) maupun tempat lain sudah hampir tidak memadai.

“Dalam pertemuan sebelumnya dengan BNPB, Asrama Haji sudah bisa digunakan untuk karantina terpadu, dan Bapelkes Batam dicadangkan untuk antisipasi lonjakan,” ungkap Ansar.

Namun sebelumnya, menurut Ansar, Asrama Haji hanya dapat digunakan sebagai sarana transit saja. Permasalahannya ada pada kurangnya tenaga kesehatan dan Satgas.

“Seharusnya, ini dapat diantisipasi lebih awal. Untuk itu setelah ini, saya minta Kadis Kesehatan serta Wakahar Covid-19 bertemu Kasrem untuk membahas tenaga apa saja yang diperlukan dan berapa kebutuhannya, termasuk tenaga kebersihan. Rasionalisasikan itu dan harus dipenuhi,” ujar Ansar.

Baca Juga :   Ansar Ahmad Tinjau RSUD EHD Tanjung Uban: Gesa Perubahan Status RSUD EHD menjadi RSKJ Provinsi Kepri

Ansar menegaskan, agar Asrama Haji sesegera mungkin dapat digunakan untuk memecah kemungkinan di rusun-rusun yang sudah overload. Supaya dapat menjawab permasalahan, ketika berakhir masa karantina, justru banyak yang positif hasil PCR-nya, dengan indikasi Interaksi yang menyebabkan itu.

“Bapelkes juga dihitung kapasitasnya, jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Kita akan membahas kemungkinan menambah cadangan kapasitas sampai 3000-an. Hotel-hotel melati kalau bisa juga akan kita kontrak dan dipakai sebagai karantina terpadu, bukan karantina mandiri. Jadi sewaktu-waktu melonjak kita akan siap,” pinta Ansar.

Setelah membahas kapasitas karantina, Gubernur Kepri membahas antisipasi PMI ilegal, baik yang masuk maupun yang keluar. Karena menurut Ansar, ini sudah menjadi masalah yang berlarut-larut.

Baca Juga :   Usai Nataru Kasus Covid-19 di Kepri Naik? Ini Penjelasan Ansar Ahmad

“Saya harap, semua kompak menjaga ini, karena sudah menjadi perhatian khusus dari pemerintah pusat. Untuk itu, kita akan menyurati pemerintah pusat mengenai permohonan pengawasan yang lebih ketat serta kebijakan pintu masuk PMI,” kata Ansar.

Pada rapat tersebut juga dikemukakan gagasan untuk pembentukan Satgas Khusus PMI ilegal demi mengantisipasi akibat-akibat buruk yang ditimbulkan.

Karena menurut Ansar, jika semua sektor dapat menjadi mata negara terhadap PMI ilegal, maka akan meminimalisir PMI ilegal sampai ke akarnya.

Editor: Budi Adriansyah