Pemilu; Konten Memalukan Yang Harus Segera Diperbaharui

Imsardi Harahap

Kader HMI Komisariat Fasih UIN

Perhelatan kontestasi politik 2024 sudah dimulai jauh sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan jadwal pencalonan serta agenda-agenda penting berikutnya. Seluruh komponen baik Peserta Pemilu maupun peserta pemilih telah menyiapkan IDEOPOLSTRATAK-nya (Ideologi, Politik, Strategi, dan Taktik) masing-masing.

Masih segar diingatan kita semua bagaimana Pemilu serentak 2019 secara brutal membagi rakyat Indonesia menjadi dua bagian; Kampret dan Cebong. Perdebatan bukan hanya ada di Forum yang disediakan secara resmi oleh KPU, forum-forum diskusi Formal dan Informal baik di dalam Gedung maupun di meja-meja kopi yang diisi oleh berbagai kalangan, melainkan sampai ke dalam rumah-rumah warga, suami-istri berdebat dan memiliki dalih masing-masing mengenai calon yang ia anggap lebih baik dari kandidat yang lain.

Baca Juga :   Berawal Dari Hobi Menjadi Profesi

Keterbelahan di Tengah Masyarakat yang terbagi menjadi 2 golongan itu dikarenakan adanya 2 Pasangan Capres dan Cawapres. Nah di Pemilu 2024 KPU telah menetapkan ada 3 Capres dan Cawapres, tentunya peluang terjadinya keterbelahan menjadi 3 bagian Masyarakat sangat terbuka lebar.

Hari ini rakyat Indonesia Kembali mengalami keterbelahan yang diakibatkan oleh perbedaan pandangan politik dan masing-masing tentunya telah mengerucut ke salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang didukungnya. Yang Syukur alhamdulillahnya sejauh ini belum ada sebutan-sebutan sensitif yang dapat menjadi pemicu saling untuk saling menghina diantara golongan/kelompok pendukung masing-masing.

Baru saja (Selasa, 12/12/23) masyarakat Indonesia diberikan tontonan yang menurut saya kurang menarik jika melihat debat Capres sebagai ajang untuk melihat kedalaman Visi dan Misi, menguji pikiran apalagi menilik lebih dalam mengenai cara pandang dan langkah konkret dalam menangani seluruh problematika yang sangat Kompleks di negeri ini.

Baca Juga :   Adab Menentukan Sikap

Debat yang harusnya dapat menjadi ajang para Capres untuk meyakinkan masyarakat dalam menentukan pilihannya, justru malah dijadikan sebagai forum saling serang menyerang oleh Sebagian Capres. Setidaknya ada 3 bagian dari kacamata saya pribadi; Berbicara Gagasan dan didasari dengan data yang jelas – Arogansi, ketidakpahaman terhadap pokok persoalan/pembahasan dan terus menerus mendewakan pak Lurah – Sentimen dan focus membahas kesalahan capres lain.

Semoga di agenda debat berikutnya ada evaluasi dari seluruh capres, sehingga mampu memberikan tontonan yang bermanfaat dan lebih bisa menarik simpati Masyarakat Indonesia, tentunya bukan hanya dengan buaian manis kebohongan.

Tampilan baliho dan seluruh konten capres harusnya sesuai dengan realita, bukannya malah jauh berbeda.

Baca Juga :   Kerja Keras, Kerja Cerdas dan Tangan Dingin Ansar Ahmad

Secara pribadi, dengan penuh percaya diri saya meyakini bahwa seluruh elemen Masyarakat menginginkan pemilu dapat terlaksana dengan Jujur, adil, khidmat tanpa perpecahan, dan mendapatkan pemimpin baru yang layak dan pantas untuk memimpun dan membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi.